Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Jenderal Abdul Haris Nasution

Gambar
  Markas Besar Tentara (MBT) TKR membagi Komandemen I Jawa Barat menjadi tiga divisi sebagai berikut : 1.        Divisi I, meliputi Karesidenan Banten dan Bogor berkedudukan di Serang, dipimpin oleh Kolonel K. H. Syam’un. 2.        Divisi II, meliputi Karesidenan Cirebon dan Jakarta yang berkedudukan di Linggajati (Kuningan), dipimpin oleh   Kolonel Asikin. 3.        Divisi III, meliputi Karesidenan Priangan yang dipimpin di Bandung, dipimpin oleh Kolonel Arudji Kartawinata. Pada 11 Oktober 1945, Kolonel Arudji Kartawinata dipindahkan ke Kementerian Pertahanan. Komandan Divisi III lalu diserahkan kepada Kolonel A.H. Nasution. Jabatan Kepala Staf Komandemen I Jawa Barat yang semula dipegang Kolonel Nasution diserahkan kepada Kolonel Hidayat.   Dari sinilah karir militer A.H. Nasution terus meningkat. Biografi Nasution   Nasution bersekolah di Hollands Inlandse Scho...

Organisasi Militer di Jawa Barat

  Pada tanggal 15 September 1945 di Bandung   dibentuk   Madjelis Dewan Perdjoeangan Priangan (MDPP).   Badan ini kemudian mengalami perubahan nama menjadi Madjelis Persatoean Perdjoeangan Priangan (MP3) pada 14 Desember 1045, dengan anggota meliputi berbagai badan perjuangan, jawatan sipil, dan perwakilan TKR (Tentara Keamanan Rakyat). TKR di kota Bandung berada di bawah Komandemen I Jawa Barat yang dipimpin Mayjen Didi Kartasasmita. Markas Besar Tentara (MBT) TKR membagi Komandemen I Jawa Barat menjadi tiga divisi sebagai berikut : 1.        Divisi I, meliputi Karesidenan Banten dan Bogor berkedudukan di Serang, dipimpin oleh Kolonel K. H. Syam’un. 2.        Divisi II, meliputi Karesidenan Cirebon dan Jakarta yang berkedudukan di Linggajati (Kuningan), dipimpin oleh   Kolonel Asikin. 3.        Divisi III, meliputi Karesidenan Priangan yang dipimpin di Bandung, d...

MP3 (Madjelis Persatoean Perdjoeangan Priangan ).

  Untuk mengkordinasikan semua badan perjuangan di Bandung, pada tanggal 15 September 1945 dibentuk   Madjelis Dewan Perdjoeangan Priangan (MDPP) yang bermarkas di gedung HIS Pasundan (Jalan Pasundan). Badan ini kemudian mengalami perubahan nama menjadi Madjelis Persatoean Perdjoeangan Priangan (MP3) pada 14 Desember 1045, dengan anggota meliputi berbagai badan perjuangan, jawatan sipil, dan perwakilan TKR (Tentara Keamanan Rakyat). MDPP / MP3 ini mempunyai beberapa perangkat organisasi, antara lain Biro Pertahanan, yang dipimpin oleh Sutoko dari AMPTT. Biro ini menyusun seluruh kekuatan di Bandung dalam beberapa tingkatan batalyon dan resimen. Dengan demikian, MP3 menjadi pusat komando dari seluruh badan perjuangan dan pengaturan aktivitasperjuangan di Bandung (Amar, Bandung Lautan Api, 1963 : 69-70). TKR Dalam MP3 ada badan perjuangan, jawatan sipil dan TKR (Tentara Kemanan Rakyat). TKR berasal dari BKR (Badan Keamanan Rakyat) .   Pembentukan TKR bisa ditelusuri ...

Badan Perjuangan di Kota Bandung

  1. Persatuan Pemuda Pelajar Indonesia (P3EI)bermarkas di Oude Hospitaalweg (Jl. Lembong) yang kemudian menjadi Pemuda Republik Indonesia (PRI) yang bermarkas di Toko Tjijoda, di Groote Postweg (Jl. Asia Afrika). Dipimpin oleh Suprapto dengan anggota Aujono, Mashudi, Suryono, Abdul Jabar dll. 2. Angkatan Pemuda Indonesia (API) Cabang Bandung bernarkas di Jalan Lengkong Besar. Dibentuk oleh Astrawiguna, Maulana, Wasito dan Heru Sutrisno. 3. Hizbullah (sejak tahun 1944), dengan anggota Kamran, Husinsyah, Utarya, Gofar Ismail, H. Junaedi, Zainal Abidin dll. 4. Sabilillah, dengan tokohnya Isya Anhari, Ismail Napu, H. Jaenudin, A. Mochtar, Ajengan Toha, dan Kiyai Yusuf Tajiri. 5. Barisan Pemberontah Rakyat Indonesia (BPRI)Cabang Bandung (eks Barisan Pelopor),   bermarkas di Oude Hospitaalweg, dipimpin oleh Suryadi dan Rivai. 6. Barisan Banteng Republik Indonesia (BBRI), bermarkas di Banceuy. dipimpin Anwar Sutan Pamucak dan Ido Garnida. 7. Barisan Berani Mati (BBM) d...

Penyerangan ke Markas Kenpeitai

  Pada kurun waktu September-Oktober 1945, para pemuda juga melancarkan aksi merebut senjata Jepang. Diawali dengan dengan perundingan. Apabila tidak berhasil, para pemuda akan merebutnya melalui serangan dengan bersenjatakan apa saja.   Untuk mengulur waktu, pada tanggal 4 Oktober 1945, di Bandung pihak Jepang melakukan perundingan rahasia dengan pihak republik. Hal itu dilakukan Mayjen Mabuchi dengan Residen Priangan, R. Puradiredja mengenai pengalihan senjata dari Jepang kepada BKR. Namun proses pengalihan senjata secara damai tersebut mengalami kegagalan karena pejuang bertindak sendiri merebut senjata Jepang , terutama saat pemuda menyerbu ACW (Artillerie Constructie Winkel, Pabrik Senjata) di Kiaracondong pada 9 Oktober 1945. Jepang menganggap penyerbuan ini sebagai pelanggaran terhadap perundingan rahasia. Kemarahan Jepang makin memuncak ketika terjadi insiden di depan Markas Kenpeitai pada 10 Oktober 1945, yang menimbulkan korban di pihak Jepang. Markas Keinpeitai ters...

Insiden Perobekan Bendera Belanda di Gedung DENIS Bandung.

Gambar
  Semangat di kalangan penduduk muncul setelah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan. Di Bandung misalnya, terjadi bermacam aksi pengambilalihan berbagai instansi dan instalasi penting yang masih dikuasai Jepang. Tidak jarang para pemuda harus menggunakan pemaksaan apabila secara diplomasi tidak berhasil. Akan tetapi, pada umumnya pihak Jepang mau menyerahkan kantor secara sukarela. Setelah itu, biasanya para pemuda menurunkan Hinomaru dan mengibarkan Merah Putih pada tiang bendera di depan gedung kantor. Tidak hanya menurunkan bendera Jepang, tetapi juga menyobek warna biru bendera Belanda.   Masyarakat Belanda yang baru keluar dari kamp interniran tidak mau memahami keadaan yang sudah berubah. Mereka tidak mau mengakui kedaulatan RI dan tetap saja mengibarkan bendera Belanda di beberapa gedung. Tindakan mereka itu memancing kemarahan bangsa Indonesia. Tercatat insiden penyobekan bendera Belanda di Bandung, seperti di Gedung DENIS (De Eerste Nederlands-Indische Spaar...