AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies)

 



Pada tahun 1943 Sekutu menetapkan pembagian wilayah operasi di kawasan Pasifik dan Asia Tenggara menjadi dua komando : (1) South West Pacific Command (SWPC), Komandao Pasifik Barat Daya  yang berkedudukan di Australia. Wilayah operasi SWPC meliputi kawasan Pasifik Barat Daya dan Kepulauan Hindia Belanda, kecuali Sumatra; (2) South East Asia Command  (SEAC) , Komando Asia Tenggara, yang berkedudukan di India. Wilayah operasi SEAC meliputi Burma (sekarang Myanmar), Thailand, Semenanjung Malaya, dan Sumatra (Asmadi, 1985 : 112-113).

Guna menjalankan tugas-tugas operasional SEAC di Indonesia, Panglima SEAC, Laksamana Lord Louis Mounbatten dari Inggris yang berkedudukan di India, membentuk suatu gugus tugas khusus bernama AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies, Pasukan Sekutu Hindia Belanda),  yang terdiri dari pasukan Inggris . AFNEI hanya bertugas di Jawa dan Sumatra, sedangkan di luar itu diserahkan kepada tentara Australia. Tugas AFNEI di Indonesia adalah :

1.       Menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang;

2.       Membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu;

3.       Melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk kemudian dipulangkan;

4.       Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah sipil;

5.       Menghimpun keterangan tentang penjahat perang dan menuntutnya di pengadilan sekutu.

Pada tanggal 29 September 1945, Panglima AFNEI, Letjen Sir Philip Christison, beserta tentara Inggris yang tergabung di dalam AFNEI mendarat di Jakarta. Kekuatan AFNEI terdiri atas tiga divisi, yaitu Divisi India ke-23 dipimpin Mayjen D.C. Hawthorn untuk wilayah Jawa Barat berkedudukan di Bandung, Divisi India ke-5 dipimpin Mayjen E.C. Mansergh untuk wilayah Jawa Timur berkedudukan di Surabaya, Divisi India ke-26 dipimpin Mayjen H.M. Chambers untuk daerah Sumatra dan berkedudukan di Padang (Posponegoro dan Notosusanto, 1990 : 121-122 dan Djajusman, 1986 : 40-43 dalam Sitaresmi, 2002 : 56).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Dari Seorang Teman

UNCI (United Nations Commission on Indonesia)

Museum Sebagai Jendela Kebudayaan