Sastra Revolusi

Semangat revolusi muncul dalam sastra dan seni. Suatu generasi sastrawan yang dinamakan 'Angkatan 1945' adalah orang-orang dengan daya kreatif yang memuncak pada zaman revolusi. Ada penyair ChairilAnwar (1922-1949), penulis prosa Pramoedya Ananta Toer (1922- ) yang sebagian besar tulisannya dikerjakan di penjara Belanda, wartawan MochtarLubis (1922-2004) dan lain lain. Mereka merasa yakin bahwa seni dapat menjadi bagian dari perkembangan revolusi.
Lukisan modern juga mulai menjadi matang dalam revolusi ketika seniman-seniman seperti Affandi (1910-90) dan Sudjojono (1913- ) tidak hanya menuangkan semangat revolusi dalam lukisan-lukisan mereka, tetapi juga memberikan dukungan secara lebih langsung dengan cara membuat poster-poster anti penjajah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Dari Seorang Teman

UNCI (United Nations Commission on Indonesia)

Museum Sebagai Jendela Kebudayaan