Affandi Maestro Seni Rupa
Affandi (lahir di Cirebon) tidak belajar seni pada lembaga akademis. Awalnya ia menjadi model pada sebuah studio yang dimiliki oleh seorang seniman Italia di Bandung dan melalui pengalaman ini ia mengusasai teknik melukis model.Sambil belajar melukis ia bekerja untuk keluarganya, sepuluh hari dalam sebulan.
Gaya Affandi adalah emosional dan ekspresionis. Ia meniadakan penggunaan kuas dan menggunakan cat langsung di atas kanvas dengan tangannya. Ia merasa bahwa melukis dengan teknik pencetannya –yang terkenal itu—ia ia dapat mengungkapkan kedalaman kemanusiaan yang tersembunyi melalui seni.
Seni Affandi dapat digambarkan sebagai ungkapan perasaan kemanusiaan. Ia mempercayai rasa kemampuan pengamatannya untuk menggambarkan alam dan misteri kehidupan di dalam karyanya. Ia melukiskan kehidupan secara nyata, namun dengan spontanitas dan rasa kasih. Ia memusatkan perhatian terutama pada kesederhanaana, keterusterangan, dan “kekuatan dalam” masyarakat biasa dalam perjuangan mereka mengatasi kemiskinan. Pandangan ini didasarkan pada apa yang disaksikannya selama pemerintahan kolonial dan pendudukan Jepang serta pengamatan selama keliling India.
Berorganisasi
Pada tahun 1940, Affandi dan teman-temannya, yakni Barli, Sudarso, Wahdi, dan Hendra Gunawan, bergabung dalam “Kelompok Lima Pelukis” di Bandung. Selama pendudukan Jepang, ia membantu Sudjojono di POETERA. Affandi kembali ke Yogyakarta pada tahun 1946 dan membantu mendirikan Seniman Masyarakat yang kemudian berubah menjadi Seniman Indonesia Muda yang dipimpin Sudjojono. Pada tahun 1947 Affandi dan Gunawan menarik diri dari perkumpulan ini dan bersama Sudarso, Sudiardjo, Sasongko, Kusnadi, Kerton dan Trubus membentuk perkumpulan baru Pelukis Rakyat , untuk memberikan latihan seni kepada angkatan muda. Meskipun demikian , pada tahun 1950, ia dan beberapa pelukis lain meninggalkan Pelukis Rakyat yang dimanipulasi secara politis oleh LEKRA, front komunis untuk kegiatan budaya. Affandi kemudian mendirikan Pelukis Indonesia.
Keliling Eropa dll.
Tahun 1948 Affandi kembali ke Jakarta dan bersama beberapa rekan mendirikan Gabungan Pelukis Indonesia. Pada tahun 1949 ia mengadakan pameran keliling India atas bantuan pemerintah India. Awal tahun 1950-an ia melanjutkan pameran keliling Eropa, diikuti dengan kunjungan singkat ke Brazil tahun 1953, serta mengunjungi AS tahun 1967.
Pengalaman di luar negeri memperluas pandangannya dalam seni dan memenuhi apa yang selalu ia rancang untuk dilakukan –yakni menilai suasana seni kontemporer Indonesia dari sudut pandang sebuah bangsa yang meneguhkan kemerdekaannya (Kusnadi, Affandi Sebuah Gejala Tersendiri dalam Indonesian Heritage, Jakarta, 2002 : 54-55).
Belakangan Affandi juga membuat karya grafis supaya lebih banyak masyarakat dapat membeli karyanya. Agar karya-karyanya terpelihara dan terabadikan , Affandi membangun museumnya sendiri di Yogyakarta.
Komentar
Posting Komentar