Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

Persatuan Perjuangan

  Menurut catatan Supeni, pada tanggal 4 Februari 1946, di Purwokerto, dilakukan sebuah konferensi yang dipromotori oleh Tan Malaka, dengan 143 organisasi sebagai anggota yang menghasilkan   “Persatuan Perjuangan”   yang beroposisi terhadap kabinet Sjahrir (2001:244). Persatuan Perjuangan suatu organisasi massa yang merupakan realisasi dari visi revolusi Tan Malaka, yaitu keinginannya   menciptakan persatuan di antara organisasi-organisasi yang ada untuk mencapai kemerdekaan penuh. Persatuan Perjuangan berhasil menghimpun 141 organisasi politik, laskar, dan partai politik yang berpengaruh, seperti Masyumi   dan PNI . Salah satu faktor yang menyebabkan banyaknya massa pendukungnya adalah kelambanan pemerintah Sjahrir menghasilkan diplomasi yang menguntungkan revolusi (Purwoko, 2004 : 136). Beberapa hari setelah dibentuk , Persatuan Perjuangan mengadakan kongresnya di Solo. Dalam kongres tersebut dikeluarkan sebuah keputusan politik penting, yang dik...

Perubahan di Yogyakarta

Gambar
  Seiring dengan proklamasi kemerdekaan RI dan berpindahnya ibukota , di Yogyakarta terjadi beberapa perubahan atas prakarsa keraton. Pada bulan Agustus 1945, patih dari keraton Yogyakarta meningal dunia dan sultan Hamengkubuwono IX   tidak mengangkat penggantinya. Demikian juga ketika patih dari Pakualaman meninggal, Sri Pakualam VIII tidak mengangkat penggantinya. Pada awal tahun 1946 muncul beberapa peraturan perundang-undangan yang memperbanyak jumlah orang yang berhak memilih dewan-dewan dan kepada desa dan yang menghapus pajak kepala. Pemerintahan desa di Yogyakarta menjadi yang paling maju di Indonesia. Kekuasaan birokrasi istana dikurangi dan penghasilannya dibiarkan tetap kecil. Sultan menghapus praktik Belanda dan memberikan peranan yang lebih terbatas namun lebih berarti kepada elite istana. Mereka kini menjadi pengawal tradisi kerajaan. Bahasa Indonesia menggantikan bahasa Jawa sebagai bahasa resmi, sehingga mengurangi tingkat-tingkat hierarki sosial di k...

Ibukota Pindah ke Yogyakarta

Gambar
  Pada bulan Oktober, November dan Desember 1945 Jakarta mulai menjadi ajang kekerasan dan teror, menyebabkan keresahan penduduk sepanjang waktu. Tentara NICA memang selalu memancing insiden dimana-mana dan kapan saja, sehingga ribuan orang menjadi korban. Saat melakukan patroli keliling kota tentara NICA terkadang melakukan kamuflase dengan menggunakan kendaraan patroli palang merah. Menurut pengakuan Presiden Soekarno sendiri dalam buku otobiografinya yang ditulis oleh Cindy Adams, selama tiga bulan itu telah jatuh korban orang Indonesia yang tak berdosa, tak kurang dari 8.000 orang. NICA juga mendapat perintah dari atasannya untuk membunuh para pemimpin Republik sehingga terutama Soekarno dan Hatta terpaksa tidur berpindah-pindah rumah, sementara keluarga mereka selalu diliputi kecemasan yang amat sangat. Situasi ini seperti konflik bersenjata, penggeledahan dan pemberlakuan jam malam membuat pemerintah Republik Indonesia melalukan protes kepada sekutu yang dianggap tidak ...

Langkah-langkah van Mook.

Gambar
  Selama bulan Desember 1945,   van Mook selaku kepala pemerintahan NICA ( Netherlands-Indies Civil Administration) , melakukan berbagai langkah untuk kembali menguasai Hindia Belanda. Pertama, pada tanggal 5 Desember 1945 di Singapura dilangsungkan perundingan antara Laksamana Lord Louis Mounbatten, Letnan Jendral Christison dan Dr. H. J. van Mook guna mengambil tindakan keras untuk mengembalikan “ketentraman” di Jawa dan mengembalikan pemerintahan ke tangan Belanda. Kedua, pada tanggal 18 Desember 1945, van Mook tiba di Nederland untuk melakukan perundingan dengan pemerintahannya tentang politik terhadap Republik. Ketiga, pada tanggal 27 Desember 1945 dilakukan perundingan antara Inggris dan Belanda di London antara Attlee, Schermerchorn, Logemann dan van Mook untuk merundingkan tentang soal Indonesia. Sementara   itu , pada tanggal 26 Desember 1945, serdadu NICA mencoba membunuh Sjahrir.   Pada tanggal 29 Desember 1945, Kepolisian Negera Republik...

Jalannya Peristiwa Tiga Daerah.

Gambar
Pada tanggal 10 Oktober 1945 camat Adwerna yang sedang berpidato di Lemahduwur dibunuh oleh salah satu gerombolan. Toko Oei Tjung Lam yang terletak di desa Warung Pring, Pemalang, dibakar.   Revolusi sosial bermula.   Pada tanggal 19 Oktober 1945, bupati Pemalang, Sosro Adikusumo ditawan oleh gerombolan. Mereka juga membakar dan merampok rumah lurah dan camat. Rumah para priyayi yang dituduh melakukan korupsi diserang. Demikian juga dengan para polisi karena dianggap melindungi para birokrat. Kelompok Hizbullah dan Gerakan Pemuda Arab   juga turut terlibat.   Pemerintahan revolusioner dibentuk. Supangat sebagai bupati baru. Tindakan kekerasan mereda. Di Tegal, gerombolan melancarkan serangan terhadap asrama polisi. Mereka juga membunuh orang-orang Indo. Rumah bupati Tegal, Sunarjo, juga tak luput dari serangan. Istri bupati diarak keliling kota dengan menggunakan pakaian karung goni. Mereka pun meminta agar   bupati diadili. Sajuti Melik, sekretar...