Jepang Menyerah Tanpa Syarat

Pada tanggal 6 Agustus 1945 pagi, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima. Pada saat Jepang diambang kekalahan, pada tanggal 8 Agustus 1945, Uni Sovyet ikut ikut memaklumkan perang terhadap Jepang. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua jatuh di kota Nagasaki. Kaisar Hirohito akhirnya mengumumkan dalam pidato radio tanggal 14 Agustus 1945 bahwa Jepang menyerah kalah. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia menyatakan kemerdekaannya.

Tanggal 2 September 1945, di atas geladak kapal Missouri milik Amerika Serikat yang berlabuh di Teluk Tokyo, para pejabat Jepang menandatangani piagam penyerahan tanpa syarat. Menteri Luar Negeri Jepang Mamoru Shigemitsu menandatangani dokumen yang menyatakan penyerahan diri Jepang di geladak kapal perang USS Missouri disaksikan Jenderal Richard K Sutherland. Penyerahan diri Jepang ini sekaligus menjadi penanda berakhirnya Perang Dunia II.

Sebelum Jepang, pada Mei 1945, Jerman sudah lebih dulu menyerah sekaligus mengakhiri PD II di Benua Eropa. Jepang menyusul 5 bulan kemudian. Akan tetapi, proses penyerahan ini harus diawali dengan hancurnya kota-kota di negara itu.

Dalam perang ini Jepang akhirnya harus kehilangan wilayahnya. Taiwan (Formosa), bebas menjadi negara tersendiri. Sakhalin bagian selatan dikuasai oleh Uni Sovyet. Iwo Jima dikuasai Amerika Serikat.

Pihak Jepang yang seharusnya menyerahkan Indonesia pada Sekutu sesuai dengan perjanjian penyerahan  yang ditandatanganinya di Tokyo, berusaha mencegah ketika para pemuda Indonesia merampas senjata mereka. Usaha para pemuda Indonesia merebut senjata Jepang ini menimbulkan banyak korban, namun hampir semuanya berhasil. Serdadu Jepang yang patah semangat karena kalah perang tidak bergitu bersemangat mempertahankan senjatanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Dari Seorang Teman

UNCI (United Nations Commission on Indonesia)

Museum Sebagai Jendela Kebudayaan