Nasihat Saikoo Sikikan


Sebelum saya menyampaikan apa saja substansi pidato Yamin, Supomo, Sukarno dan Piagam Jakarta, ada baiknya kita mundur sebentar ke tanggal 28 Mei, ke acara Pembukaan BPUPKI.

Pada hari Senin, 28 Mei tahun Syoowa 20 (1945) pukul 11.00 dilakukan pengibaran bendera Koki dan bendera kebangsaan di depan gedung Chuo Sangi-In. Pada pukul 15.00 para anggota mulai berdatangan. Pada pukul 15.20 dilakukan penyambutan P.Y.M. Saikoo Sikikan olah para hadirin. Pada pukul 15.35 Upacara Pembukaan dengan acara : P.Y.M. Saikoo Sikikan dan Gunseikan memasuki ruangan, upacara Kokumin Girei, nasihat P.Y.M. Saikoo Sikikan, nasihat P.Y.M. Gunseikan, sumpah Iin, ucapan selamat, pidato Kaityoo, P.Y.M. Saikoo Sikikan meninggalkan ruangan, membikin potret peringatan dan P.Y.M. Saikoo Sikikan berangkat diiring keluar (Kusuma, 2004 : 87).

Ada tiga pidato pada saat pembukaan BPUPKI yaitu dua nasihat masing-masing dari P.Y.M. Saikoo Sikikan dan P.Y.M. Gunseikan dan satu pidato dari Kaityoo (Ketua). Untuk kali ini saya sampaikan Nasihat Saikoo Sikikan selengkapnya.

“Hadiri yang terhormat !
Kemerdekaan Indonesia adalah suatu bukti yang nyata tentang tujuan perang suci sekarang ini, yang timbulnya memang berdasarkan cita-cita yang gemilang yang diciptakan semenjak berdirinya Negara Dai Nippon.
Akan tetapi usaha untuk mendirikan Negara Merdeka yang beru bukanlah usaha yang mudah, lebih-lebih jika tidak dengan mempelajari , menyelidiki dan merencanakan dengan seksama dan teliti segala usaha untuk meneguhkan kekuatan pembelaan , dan soal-soal yang menjadi dasar negara, maka sudah barang tentulah bahwa pekerjaan mulia dalam pembentukan negara merdeka di kemudian hari, tak akan mempunyai pokok dasar yang kukuh dan teguh.
Pada hari ini, bertempat di ruangan ini mulai dilakukan langkah pertama dalam pekerjaan Dokuritsu Zyunbi Tyosakai untuk menyelidiki serta merencanakan dasar usaha itu dengan sedalam-dalamnya dan seteliti-telitinya.
Berhubung dengan ini maka saya mempunyai pengharapan besar pada Badan ini dan tuan-tuan Giin hendaklah menginsafkan dalam hati sanubari tuan-tuan betapa penting dan beratnya kewajiban tuan-tuan untuk menyelesaikan usaha yang semulia itu sehingga tercatatlah peristiwa yang cemerlang ini dalam riwayat pembentukan Negara Indonesia Merdeka.
Jakarta, tanggal 28, bulan 5, tahun Syoowa 20 (2605)-(1945)
SAIKOO SIKIKAN”

Sumber dari naskah ini saya peroleh dari buku Lahirnya Undang-undang Dasar 1945 karya RM. A.B. Kusuma yang diterbitkan oleh Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia tahun 2004.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Dari Seorang Teman

UNCI (United Nations Commission on Indonesia)

Museum Sebagai Jendela Kebudayaan