Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Pertempuran dalam Kota Bandung.

Gambar
Sebagai hasil sebagai hasil provokasi Belanda,   konflik antara Inggris dan para pejuang meruncing,   mengakibatkan tidak adanya kompromi di antara kedua belah pihak. Oleh karena itu para pejuang menghalanghalangi Inggris yang akan membebaskan interniran   dan tentara Jepang yang masih belum dilucuti. Sikap tersebut menyebabkan pasukan Inggris menyerbu markas pejuang secara besar-besaran. Serbuan ini terutama diarahkan terhadap markas pejuang yang terletak di daerah interniran dan   tentara Jepang yang belum dilucuti. Minggu 2 Desember 1945 pukul 10.00, Inggris berencana untuk membebaskan penduduk interniran di daerah Lengkong dan mengerahkan persenjataan berat ke daerah tersebut. Akibatnya terjadilah pertempuran besar di daerah Turn Dorp atau Lengkong. Mengutip laporan Palang Merah Indonesia (PMI) saat itu, pertempuran sengit itu menyebabkan sekitar 84 orang gugur sebagai pahlawan, 181 orang luka berat dan 44 orang luka ringan. Salah satu pahlawan yang gug...

Ultimatum MacDonald

  Bandung dimasuki pasukan Inggris pada bulan Oktober 1945. Sekutu meminta hasil lucutan tentara Jepang oleh TKR diserahkan kepada Sekutu. Pada tanggal 21 November 1945 Sekutu mengultimatum agar kota Bandung dikosongkan. Hal ini tidak diindahkan oleh TRI dan rakyat.   Pada tanggal 27 November 1945, pemimpin tentara Inggris di Bandung, Brigjen MacDonald, memberikan ultimatum agar penduduk pribumi di Bandung Utara, yang dibatasi rel kereta api, harus pindah ke selatan. Batas ultimatum adalah pada tanggal 29 November 1945. Apabila sampai batas waktu tersebut, masih ada penduduk pribumi di utara, mereka akan ditangkap dan pejuang yang bersenjata akan ditembak mati.   Alasan MacDonald membagi kota Bandung adalah untuk menjaga keamanan, jangan sampai ada rakyat yang tidak bersalah terbunuh dan teraniaya. Alasan lainnya adalah jangan sampai ada orang-orang yang bermaksud menyerang Inggris dan Belanda (Amar, 1963: 106).   Pada tanggal 28 November 1945, sarang-sarang pejuang ...

Panglima Besar.

Pada 12 November 1945, dalam sebuah pemilihan untuk menentukan panglima besar TKR di Yogyakarta, Soedirman terpilih menjadi Panglima Besar, sedangkan Oerip, yang telah aktif di militer sebelum Soedirman lahir, menjadi Kepala Staff.   Sementara menunggu pengangkatan, Soedirman memerintahkan serangan terhadap pasukan Inggris, dan Belanda di Ambarawa. Melalui pertempuran ini, mengakibatkan penarikan diri tentara Inggris, yang berdampat pada semakin kuatnya dukungan rakyat terhadap Soedirman. Peristiwa ini terkenal dengan sebutan Palagan Ambarawa.   Pada 18 Desember 1945, Soedirman diangkat sebagai Panglima Besar.   Selama tiga tahun berikutnya, Soedirman menjadi saksi kegagalan negosiasi dengan tentara kolonial Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia, yang pertama adalah Perjanjian Linggarjati –yang turut disusun oleh Soedirman – dan kemudian Perjanjian Renville –yang menyebabkan Indonesia harus mengembalikan wilayah yang diambilnya dalam Agresi Militer I kepada Beland...

Dampak Resolusi Jihad.

