Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Sidang-sidang KNIP

  Pembentukan KNIP didasarkan pada keputusan sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pada sidang itu ditegaskan bahwa pekerjaan Presiden untuk sementara waktu dibantu oleh sebuah Komite Nasional. Keputusan itu dicantumkan pada Pasal IV Aturan Peralihan UUD 1945. Anggota KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) berjumlah 137 orang dan dilantik oleh Sukarno pada tangal 29 Agustus 1945 di Gedung Permusyawaratan Golongan Bangsa-Bangsa di Jl. Gambir Selatan No.10 Jakarta.   Dalam pelantikan itu, Sidang KNIP memiilih pengurus yang terdiri atas : Mr. Kasman Singodimedjo sebagai Ketua, Soetardjo sebagai Wakil Ketua I, Mr. Latuharhary sebagai Wakil Ketua II , Adam Malik sebagai Wakil Ketua III. Selama periode KNIP, ada lima kali sidang pleno. 1.        Sidang pleno pertama dan kedua diadakan di Jakarta. Sidang pleno pertama, 16-17 Oktober 1945, menghasilkan keputusan untuk mengirim surat kepada Presiden, yang kemudian dijawab oleh Wakil Presiden dengan ...

Sudjojono dan PERSAGI

Gambar
  Sudjojono lahir   di kawasan perkebunan di bagian utara Sumatra dan dididik di sekolah dasar Belanda. Nilai dan pandangan majunya membuatnya menjadi seniman berpengaruh sejak mendirikan PERSAGI sampai akhir pendudukan Jepang. Selama masa itu ia mengarahkan perjalanan gerakan seni Indonesia baru.   Pada tahun 1949 , kritikus seni Trisno Sumardjo menyebutnya sebagai Bapak Seni Modern Indonesia. Sudjojono menulis : “Para pelukis Indonesia ! Jika masih ada darah seniman yang mengalir dalam hatimu yang membawa ilham dewi seni kepadamu, tinggalkan dogma turistik daripadamu. Patahkan rantai yang mengikat kebebasan dalam darahmu.” Pada tahun 1938, Sudjojono bersama Agus Djaja mendirikan PERSAGI untuk membangun sebuah pandangan pribadi seniman yang hidup dalam lingkungan tertentu, sehingga karyanya dapat mengungkapkan gagasan budaya yang mencirikan sebuah bangsa. PERSAGI berupaya menghubungkan karya seni dengan cita-cita bangsa. Gagasan ini secara langsung mencerminkan per...

Affandi Maestro Seni Rupa

Gambar
Affandi   (lahir di Cirebon) tidak belajar seni pada lembaga akademis. Awalnya ia menjadi model pada sebuah studio yang dimiliki oleh seorang seniman Italia di Bandung dan melalui pengalaman ini ia mengusasai teknik melukis model.Sambil belajar melukis ia bekerja untuk keluarganya, sepuluh hari dalam sebulan. Gaya Affandi adalah emosional dan ekspresionis. Ia meniadakan penggunaan kuas dan menggunakan cat langsung di atas kanvas dengan tangannya. Ia merasa bahwa melukis dengan teknik pencetannya –yang terkenal itu—ia    ia dapat mengungkapkan kedalaman kemanusiaan yang tersembunyi melalui seni. Seni   Affandi dapat digambarkan sebagai ungkapan perasaan kemanusiaan. Ia mempercayai rasa kemampuan pengamatannya untuk menggambarkan alam dan misteri kehidupan di dalam karyanya. Ia melukiskan kehidupan secara nyata, namun dengan spontanitas dan rasa kasih. Ia memusatkan perhatian terutama pada kesederhanaana, keterusterangan, dan “kekuatan dalam” masyarakat biasa dal...