Peringatan Tiga Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia

                   


Gedung Pegangsaan Timur 56 di Jakarta dengan resmi dijadikan Gedung Pemerintah  Republik Indonesia pada tanggal 1 Juli 1948

Pada tanggal 16 Agustus 1948 diadakan malam peringatan Republik Indonesia yang sudah berusia tiga tahun oleh para pemuda dan pandu di Gedung Kebangsaan Timur  56. Terjadi bentrokan dengan polisi Belanda, hingga polisi melepaskan beberapa tembakan dan beberapa pemuda wafat. Di antara yang gugur adalah Soeprapto Dwidjosewojo. Gedung Pegangsaan Timur 56 lalu diduduki Belanda dan dokumen-dokumen yang ada disita. Kejadian ini menimbulkan akibat politik, karena pihak Republik merasa terlanggar imunitas diplomatiknya.

Pada tanggal 17 Agustus 1948 Republik berusaia tiga tahun. Presiden Sukarno dalam pidato peringatan itu menyatakan bahwa 1 Januari 1949 adalah tanggal penghabisan untuk membentuk Negara Indonesia Setikat.

Pada hari kemerdekaan itu pemerintah membebaskan 145 orang tawanan, di antaranya mereka yang tersangkut dalam Peristiwa 3 Juli 1946.

Pada tanggal 18 Agustus 1948, L.N. Palar menyampaikan laporan kepada Dewan Keamanan tentang apa yang sudah dikerjakan Republik dalam tempo tiga tahun ini.

Berhubung dengan insiden Pegangsaan Timur 56 pemerintah Republik Indonesia menyatakan tidak akan melanjutkan perundingan dengan Belanda sebelum Belanda memberikan jaminan akan menghormati imunitas diplomatik dari Republik. Sikap pemrintah disokong oleh BP KNIP dengan tambahan agar pemerintah jangan berunding lagi sebelum gencatan senjata dilaksanakan dan sebelum ada jaminan terhadap hak-hak demokrasinya. Dr Verdoorn dan Mr Dwidjosewojo meminta berhenti sebagai pegawai pemerintah Belanda (Supeni, 2001: 280-283).

Sementara itu perantara PBB untuk soal Palestina, Bernadette, mengirim kawat kepada pemerintah Republik Indonesia meminta 350 taon beras dan 250 ton gula untuk meringankan beban pengungsi  bangsa di Palestina yang menderita karena peperangan Arab-Yahudi.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Dari Seorang Teman

UNCI (United Nations Commission on Indonesia)

Museum Sebagai Jendela Kebudayaan