Gambar
    Seruan Resolusi jihad yang dikumandangkan PBNU dalam keadaan perang sudah berakhir lebih sebulan silam, dinilai sebagian elit pemimpin Negara di Jakarta sebagai mengada-ada. Bahkan sehari sesudah Resolusi Jihad diserukan, sepanjang hari sejak pagi tanggal 24 Oktober 1945, Bung Tomo melalui pidatonya menyampaikan pesan kepada arek-arek Surabaya agar jangan gampang berkompromi dengan Sekutu yang akan mendarat di Surabaya. Sebagai wartawan Bung Tomo sudah mendapat informasi bahwa pasukan Sekutu akan mendarat di Surabaya tanggal 25 Oktober 1945, sehingga tanggal 24 Oktober 1945 pagi, Bung Tomo sudah berpidato mengobarkan semangat rakyat Surabaya, dengan isi pidato sebagai berikut:   “Kita ekstrimis dan rakyat, sekarang tidak percaya lagi pada ucapan-ucapan manis. Kita tidak percaya setiap gerakan (yang mereka lakukan) selama kemerdekaan Republik tetap tidak diakui! Kita akan menembak, kita akan mengalirkan darah siapa pun yang merintangi jalan kita! Kalau kita tidak diber...

Resolusi Jihad NU

Gambar
  Pada 22 Oktober 1945 sebuah keputusan dihasilkan dari rapat besar konsul-konsul (setingkat pengurus wilayah sekarang) NU se-Jawa dan Madura, di Surabaya, Jawa Timur. Pada pertemuan tersebut, menghasilkan keputusan yang disebut Resolusi Jihad.   Berikut ini adalah isi dari Resolusi Jihad NU sebagaimana pernah dimuat di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, edisi No. 26 tahun ke-I, Jumat Legi, 26 Oktober 1945.    “Bismillahirrahmanirrahim Resolusi Rapat besar wakil-wakil daerah (Konsul-konsul) Perhimpunan Nahdlatul Ulama seluruh Jawa-Madura pada tanggal 21-22 Oktober 1945 di Surabaya:   Mendengar: Bahwa di tiap-tiap daerah di seluruh Jawa-Madura ternyata betapa besarnya hasrat ummat Islam dan Alim ulama di tempatnya masing-masing untuk mempertahankan dan menegakkan AGAMA, KEDAULATAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MERDEKA.   Menimbang: a. Bahwa untuk mempertahankan dan menegakkan Negara Republik Indonesia menurut hukum AGAMA ISLAM, termasuk sebagai suatu kewajiba...

Insiden Hotel Yamato

Gambar
  Peristiwa pertempuran Surabaya tidak dapat dilepaskan dari insiden yang terjadi sebelumya, di antaranya peristiwa perobekan bendera Belanda menjadi bendera merah putih di Hotel Oranje (Yamato) Surabaya oleh para pemuda pada 19 September 1945 (Purwoko, 2004 :424).   Surabaya baru mendirikan pemerintahan daerah yang menjadi bagian RI pada tanggal 3 September 1945. Sejak itu dikeluarkan larangan mengibarkan bendera selain bendera Merah Putih. Pasukan Jepang yang mendapat tugas dari Sekutu untuk menjaga keamanan dan status quo di Indonesia memprotes kebijaksanaan pemerintah RI yang melarang pengibaran bendera selain Sang Merah Putih. Protes ini mendorong rakyat Surabaya mengadakan konsolidasi kekuatan. Mereka mengadakan rapat di Pasar Turi pada tanggal 11 September 1945 dan di Tambaksari tanggal 17 September 1945. Pasukan Jepang dengan kekuatan senjatanya hendak menghalang-halangi rapat tersebut tetapi tidak berhasil.   Dalam upaya menentang pemerintah daerah Surabaya, Jepa...

