Insiden Perobekan Bendera Belanda di Gedung DENIS Bandung.
Semangat di kalangan penduduk muncul setelah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan. Di Bandung misalnya, terjadi bermacam aksi pengambilalihan berbagai instansi dan instalasi penting yang masih dikuasai Jepang. Tidak jarang para pemuda harus menggunakan pemaksaan apabila secara diplomasi tidak berhasil. Akan tetapi, pada umumnya pihak Jepang mau menyerahkan kantor secara sukarela. Setelah itu, biasanya para pemuda menurunkan Hinomaru dan mengibarkan Merah Putih pada tiang bendera di depan gedung kantor. Tidak hanya menurunkan bendera Jepang, tetapi juga menyobek warna biru bendera Belanda.
Masyarakat Belanda yang baru keluar dari kamp interniran tidak mau memahami keadaan yang sudah berubah. Mereka tidak mau mengakui kedaulatan RI dan tetap saja mengibarkan bendera Belanda di beberapa gedung. Tindakan mereka itu memancing kemarahan bangsa Indonesia. Tercatat insiden penyobekan bendera Belanda di Bandung, seperti di Gedung DENIS (De Eerste Nederlands-Indische Spaarkas en Hypoteekbank), di Jalan Braga, sekitar awal Oktober 1945, yang dilakukan dua orang pemuda, Mulyono dan Endang Karmas. Pada peristiwa itu seorang serdadu Jepang yang ditugaskan Belanda tewas (Sitaresmi dkk, Saya Pilih Mengungsi, 2002 : 44-45).
Gedung DENIS kini menjadi Kantor pusat Bank BJB (Bank Jabar Banten) dan menjadi salah satu ikon Kota Bandung.
Komentar
Posting Komentar