Penyerangan ke Markas Kenpeitai

 

Pada kurun waktu September-Oktober 1945, para pemuda juga melancarkan aksi merebut senjata Jepang. Diawali dengan dengan perundingan. Apabila tidak berhasil, para pemuda akan merebutnya melalui serangan dengan bersenjatakan apa saja.
 
Untuk mengulur waktu, pada tanggal 4 Oktober 1945, di Bandung pihak Jepang melakukan perundingan rahasia dengan pihak republik. Hal itu dilakukan Mayjen Mabuchi dengan Residen Priangan, R. Puradiredja mengenai pengalihan senjata dari Jepang kepada BKR. Namun proses pengalihan senjata secara damai tersebut mengalami kegagalan karena pejuang bertindak sendiri merebut senjata Jepang , terutama saat pemuda menyerbu ACW (Artillerie Constructie Winkel, Pabrik Senjata) di Kiaracondong pada 9 Oktober 1945. Jepang menganggap penyerbuan ini sebagai pelanggaran terhadap perundingan rahasia. Kemarahan Jepang makin memuncak ketika terjadi insiden di depan Markas Kenpeitai pada 10 Oktober 1945, yang menimbulkan korban di pihak Jepang. Markas Keinpeitai tersebut terletak di Jalan Heetjansweg (sekarang Jl. Sultan Agung). Kini Markas Keinpeitasi tersebut menjadi Sekolah St. Aloysius (Bandoeng Beeld van een stad).
 
Insiden di Markas Keinpeitai itu terjadi akibat ketidaksabaran massa yang mengakibatkan tertembaknya seorang tentara Jepang. Keesokan harinya, Jendral Mabuchi memerintahkan tentara Jepang agar menarik kembali senjata yang telah beredar di dalam kota. Tentara Jepang bergerak dengan kendaraan lapis baja menyerang berbagai tempat penting di Kota Bandung yang dikuasai pejuang. Jepang benar-benar mengamuk. Akibatnya, sebagian besar senjata kembali jatuh ke tangan Jepang (Sitaresmi dkk, Saya Pilih Mengungsi, 2002 : 46-47).
 
Keesokan harinya Walikota Bandung, Atmadinata mengadakan balas dendam kepada Jepang dengan mempersiapkan pasukan perjuangan. Objek yang akan diserang ialah Jaarbeurs (Markas Kodiklat TNI AD sekarang), Andir dan markas Jepang di Tegallega.
 
Berbagai bentrokan antara pejuang dengan tentara pejuang Jepang terus terjadi hingga kedatangan Brigade Mac Donald (Divisi ke-23 Inggris) di Bandung pada tanggal 15 Oktober 1945. Tentara Inggris kemudian melindungi NICA (Netherlands Indie Civil Administration).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Dari Seorang Teman

UNCI (United Nations Commission on Indonesia)

Museum Sebagai Jendela Kebudayaan