Brigjen Mallaby

Gambar
  Aubertin Walter Sothern Mallaby adalah Brigadir Jenderal Inggris yang memimpin Brigade 49 divisi India masuk ke Surabaya tanggal 25 Oktober 1945. Ketika itu divisi yang dipimpin Mallaby merupakan bagian dari AFNEI yang dipimpin oleh Sir Philip Christison. Kedatangan tentara sekutu yang diboncengi NICA tidak mendapat sambutan baik dari para pejuang. Terjadilah pertempuran di Surabaya. Setelah terjadi pertempuran di Surabaya, pada tanggal 29 dan 30 Oktober 1945 dilakukan perundingan antara pihak RI dan tentara Inggris. Meskipun kedua pihak menyepakati untuk mencari cara menghindari bentrokan senjata, namun pihak Inggris kembali mengadakan penyerangan.   Badan kontak yang beranggotakan Brigjen Mallaby, Kapten Shaw, Mayor Husson, Kolonel Pugh, Residen Sudirman, Dul Arnowo, Atmadji, Mochammad, Sungkono, Sujono, Kusnandar, T.D. Kundhan, dan Roeslan Abdulgani, bertugas untuk meredakan pertempuran yang masih terjadi di beberapa lokasi di antaranya sekitar Jembatan Merah. Beberapa p...

Bung Tomo

Gambar
  Soetomo , dengan panggilan akrab Bung Tomo, adalah pejuang kemerdekaan yang memimpin Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPRI). Ia berperan penting mengobarkan semangat rakyat Surabaya berperang melawan pasukan Inggris pada tanggal 10 November 1945.   Bung Tomo dilahirkan di Surabaya. Pada zaman pergerakan ia antara lain menjadi pembantu pada surat kabar Soeara Oemoem dan redaktur mingguan Pembela Rakyat (1938). Ia juga merupakan sekretaris Partai Indonesia Raya. Pada zaman Jepang ia menjadi wartawan Domei. Ia kemudian mendirikan Kantor Berita Indonesia yang kemudian menjadi cabang Antara di Surabaya pada tahun 1945.   Setelah proklamasi kemerdekaan Bung Tomo menjadi ketua Benteng Republik Indonesia, yakni gabungan partai dan organisasi yang menentang persetujuan Lianggajati tahun 1947. Setelah BPRI lebur menjadi organisasi politik PRI (Partai Rakyat Indonesia), ia menjadi ketuanya.   Zaman Orba. Karena kegiatannya yang dianggap mengganggu stabilitas keamanan d...

Hari Pahlawan

  Pada 9 November 1945, Mayor Jendral Br. Mansergh memberikan ultimatum kepada bangsa Indonesia di Surabaya, supaya orang Indonesia yang bersalah "membunuh" Brigadir Jendral Mallaby menyerahkan diri. Waktunya dibatasi sampai tanggal 10 November 1945 jam 06.00. Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara Inggris akan digunakan untuk memperkuat ultimatum tersebut. Surat Mansergh yang dikirim kepada Soerjo, Gubernur Jawa Timur adalah sbb :   November, 9th. 1945. TO ALL INDONESIANS OF SOERABAYA. On October 28th, the Indonesians of Soerabaya treacherously and without provocation, suddenly attacked the british Forces who came for the purpose of disarming and concentrating the Japanese Forces, of bringing relief to Allied prisoners of war and internees, and of maintaining law and order. In the fighting which ensued British personel were killed or wounded, some are missing, interned women and children were massacred, and finally Brigadier Mallaby was foully murdered when trying...

Pertempuran-pertempuran di Semarang dan Surabaya.

Gambar
  Pada tanggal 3 Oktober 1945, Polisi Militer Jepang membantai pemuda-pemuda Republik di Pekalongan. Pada tanggal 10 Oktober 1945 , pasukan-pasukan Jepang mendesak kaum Republik keluar dari Bandung dan seminggu kemudian menyerahkan kota Bandung kepada Inggris. Pada tanggal 14 Oktober 1945, Jepang merebut kembali kota Semarang. Pertempuran terjadi selama lima hari. Pihak Republik membunuh sekitar 130 orang dan menawan 300 orang Jepang. Jepang kemudian berusaha menguasai kota Semarang dan mengakibatkan tewasnya 500 orang Jepang dan 2.000 orang Indonesia. Enam hari kemudian Inggris tiba di Semarang dan mengungsikan tawanan Indo-Eropa dan Eropa . Detasemen-detasemen diberangkatkan ke Magelang dan Ambarawa untuk membebaskan sekitar 10.000 tawanan termasuk menggunakan serangan udara (Rickleffs, 2004 : 436-437).   Gencatan Senjata. Insiden Magelang berakhir setelah Presiden Soekarno dan Brigadir Jenderal Bethell datang ke Magelang pada tanggal 2 November 1945. Mereka mengadakan perun...

