Mudik Sebuah Fenomena Global
Mudik, orang orang pulang ke udik atau ke asal usul tempat lahirnya atau tempat orang tuanya atau tempat leluhurnya atau bisa juga tempat masa kecilnya, setidaknya sudah dimulai tahun 60-an. Prosesi mudik dimulai dari stasiun KA Gambir Jakarta ke arah Bandung Semarang Yogya sampai Surabaya. Juga dari pelabuhan Tanjung Priok ke pulau pulau di luar Jawa. Biasanya terjadi pada seputar hari Lebaran atau Natal.
Kini mudik sudah menjadi fenomena nasional bahkan global. Di RRT orang mudik saat tahun baru Imlek. Di anak benua India orang mudik pada saat Idul Fitri dan hari raya lainnya. Di Eropa orang mudik di sekitar Natal dan Tahun Baru.
Seiring dengan dunia yang makin borderless (tanpa batas) mudik makin sering sesering mereka meninggalkan negrinya. Kini makin banyak orang bekerja antar negara seperti di Eropa dan Asia. Tenaga kerja Indonesia menyerbu Singapura Malaysia Hongkong Taiwan dan Timur Tengah. Tenaga kerja Timur Tengah dan Asia menyerbu Australia. Tenaga kerja Mexico menyerbu AS. Tenaga kerja India dan Filipina menyerbu ke Timur Tengah, Eropa, Singapura dan AS. Tenaga kerja RRT menyerbu Afrika dan benua yang lain. Maka mudik makin sering terjadi dan makin masif. Mereka disebut sebagai "super commuter." *)
Tahun ini mudik di Indonesia khususnya di Pulau Jawa sebagai pusat mudik nasional berjalan lancar dan relatif aman baik dari kecelakaan maupun kriminalitas. Penghargaan pantas diberikan pada Presiden, kapolri dan para mentri terkait.
Sayang manajemen mudik nasional yang sudah membaik harus ternodai dengan insiden tenggelamnya ferry di Danau Toba. Kepada keluarga korban kita ucapkan bela sungkawa yang mendalam. Kepada mereka yang bertanggung jawab atas peristiwa itu harus mau diambil sanksi hukum.
Satu atau dua kali saya pernah mencoba menggunakan ferry saat menyebrang dari Parapat ke Pulau Samosir. Saya juga sempat menginap. Memang tidak ada penjelasan dari awak kapal bahwa kita harus begini atau begitu jika terjadi sesuatu. Berbeda misalnya saat kita menyebrang dari Hongkong ke China Daratan. Awak kapal memberi arahan ini itu dan kitapun diharuskan menggunakan pelampung.
Sayapun pernah mengalami uji nyali saat berlayar dari Nunukan ke Tarakan. Lampu kapal mati di malam gelap dan baling balingnya patah. Saya pun sempat diturunkan oleh kapten kapal di Muna saat hendak berlayar dari Kendari ke Buton. Meski kisah ini pernah saya ungkap beberapa kali nampaknya pihak ASDP belum tergerak memperbaiki manajemen penyebrangan. Kini itu harus segera dilakukan.
*)In recent years, a growing number of people have been travelling even further to work. Known as “super commuters”, they cross borders or cover very long distances.
These commuters often work from home part of the time, and make the journey once or twice a week, or less. They take advantage of lower-cost housing where they live and higher salaries where they work.
The growth of broadband internet access, the development of home-based computer systems that rival those of the workplace, and the rise of mobile communications systems have contributed to the emergence of the super-commuter in the United States, according to a report by the New York University Wagner School of Public Service.
In Europe, almost 1.7 million residents from Schengen Area countries crossed the border to go to work in 2014. The share of cross-border commuters is particularly high in Slovakia (5.7%), Estonia (3.5%), Hungary (2.4%) and Belgium (2.3%). The rise of low-cost airlines in Europe has also contributed to the growth of the super commuter.
*)In recent years, a growing number of people have been travelling even further to work. Known as “super commuters”, they cross borders or cover very long distances.
These commuters often work from home part of the time, and make the journey once or twice a week, or less. They take advantage of lower-cost housing where they live and higher salaries where they work.
The growth of broadband internet access, the development of home-based computer systems that rival those of the workplace, and the rise of mobile communications systems have contributed to the emergence of the super-commuter in the United States, according to a report by the New York University Wagner School of Public Service.
In Europe, almost 1.7 million residents from Schengen Area countries crossed the border to go to work in 2014. The share of cross-border commuters is particularly high in Slovakia (5.7%), Estonia (3.5%), Hungary (2.4%) and Belgium (2.3%). The rise of low-cost airlines in Europe has also contributed to the growth of the super commuter.
Komentar
Posting Komentar