Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2023

Persiapan-Persiapan Menjelang KMB (Konferensi Meja Bundar)

Gambar
  Sebelum terlaksananya KMB, ada p ersiapan yang cukup panjang di Indonesia   seperti adanya   pertemuan dalam Konferensi Inter Indonesia (Konferensi Antar Indonesia 1 dan 2. Selain itu juga ada pertemuan dan kegiatan kegiatan lainnya. Konferensi Antar Indonesia (1)     Konferensi Antar Indonesia Pertama KAI Pertama, ada juga yang menyebutnya Konferensi Inter Indonesia, dilakukan antara pemimpin-pemimpin republik yang dipimpin Drs. Moh. Hatta dan pemimpin-pemimpin BFO di antaranya Sultan Abdul Hamid II dan Anak Agung Gde Agung.   Perundingan dilakukan di Yogyakarta pada tanggal 23 Juli 1949. Hasilnya : (1) konferensi menyetujui bahwa Negara Indonesia Serikat nanti akan dinamakan Republik Indonesia Serikat; (2) konferensi sepakat bahwa bendera kebangsaan adalah Sang Merah Putih; (3) konferensi sepakat bahwa   lagu kebangsaan ialah lagu Indonesia Raya; (4) konferensi sepakat bahwa bahasa nasional ialah bahasa Indonesia; (5) konferensi menet...

Konferensi Meja Bundar

Gambar
  Konferensi Meja Bundar (KMB) diadakan di kota Den Haag, Belanda, pada tanggal 23 Agustus – 2 September 1949. Konferensi   yang merupakan pertemuan segi tiga antara delegasi Belanda, delegasi Indonesia dan delegasi Bijeenkomst vor Federaal Overleg (BFO) ini dibuka oleh PM Belanda, Dr. W. Drees. Tujuan Tujuan KMB adalah menyelesaikan persengketaan antara Indonesia dan Belanda secepat-cepatnya dengan cara yang adil dan memberikan pengakuan kedaulatan yang nyata, penuh, dan tanpa syarat kepada negara Republik Indonesia Serikat . Delegasi Delegasi Indonesia diketuai oleh Drs. Moh. Hatta, sedang yang bertindak sebagai sekretaris adalah Mr. Sumardi. W.J. Latumeten dan tujuh orang anggota lainnya. Delegasi BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II, sedangkan delegasi Belanda diimpin oleh Van Marseveen. Komisi PBB yang turut serta dalam KMB itu terdiri atas Herremenas, Merle Cochran, Romanos dan Critchlly. Pada tanggal 4 Agustus 1949, pemerintah Indonesia telah mengangkat angot...

Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI Tahun 1949

Gambar
  Menurut Supeni dalam Catatan Hariannya, pada tanggal 17 Agustus 1949,   Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dirayakan di   seluruh dunia termasuk di negeri Belanda. Di Jakarta diadakan perayaan serupa dan berpusat di Gedung Delegasi Republik di Jl. Gambir Selatan No. 4. Puluhan ribu rakyat memasuki halaman Gedung   Delegasi tersebut untuk mengikuti upacara perayaan sehingga pintu dan jendela gedung itu rusak karena terdesak oleh banyaknya orang yang datang (2001 : 303). Manifest Politik Pemuda Indonesia   Sementara itu para pemuda mengeluarkan Manifest Politik Pemuda Indonesia yang pada intisarinya adalah sebagai berikut : 1.        Hanya mengenal tanggal 17 Agustus sebagai Hari Proklamasi Kemerdekaan; 2.        Hanya bernegara Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaulat ke dalam dan ke luar, meliputi seluruh Kepulauan Indonesia termasuk Irian di dalamnya. Manifest P...

Proklamasi Negara Islam Indonesia

  Pada tanggal 24 Maret 1940, di Malangbong, Garut,   Komite Pembelaan Kebenaran PSSI   menegaskan tujuannya mewujudkan masyarakat hijrah dengan pemimpin-pemimpin yang ahli dan pembela-pembela Islam yang tangguh. Mereka kemudian mendirikan Institut Suffah untuk menyelenggarakan pendidikan modern dan pendidikan kemiliteran. Kemudian terbentuklah organisasi bersenjata Darul Islam. Pada bulan Februari 1948 diadakan konferensi di Cisayom,   Jawa Barat, mereka memutuskan untuk menjadikan ideologi Islam dari bentuk kepartaian menjadi bentuk kenegaraan, membubarkan Masyumi Jawa Barat, dan mengangkat Kartosoewirjo menjadi imam seluruh umat Islam Jawa Barat. Dalam bulan itu juga dibentuk Tentara Islam Indonesia (TII)   dan Majelis Islam (MI). Pada konferensi di Cijoho tanggal 1 Mei 1948 mereka menyusun suatu tata kenegaraan Islam.   Pada konferensi tersebut dibentuk pula Dewan Imamah   (Dewan Menteri) dengan S. M. Kartosoewirjo sebagai ketuanya dan Dewan ...

Serangan Umum Surakarta

  Sebagaimana sudah saya sampaikan pada tulisan terdahulu, pada tanggal 3 Agustus 1949 pukul 20.00 Presiden Sukarno selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang Republik Indonesia   melalui RRI   memerintahkan penghentian tembak menembak di seluruh Indonesia( Supeni, 2001 : 299-302). Gencatan senjata diumumkan tanggal   1 Agustus 1949 dan mulai berlaku di Pulau Jawa pada tanggal 11 Agustus 1949 dan di Pulau Sumatra pada tanggal 15 Agustus 1949 (Ricklefs, 2005:466). Kabar mengenai penghentian tembak menembak atau gencatan senjata (cease fire) yang masih simpang siur membuat semangat TP (Tentara Pelajar) dan Tentara Republik di kota Surakarta goyah. Kemudian Mayor Achmadi memanggil Komandan-komandan Rayon se-SWK (Sub Wehr Kreise-Sub Medan Perang Gerilya) Arjuno 106 untuk mengadakan Rapat Komando di Markas Jengkrik pada tanggal 3 Agustus 1949 dan menghasilkan keputusan untuk melakukan serangan secara besar-besaran ke dalam Kota Solo mulai tanggal 7 Agustus 1949 guna ...