Pertempuran dalam Kota Bandung.
Sebagai hasil sebagai hasil provokasi Belanda, konflik antara Inggris dan para pejuang meruncing, mengakibatkan tidak adanya kompromi di antara kedua belah pihak. Oleh karena itu para pejuang menghalanghalangi Inggris yang akan membebaskan interniran dan tentara Jepang yang masih belum dilucuti. Sikap tersebut menyebabkan pasukan Inggris menyerbu markas pejuang secara besar-besaran. Serbuan ini terutama diarahkan terhadap markas pejuang yang terletak di daerah interniran dan tentara Jepang yang belum dilucuti.
Minggu 2 Desember 1945 pukul 10.00, Inggris berencana untuk membebaskan penduduk interniran di daerah Lengkong dan mengerahkan persenjataan berat ke daerah tersebut. Akibatnya terjadilah pertempuran besar di daerah Turn Dorp atau Lengkong.
Mengutip laporan Palang Merah Indonesia (PMI) saat itu, pertempuran
sengit itu menyebabkan sekitar 84 orang gugur sebagai pahlawan, 181 orang luka
berat dan 44 orang luka ringan. Salah satu pahlawan yang gugur adalah Soegiarto
Koento. Mahasiswa Kogyo Daigaku (Institut Teknologi Bandung). Pria kelahiran
Bandung, 15 Juni 1925, itu gugur dalam pertempuran saat mempertahankan Jembatan
Baru yang terbentang melintasi Sungai Cikapundung (Seputarbandung.blogspot)
Pesawat pengebom Inggris membombardir daerah Lengkong Besar dan Lengkong Tengah. Rumah-rumah dan gedung-gedung besar hancur berantakan, puluhan nyawa penduduk sipil melayang. Pengeboman tersebut tentu saja semakin menimbulkan kebencian rakyat terhadap Inggris (Bakry dalam PPBB, 2002:71).
Komentar
Posting Komentar