Tentara Rakyat Indonesia

 


Pada tanggal 7 Januari 1946, nama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) diganti menjadi Tentara Keselamatan Rakyat (TKR). Pada tanggal 24 Januari 1945, TKR diubah menjadi TRI (Tentara Republik Indonesia). (Supeni, 2011 : 244-245).

Sebelumnya, pada tanggal 23 Agustus 1945 diumumkan pembentukan BKR (Badan Keamanan Rakyat) sebagai bagian dari BPKKP (Badan Penolong Keluarga Korban Perang). Golongan yang tidak masuk BKR membentuk badan perjuangan. Pada tanggal 10 November 1945 badan-badan perjuangan mengadakan kongres di Yogyakarta, dihadiri oleh 332 utusan dari 30 organisasi.

Tamggal 5 Oktober 1945 Tentara Keamanan Rakyat terbentuk, dan BKR berubah menjadi TKR. Para pemuda yang bergabung dalam badan badan perjuangan mendapftarkan diri menjadi TKR. Beberapa badan perjuangan melebur menjadi TKR.

Pada tanggal 20 Oktober 1945 pemerintah mengumumkan pengangkatan Soelyadi Koesoemo sebagai Menteri Kemanan Rakyat ad interim. Supriyadi ditetapkan sebagai pimpinan tertinggi TKR dengan Kepala Staf Umum TKRnya adalah Letnan Jendral Oerip Soemohardjo. Kepala Staf Umum TKR menyusun Markas Besar nya di Yogyakarta. Ditetapkan adanya 10 Divisi di Pulau Jawa dan enam divisi di Sumatra.

Pada 12 November 1945 diadakan Konferensi TKR di Yogyakarta yang menetapkan Panglima Divisi V Pulau Jawa Kolonel Sudirman sebagai Panglima Besar TKR dengan pangkat Jendral.

Atas usul pimpinan TKR, pada tanggal 7 Januari 1946, pemerintah mengubah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) diganti menjadi Tentara Keselamatan Rakyat (TKR). Namun pada tanggal 24 Januari 1945, TKR diubah menjadi TRI (Tentara Republik Indonesia).

Pada bulan Maret 1946, jumlah divisi di Pulau Jawa disusutkan dari 10 divisi menjadi tujuh divisi. Beberapa Divisi dikelompokkan dalam tiga sub-komandemen.

Pada bulan Mei 1946 diadakan pertemuan antara pimpinan TRI dengan pimpinan laskar-laskar untuk membicarakan hubungan di antara mereka dan para pimpinan laskar bersedia mengadakan kordinasi yang longgar di antara mereka  (Supeni, 2011 : 244-245; ENI Jilid 2 : 2004 : 76).



Tanggal 5 Oktober akhirnya dinyatakan sebagai hari ABRI. Belakangan menjadi hari TNI.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Dari Seorang Teman

UNCI (United Nations Commission on Indonesia)

Museum Sebagai Jendela Kebudayaan