Pertempuran di Selat Bali

 

Pertempuran Selat Bali, di Selat Bali,  pada bulan April, dipimpin oleh Kapten Laut (TRI) Markadi.

Pada tanggal 2 Maret 1946, Kapal Alligator milik Sekutu berbobot 50 ton mendarat di Pantai Sanur. Alligator termasuk kapal tercanggih di zamannya. Bobotnya 50 ton. Dari perutnya, keluar sejumlah kapal Landing Craft Mechanized (LCM) yang beriring-iringan merapat ke pantai. Setelah itu, Alligator laju ke tepian. Sesampai di bibir pantai, sebuah pintu besar terbuka. Dari pintu itu, keluar truk, pesawat dan aneka jenis perkakas perang lainnya.

Kedatangan pasukan Sekutu ini disambut hangat raja-raja Bali dan tentara Jepang. Hadir pula Le Mayeur, pelukis kenamaan yang sudah tinggal di Sanur sebelum perang dunia kedua bersama istrinya, Ni Polok. Sebagai ucapan selamat datang, Ni Polok penari kondang kelahiran Kelandis, Badung memportontonkan kebolehannya menari diiringi irama gamelan yang atraktif. Sejumlah tentara Inggris yang ikut serta mengantar ekspedisi itu sangat terkesan.

Menurut data pada arsip Algemeen Secretarie yang dilampirkan Jacob Zwaan dalam buku Nederlands-Indie 1940-1946—Geallieerd Intermezzo 15 Augustus 1945-30 November 1946, raja-raja di Bali tidak menyokong kemerdekaan Indonesia.

 Mulusnya pendaratan tersebut juga tak lepas dari perlindungan Jepang. Sebelum pendaratan itu, angkatan perang Jepang yang sudah kalah perang, mengeluarkan pernyataan bahwa mereka menjamin pendaratan Sekutu di Bali tidak akan disambut berondongan peluru.

Gadjah Merah Pasukan yang baru tiba ini adalah tentara Belanda eks Koninklije Nederlandsch Indische Leger (KNIL),Tentara Kerajaan Hindia Belanda. Pasukan ini, selama Perang Pasifik ditawan Jepang di camp Muang Thai, Thailand. Mereka menamakan diri Brigade Gajah Merah. "Mulanya mereka hendak menyebut diri Pasukan Gajah Putih. Ini merujuk pada julukan negara Thailand. Hanya saja si empunya negara keberatan nama itu dipakai orang-orang NICA," tulis Pasukan M--Menang Tak Dibilang, Gugur Tak Dikenanng. 


Rombongan yang didaratkan di Sanur, Bali, 2 Maret 1946, adalah Brigade Y, dibawah komando Letkol Pieter Camp dan Letkol Ter Meulen. Pasukan Gajah Merah langsung bergerak menyebar menduduki wilayah-wilayah strategis di Bali. Dari Sanur, mereka langsung ke Denpasar. Mengibarkan bendera Belanda dan bendera Inggris di puncak Hotel Bali, Denpasar. 3 Maret 1946, menduduki Gianyar. Lalu berturut-turut, Singaraja (5 Maret), Tabanan (7 Maret), Negara (13 Maret). Gadjah Merah membagi Bali jadi tiga wilayah komando militer; Gianyar dibawah pimpinan Kapten Cassa. Klungkung, Karangasem, Bangli dipimpin Letnan Groet. Tabanan, Negara, Singaraja dipimpin Kapten Ter Wilde. Markas komando berkedudukan di Denpasar. Merebut Bali
 

Bali mutlak menjadi wilayah Belanda (Sekutu). Indonesia, yang kemerdekaannya baru saja diproklamasikan tujuh bulan sebelumnya tak terima. Laksamana Atmadji, pucuk pimpinan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia (TRI) Laut yang berkedudukan di Lawang, Malang menunjuk Kapten Markadi merebut Bali. Sebelum mencapai Pulau Bali, pada 5 April 1946 pagi, pasukan yang dipimpin Markadi dihadang dua LCM Belanda yang sedang patroli. Dalam duel jarak dekat, Pasukan M--demikian pasukan itu menamakan diri--yang berlayar menggunakan Perahu Madura, berhasil menenggelamkan LCM yang dilengkapi senjata mitraliur 12,7. Itulah pertempuran laut yang pertama yang dimenangkan Republik (jpnn.com 5 April 2016).


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Dari Seorang Teman

UNCI (United Nations Commission on Indonesia)

Museum Sebagai Jendela Kebudayaan