Sanusi Pane
Sanusi Pane adalah sastrawan Pujangga Baru yang menulis puisi dan drama. Ia berorientasi pada kebudayaan timur baik Indonesia maupun India. Ia pernah menjadi redaktur majalah Timboel (1931-1933), Balai Pustaka (1941) dan surat kabar Kebangoenan (1936). Perhatiannya pada kerohanian Timur dituangkannya dalam sajak-sajak dan drama-dramanya. Idealismenya adalah mengawinkan Arjuna dan Faust, budaya timur dan budaya barat.
Gagasan-gagasan yang banyak diolah dalam karya sastranya adalah tentang kenegaraan, kebudayaan dan manusia Indonesia.
Perhatiannya terhadap masa lampau Indonesia tertuang dalam buku-buku sejarahnya, yakni Sejarah Indonesia (1942), Bunga Rampai dari Hikayat Lama (1946), Indonesia Sepanjang Masa (1952), Arjuna Wiwaha, terjemahan dari karya Mpu Kanwa (1940) dan lain-lain. Esai-esainya puluhan jumlahnya dalam bahasa Indonesia maupun Belanda.
Karya-karya sastranya meliputi kumpulan sajak seperti Pancaran Cita (1926), Puspa Mega (1927), Madah Kelana (1931); drama seperti Airlangga -dalam bahasa Belanda (1929), Kertajaya (1932), Sandyakala ning Majapahit (1933) dan Manusia Baru (1940).
(Sumardjo, ENI Vol. 12, 2003:114).
Gagasan-gagasan
Perhatiannya terhadap masa lampau Indonesia tertuang dalam buku-buku sejarahnya, yakni Sejarah Indonesia (1942), Bunga Rampai dari Hikayat Lama (1946), Indonesia Sepanjang Masa (1952), Arjuna Wiwaha, terjemahan dari karya Mpu Kanwa (1940) dan lain-lain. Esai-esainya puluhan jumlahnya dalam bahasa Indonesia maupun Belanda.
Karya-karya sastranya meliputi kumpulan sajak seperti Pancaran Cita (1926), Puspa Mega (1927), Madah Kelana (1931); drama seperti Airlangga -dalam bahasa Belanda (1929), Kertajaya (1932), Sandyakala ning Majapahit (1933) dan Manusia Baru (1940).
(Sumardjo, ENI Vol. 12, 2003:114).
Komentar
Posting Komentar