Serbuan Bangsa Mongol ke Singasari
Meski konteks kemunculan bangsa Mongol dalam penulisan ini adalah mengenai ekspansinya ke barat dan meruntuhkan imperium Abbasiyah, faktanya tentara Mongol juga menyerang Singasari.
Bangsa Mongol bergerak ke segala arah dan menguasai Asia. Kublai Khan (1216-1294) cucu Jengiz Khan menjadi Kaisar Dinasti Yuan (Mongol) dan berkuasa atas seluruh daratan Cina dan menghancurkan Dinasti Sung. Berdasarkan tulisan Marco Polo yang sempat ke Indonesia, di bawah Kublai Khan untuk pertama kali bangsa Mongol menguasai daratan Cina.
Antara tahun 1264-1267 Kublai Khan membangun ibu kota di Khambalik, Beijing. Ia kemudian menaklukkan Vietnam (1281-1287) dan Burma (1287). Ia juga berusaha menaklukkan Jepang, Asia Tenggara dan tentu saja Indonesia. Dua kali ia mengirim pasukan ke Jepang (1274 dan 1281) dan gagal karena amukan badai laut. Bangsa Jepang bersorak dan menyebut badai besar tersebut kamikaze (angin dewata).
Bangsa Mongol bergerak ke segala arah dan menguasai Asia. Kublai Khan (1216-1294) cucu Jengiz Khan menjadi Kaisar Dinasti Yuan (Mongol) dan berkuasa atas seluruh daratan Cina dan menghancurkan Dinasti Sung. Berdasarkan tulisan Marco Polo yang sempat ke Indonesia, di bawah Kublai Khan untuk pertama kali bangsa Mongol menguasai daratan Cina.
Antara tahun 1264-1267 Kublai Khan membangun ibu kota di Khambalik, Beijing. Ia kemudian menaklukkan Vietnam (1281-1287) dan Burma (1287). Ia juga berusaha menaklukkan Jepang, Asia Tenggara dan tentu saja Indonesia. Dua kali ia mengirim pasukan ke Jepang (1274 dan 1281) dan gagal karena amukan badai laut. Bangsa Jepang bersorak dan menyebut badai besar tersebut kamikaze (angin dewata).
Sementara itu, usaha Kublai Khan untuk memaksa Raja Kertanegara dari Singasari membayar upeti kepadanya gagal. Bahkan untusan keempat Kublai Khan yang dikirim kepada raja Singasari pada tahun 1289 kembali ke negaranya dengan penghinaan. Pada tahun 1293 pasukan Kublai Khan datang lagi ke Singasari untuk membalas dendam.
Ketika bala tentara Cina dan Mongol ini datang, yang menjadi raja Singasari adalah Jayakatwang, yang telah membunuh Kertanegara dan merebut kedudukannya. Menantu Kertanegara, Raden Wijaya, kemudian memanfaatkan kedatangan pasukan Kublai Khan itu untuk membalas dendam terhadap Jayakatwang.
Raden Wijaya bekerjasama dengan pasukan Cina menggempur Jayakatwang. Setelah Jayakatwang dan pasukannya binasa, Raden Wijaya berbalik menghancurkan pasukan Kubilai Khan dan mengusir mereka hingga Ujung Galuh (Soebagijo I.N. dan Masyhuri, 2002: 195).
Berikut biografi Kertanegara yang telah membuat gusar Kublai Khan.
Kertanegara adalah raja terakhir Singasari sekaligus raja yang terkenal. Gelarnya adalah Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Ia seorang ahli filsafat, ahli bahasa dan ahli politik, begitu tertulis dalam Negara Kertagama. Ia memperluas kekuasaannya hingga ke Bali dan Selat Malaka melalui ekspedisi Pamalayu (1275). Tujuannya untuk memajukan ekonomi, mengembangkan perdagangan dan pelayaran dan menyaingi Sriwijaya. Ia berhubungan dengan Cina tapi direndahkan Khubilai Khan. Kertanegara marah dan melukai Mengki, utusan kaisar Mongol tersebut.
