40 Tahun Pergerakan Rakyat Indonesia


 

Pergerakan rakyat Indonesia yang diatur dengan  organisasi modern merayakan ulang tahunnya yang ke-40. Perayaan 40 tahun pergerakan rakyat tersebut diadakan di seluruh Indonesia dan di luar negeri (Supeni, 2001 : 277).

Kesempatan itu digunakan oleh partai-partai dan organisasi yang pusatnya berada di Yogyakarta untuk menandatangani sebuah manifest yang menyatakan perlunya disusun sebuah program nasional dan untuk semua partai dan organisasi.

Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan larangan untuk mengadakan Kongres Nasional Indonesia yang akan diadakan di Jakarta pada tanggal 24 sampai dengan 26 Mei 1948.

Sebagai kelanjutan dari Manifestnya tanggal 20 Mei 1948, pada tanggal 16 Juni 1948 di Yogyakarta kemudian diadakan perincian Program Nasional yang disetujui oleh 20 partai dana organisasi yakni : Badan Kongres Republik Indonesia; PKI, PNI Merah, Akoma, Masyumi, PNI, Partai Sosialis, Partai Sosialis Indonesia, GPII, BPRI, Partai Katolik, Partai Rakyat Jelata, Permai, Parkindo, Partai Wanita Rakyat, PBI, Gerindra, PSII dan Partai Buruh Merdeka (2001 : 279).

Manifest tanggal 20 Mei 1948 sampai saat ini belum saya temukan.

Sejak 1959, tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional, disingkat Harkitnas, yaitu hari nasional yang bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa Kebangkitan Nasional Indonesia (disdik.gorobogan.go.id).

Penetapan Hari Kebangkitan Nasional

Ide penetapan Hari Kebangkitan Nasional sendiri muncul dua tahun setelah Indonesia merdeka. Pada 1947, Belanda melancarkan agresi militer di Indonesia yang mengakibatkan terjadinya gejolak sosial, politik, dan ekonomi. Tidak lama kemudian, muncul pihak oposisi pemerintah yang dipimpin oleh Amir Sjarifuddin bernama Front Demokrasi Rakyat.

Dari masalah-masalah yang muncul tersebut, Presiden Soekarno menilai diperlukan adanya suatu simbol untuk mempersatukan bangsa. Karena besarnya pengaruh pergerakan Budi Utomo dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, Presiden Soekarno pada tanggal 20 Mei 1948 menetapkan hari kelahiran Budi Utomo sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Presiden Soekarno yang menilai bahwa organisasi Budi Utomo merupakan tonggak awal dari kebangkitan bangsa Indonesia (kompas.com, elshinta.com).

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional pada tahun 2022 ditandai dengan berziarah ke makam dokter Soetomo di Surabaya.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Dari Seorang Teman

UNCI (United Nations Commission on Indonesia)

Museum Sebagai Jendela Kebudayaan