Daendels Suharto dan Jokowi
Tol Trans Jawa dari Merak sampai Banyuwangi yang direncanakan Pak Harto nampaknya akan benar benar terwujud tahun 2019. Begitu tekad Presiden Jokowi. Dengan demikian setelah ratusan tahun bangsa Indonesia bisa melebihi prestasi Daendels membuat jalan raya pos dari Anyer sampai Panarukan. Sebagian Trans Jawa sudah tuntas tahun ini dan sudah digunakan mudik.
Jalan tol merupakan terobosan Pak Harto, itu dimulai dari jalan tol Jagorawi dari Jakarta ke Bogor dan Ciawi. Tahun 1980 jalan itu digunakan untuk parade militer memperingati hari ABRI 5 Oktober. Jalan itu harus mampu dilewati mobil mobil tempur. Konon seperti itulah jalan jalan di Jerman.
Meniru Indonesia, Malaysia juga membuat jalan tol secara lebih masif sepanjang semenanjung dari Johor hingga ke perbatasan Thailand.
Saya pernah mencoba jalan tol mereka dengan menggunakan bus dari Penang hingga Langkawi. Konon jalan itu dibangun oleh perusahaan dan orang orang Indonesia. Pemandu saya selama perjalanan itu seorang pencinta musik Indonesia. Dia membawa banyak koleksi kaset Tety Kadi sambil menyampaikan salam buat penyanyi idolanya itu. Tentu saja mbak Tety senang menerimanya.
Belakangan RRT juga mengikuti jejak Indonesia dan Malaysia membuat jalan tol. Tentu saja dengan pemnangunan yang lebih masif dan jarak yang lebih jauh bahkan sampai ke pedalaman dan desa desa. Selama beberapa hari saya menjajal jalan tol mereka.
Ternyata banyak gagasan pembangunan infrastruktur Indonesia yang menjadi inspirasi negara lain. Misalnya Thailand. Saat saya datang pertama kali baru ada monorel di Bangkok. Tanpa ribut ribut beberapa tahun yang lalu Bangkok telah memiliki subway atau metro (kereta bawah tanah).
Indonesia yang pernah membuat masterplan transportasi antar moda yang dipusatkan di Manggarai nampaknya harus segera menyusul meski tidak mudah.
Meski begitu moda transportasi kereta api harus dihidupkan ditata dan dikembangkan. Jalur jalur KA kini memang dihidupakan kembali tetapi masih banyak lagi yang masih terbengkelai.
Gubernur Jawa Barat yang akan datang seharusnya memiliki keinginan untuk menata dan menyediakan moda transportasi masal yang mudah dan murah seperti kereta api ini. Saya membayangkan jalur KA dari Banjar hingga Pangandaran bisa dihidupkan kembali. Demikian juga dengan jalur jalur di kota Bandung atau Bandung ke Garut. Andai itu terjadi Garut bisa kembali hidup sebagai Swiss dari Jawa seperti dulu kala. Kala itu seorang Charlie Chaplin pun berlibur ke Garut.
Tak cukup dengan itu jalur wisata Bandung Pangalengan Papandayan Garut pun perlu dihidupkan kembali.
Komentar
Posting Komentar