Perempuan dan Perang

Gambar
  Selama pendudukan Inggris di Bandung (1945-1948), Belanda menggunakan taktik lamanya divide et impera (pecah belah dan kuasai). Belanda membujuk beberapa kelompok etnik, baik pribumi, Cina dan Timur asing lainnya supaya terkesan bahwa rakyat Indonesia mendukung Belanda. Kelompok-kelompok potensial untuk dijadikan antek Belanda a.l. KNIL (Koninklijk Nederlands Indische Leger), tentara kerajaan Hindia Belanda   dan sebagian menak (priyayi). Masyarakat Cina yang cukup besar jumlahnya berhasil dibujuk. Mereka dipersenjatai dan bergabung ke dalam pasukan Po An Tui. Belanda menjadikan Po An Tui sebagai mata-mata dan memanfaatkan mereka untuk meneror pribumi (Sitaresmi dkk., 2002). Belanda juga berusaha memanfaatkan pasukan Inggris dengan menghasutnya bahwa para pejuang yang ada di Bandung adalah pengacau keamanan sehingga memancing kemarahan Inggris terhadap para pejuang. Belanda memberi logistik kepada pasukan Inggris yang berasal dari India   berupa wanita-wanita ...

Kedatangan Pasukan Inggris dan Australia

Gambar
  Pada 6 September 1945, Panglima SEAC, Laksamana Lord Louis Mounbatten   membentuk Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) dan mengangkat Letjen Sir Philip   Christison sebagai panglimanya. Tugasnya adalah melucuti dan memulangkan tentara Jepang, membebaskan para interniran dan tawanan perang, serta menegakkan hukum dan ketertiban di wilayah tugasnya (Asmadi, 1985 : 114-115; Poeponegoro dan Notosusanto, 1990 : 122). Untuk mempersiapkan pendaratan pasukan AFNEI, beberapa tim RAPWI sebagai allied mission (misi Sekutu) diterjunkan dengan parasut di beberapa kota di Indonesia. Pasukan RAPWI (Recovery of Allied Prisoners of War and Internees) yang dipimpin Kapten Gray, dan Intercross (Palang Merah Internasional), menjadi awal kedatangan Inggris di kota Bandung. Kedatangan mereka dilanjutkan dengan keluarnya perintah kepada para pejuang supaya menyerahkan senjata kepada Inggris, yang tentu saja ditolah mentah-mentah oleh para pejuang. Pasukan RAPWI juga memerintahk...

AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies)

Gambar
  Pada tahun 1943 Sekutu menetapkan pembagian wilayah operasi di kawasan Pasifik dan Asia Tenggara menjadi dua komando : (1) South West Pacific Command (SWPC), Komandao Pasifik Barat Daya   yang berkedudukan di Australia. Wilayah operasi SWPC meliputi kawasan Pasifik Barat Daya dan Kepulauan Hindia Belanda, kecuali Sumatra; (2) South East Asia Command   (SEAC) , Komando Asia Tenggara, yang berkedudukan di India. Wilayah operasi SEAC meliputi Burma (sekarang Myanmar), Thailand, Semenanjung Malaya, dan Sumatra (Asmadi, 1985 : 112-113). Guna menjalankan tugas-tugas operasional SEAC di Indonesia, Panglima SEAC, Laksamana Lord Louis Mounbatten dari Inggris yang berkedudukan di India, membentuk suatu gugus tugas khusus bernama AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies, Pasukan Sekutu Hindia Belanda),   yang terdiri dari pasukan Inggris . AFNEI hanya bertugas di Jawa dan Sumatra, sedangkan di luar itu diserahkan kepada tentara Australia. Tugas AFNEI di Indonesia ad...