Jayakatwang keturunan Kertajaya dari Kediri menyerang Singasari (1292) untuk memulihkan kedaulatan Kediri. Jayakatwang dibantu oleh Arya Wiraraja (bupati Madura). Kertanegara tewas dalam serangan tersebut. Berakhirlah kekuasaan Singasari (Sudiyono).
Para ahli berpendapat abu jenazah Kertanegara disimpan di candi Singasari (12 km dari Malang). Candi Singasari adalah candi Hindu yang dibangun Raden Wijaya sekitar tahun 1304 sebagai pendharmaan atau penghormatan kepada Raja Kertanegara, mertuanya (Atalajar).
Jayakatwang keturunan Kertajaya dari Kediri menyerang Singasari (1292) untuk memulihkan kedaulatan Kediri. Jayakatwang dibantu oleh Arya Wiraraja (bupati Madura). Kertanegara tewas dalam serangan tersebut. Berakhirlah kekuasaan Singasari (Sudiyono).
Para ahli berpendapat abu jenazah Kertanegara disimpan di candi Singasari (12 km dari Malang). Candi Singasari adalah candi Hindu yang dibangun Raden Wijaya sekitar tahun 1304 sebagai pendharmaan atau penghormatan kepada Raja Kertanegara, mertuanya (Atalajar).
Lalu siapakah R. Wijaya yang telah mengusir tentara Mongol / Cina ?
Raden Wijaya (... - 1309) adalah Raja Majapahit yang pertama dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Penobatannya berlangsung pada tahun Saka 1215 / 1293 M. Sebelum menduduki singgasana, ia menjadi pemimpin tentara Singasari dalam pertempuran melawan tentara Kediri pimpinan Jayakatwang.
Setelah mengalami kekalahan dalam perang itu, ia mengungsi ke desa Kudadu bersama pengikutnya. Selanjutnya ia menuju Madura untuk meminta bantuan Wiraraja, adipati Sumenep, dalam upaya membalas kekalahan. Kepada Wiraraja ia menjanjikan pembagian kekuasaan di antara mereka apabila berhasil menaklukkan Jayakatwang.
Atas petunjuk Wiraraja, Raden Wijaya menyerahkan diri kepada Jayakatwang dan mengabdikan diri kepadanya. Seiring dengan itu, secara diam-diam ia melakukan persiapan untuk mengadakan perlawanan.
Setelah menetap beberapa lama di Kediri, dengan izin Jayakatwang, ia membuka hutan Tarik yang terletak di tepi Kali Brantas yang strategis. Sejak itu banyak penduduk menetap di area baru itu, termasuk orang-orang Madura yang dikirimkan Wiraraja. Semua langkah ini sesuai dengan rencana yang telah disusun Wiraraja- Raden Wijaya. Setelah berkembang, Desa Tarik bernama Majapahit.
Saat Wiraraja-Wijaya bersiap melawan Jayakatwang, tentara Mongol tiba untuk menghukum Raja Kertanegara yang tidak mau tunduk pada Kerajaan Mongol. Raden Wijaya memanfaatkan tentara Mongol untuk menghancurkan Kerajaan Kediri. Bersama tentara Mongol ia melawan Jayakatwang. Setelah Jayakatwang ditundukkan, ia berbalik menyerang tentara Mongol. Setelah berhasil mengalahkan tentara Mongol, ia mendirikan Kerajaan Majapahit.
Raden Wijaya memiliki empat istri putri Raja Kartanegara. Dari Dyah Sri Tribhunaneswari , putri Sulung, ia memperoleh anak tunggal Jayanegara. Dari putri bungsu, Dyah Dewi Gayatri (Raja Patui), ia memperoleh anaknTribhuwana tunggadewi (Bhre Kahuripan) dan Rajadewi Maharajasa ( Bhre Daha).
Raden Wijaya meninggal pada tahun Saka 1231/1309 M. Ia didharmakan dalam Candi Siwa di Simping (Candi Sumberjati) dan Candi Budha di Antahpura. Kedudukannya sebagai raja digantikan olehnputranya, Kala Gemet, yang bergelar Sri Jayanegara (Cahyono, 2002:306).
Komentar
Posting Komentar