Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2023

PDRI (Pemerintahan Darurat Republik Indonesia)

Gambar
    Agresi militer dilancarkan oleh tentara Kerajaan Belanda untuk kedua kalinya dalam upaya merebut Ibu Kota RI di Yogyakarta. Serangan itu dilakukan pada pada tanggal 19 Desember 1948 dengan sasaran pertama lapangan terbang Maguwo (Lanuma Adisucipto). Beberapa jam kemudian tentara Belanda berhasil menduduki kota Yogyakarta dan menangkap beberapa pemimpin Indonesia, termasuk Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta. Serangan ini merupakan pelanggaran terhadap Perjanjian Renville yang ditandatangani tanggal 17 Januari 1948 antara pemerintah RI dan kerajaan Belanda. Sebelum ditangkap Presiden Sukarno memberikan mandat kepada Menteri Perekonomian RI Mr. Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk pemerintahan darurat. Kalau tidak mungkin supaya Menteri Keuangan Mr. A.A. Maramis yang sedang berada di luar negeri untuk menggantikan Mr. Syafruddin tersebut   Pada tanggal 27 Desember 1948, Presiden Sukarno, Sutan Sjahrir dan H. Agus Salim diasingkan ke Bras...

Berdirinya Persatuan Guru Hindia Belanda Pada Tahun 1912

Gambar
  Pada 1912, berdiri persatuan organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belanda dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). PGHB beranggotakan kepala sekolah, guru bantu, guru desa, sampai perangkat sekolah lainnya. Tujuan didirikannya PGHB saat itu adalah untuk memperjuangkan nasib para anggota walaupun dengan latar pendidikan yang berbeda-beda. Kebanyakan dari guru tersebut bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua dengan latar belakang pendidikan yang beragam. Sekolah-sekolah tersebut menggunakan bahasa daerah ditambah bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar.  Perbedaan status, pangkat, hingga latar belakang pendidikan membuat PGHB sulit untuk memperjuangkan nasib anggotanya.  PGHB yang   unitaristik berkembang pada masa itu dan   memicu munculnya organisasi-organisasi guru baru, yaitu Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Ambachtsschool (PGAS), Perserikatan Guru Desa (PGD), Hogere Kweekschool Bond (HKSB), Perserik...

Agresi Kedua (19–20 Desember 1948)

Gambar
Setelah mengabaikan usulan kompromis yang ditawarkan oleh pemerintahan Hatta, pada tanggal 17 Desember 1948 Belanda mengeluarkan ultimatum supaya pemerintah Republik menyetujui semua proposal yang diajukan Belanda dalam waktu delapan belas jam. Mereka sadar bahwa pemerintah Republik tidak akan mampu memberikan tanggapannya dalam waktu sesingkat itu. Pada tanggal 18 Desember 1948 malam Belanda secara secara sepihak menyatakan pembatalan perjanjian gencatan senjata sebagaimana tercantum dalam perjanjian Renville. Tidak sampai sepuluh jam kemudian, yakni dinihari tanggal 19 Desember 1948,   militer Belanda melancarkan serbuan militer terhadap Republik Indonesia (Wardaya, 2008 : 66-67). Pembatalan Belanda atas perjanjian Renville diterima di Yogyakarta pada pukul 05.30 pagi.   Serangan pesawat pembom Belanda buatan Amerika menyerang pangkalan udara terdekat. Setelah kekuatan pertahanan dihabisi dengan bom dan luncuran roket sekitar satu jam, 900 pasukan payung Belanda dite...