Sastra dan Seni Rupa Revolusi

Revolusi Indonesia membawa perubahan di banyak bidang, tidak hanya pada bidang politik tetapi juga di bidang bahasa, sastra dan seni. Pergantian kekuasaan dari Belanda ke Indonesia menjadi benih tumbuhnya kepercayaan diri, kesadaran nasional dan pribadi. Dengan dihapuskannya bahasa Belanda oleh Jepang dan diambilnya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, mengagetkan banyak penulis Indonesia yang menemukan dirinya tak mampu mengatasi perubahan keadaan yang tiba-tiba secara kreatif (McGlynn, 2002: 105). 

 Suatu generasi sastrawan dinamakan Angkatan 45, orang-orang yang daya kreatifnya memuncak pada zaman revolusi. Mereka merasa yakin bahwa seni mereka menjadi bagian dari perkembangan Revolusi (Ricklefs, 2004 : 433). Di antara mereka adalah Chairil Anwar, Idrus, Pramoedya Ananta Toer, Mochtar Loebis. 


Lukisan modern juga mulai menjadi matang dalam Revolusi ketika seniman-seniman seperti Affandi dan Soedjojono tidak hanya menuangkan semangat revolusi dalam lukisan-lukisan mereka, tetapi juga memberikan dukungan secara langsung dengan membuat poster-poster anti Belanda. Sedikit banyak akan saya sampaikan dalam tulisan-tulisan berikutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Dari Seorang Teman

UNCI (United Nations Commission on Indonesia)

Museum Sebagai Jendela Kebudayaan