Pasukan Inggris di Indonesia
Pada tanggal 8 September 1945, Mayor A.G. Greenhalgh beserta enam perwira Inggris diterjunkan dengan parasut di lapangan terbang Kemayoran, Jakarta. Tim perwira ini merupakan misi pertama Inggris yang dikirim SEAC dari Singapura. Tugas mereka adalah mempelajari dan melaporkan keadaan di Indonesia menjelang kedatangan rombongan Inggris yang direncanakan tiba seminggu kemudian.
Pada tanggal 15 September 1945, armada Inggris mendarat di Tanjung Priok. Di dalamnya ada kapal penjelajah Inggris Cumberland yang membawa Rear Admiral W.R. Patterson (Wakil Panglima SEAC), kapal penjelajah Belanda Tromp, dan beberapa kapal lainnya yang mengangkut pasukan marinir Belanda. Wakil Panglima SEAC (South East Asia Command, Komando Asia Tenggara), Rear Admiral W.R. Patterson disertai para opsir Belanda, antara lain Jenderal van Straten, Kolonel Abdul Kadir, dan Dr. Ch. O. van der Plas. Plas mewakili Dr. H. J. van Mook yang menjadi pimpinan NICA (Netherlands Indies Civil Administration), Pemerintahan Sipil Hindia Belanda .
Dalam perjanjian antara Inggris dan Belanda (CAA), disebutkan bahwa tentara Inggris di Indonesia akan memegang kekuasaan atas nama pemerintah Belanda, sedangkan urusan pemerintahan sipil akan diselenggarakan oleh NICA di bawah tanggungjawab tentara Inggris. Kemudian , NICA akan diikutsertakan dalam proses penyerahan kembali wilayah bekas Hindia Belanda dari Jepang kepada Sekutu dan selanjutnya diserahkan kepada Belanda (Sitaresmi, 2002 : 55).
Menurut Mr. Ide Anak Agung Gede Agung, kedatangan pasukan Inggris membawa angin segar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia (1995 : 59-62). Inggris secara tidak langsung mengakui RI secara de facto, sebagaimana terungkap dari pidato Letjen Christison, 29 November 1945. Christison menyatakan bahwa Inggris hanya menjalankan tugas Sekutu, yaitu melucuti dan memulangkan tentara Jepang. Pasukan Inggris tidak bersedia untuk digunakan Belanda membantu memulihkan kekuasaan kolonialnya di Indonesia. Dalam hal ini Inggris hanya bertanggungjawab di daerah yang didudukinya : Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Padang. Di luar daerah itu proses pengamanan dilakukan bekerjasama dengan Pemerintah RI. Pidato Christison sejalan dengan pidato PM Inggris, Atlee dari Partai Buruh, yang menggantikan Churchill.
Komentar
Posting Komentar