Partai Komunis Hindia
Setelah pengasingan Sneevliet, serta penangkapan Haji Misbach, Tjipto Mangoenkoesoemo , Sosrokardono, dan Tjokroaminoto, lingkungan politik di Hindia Belanda berbalik menentang radikalisme. Ironisnya keadaan ini menempatkan ISDV dalam posisi untuk memimpin gerakan rakyat. ISDV kini berada di tangan Semaoen dan Darsono. Anggotanya berjumlah 269 orang pada tahun 1920 tetapi sebagian besar adalah orang Indonesia. Pada bulan Mei 1920 organisasi ini berganti nama menjadi Perserikatan Komunist di India. Pada tahun 1924 namanya menjadi Partai Komunis Indonesia. PKI pada waktu itu kurang mendoktrinkan teori Marx dan Lenin tapi meromantisir Majapahit sebagai masyarakat yang mulia. Pahlawan PKI adalah Dipanegara Kiyai Maja dan Sentot. Ramalan mesianistis mengenai Ratu Adil juga dimanfaatkan PKI sebagai daya tarik. Kemudian muncul versi komunisme Islam yang menyebar di Surakarta dan tersebar pula di Minangkabau dan Jawa Barat.
Ide Marx yang disebut sebagai pikiran revolusioner-so sialistis dibawa dari Belanda ke Indonesia oleh para anggota SDAP, antara lain Sneevliet. Pada tahun 1914 Sneevliet, Semaun dkk mereka mendirikan ISDV yang bersekutu dengan Insulinde dan menyusup ke dalam Sarekat Islam.
Pada tahun 1917 Semaun menjadi pemimpin SI Cabang Semarang setelah sebelumnya menjadi anggota SI Cabang Surabaya bersama anggota ISDV lainnya seperti Darsono, Tan Malaka dan Alimin. Kini paham revolusioner sosialistis dari Marx makin merembes ke tubuh SI.
Sesudah kongres Nasional ke-2 SI di Jakarta (tahun 1917) dan ke-3 di Surabaya (1918) kedudukan Semaun makin kuat. Apalagi ia diangkat menjadi komisaris wilayah Jawa Tengah dan Darsono diangkat menjadi propagandis resmi CSI. Mereka diperkuat oleh kehadiran Tan Malaka dan Alimin di Semarang. Pada Kongres ke-4 SI di Surabaya, Alimin mulai mengecam CSI dengan hebat. Pada kongres ke-5 SI di Yogyakarta, dibentuklah organisasi kaum buruh bernama PPKB yang dipimpin Semaun, Surjopranoto dan Haji Agus Salim.
Ketika pada tahun 1918 SDAP di negeri Belanda memaklumkan dirinya menjadi Partai Komunis Belanda (CPN) beberapa anggota Eropa di ISDV mengusulkan untuk mengikuti jejak itu. Pada Kongres ISDV ke-7 di bulan Mei tahun 1920 ISDV diubah menjadi Perserikatan Komunis Hindia untuk membedakan diri dari "kaum sosialis revisionis" atau "kaum sosialis palsu" dan untuk mengindentifika sikan diri dengan Komintern. Sponsornya adalah Baars, Bergsma dan Semaun. Sementara yang menentang adalah Hertogh. Hertogh menganggap walaupun ISDV menaruh simpati kepada Revolusi Bolsjewik Rusia, tidak semua unsur komunisme cocok bagi alam Indonesia, misalnya sistem diktator proletar, yang menurut Baars merupakan program komunis yang palin esensial.
Akhirnya diambil keputusan. Ternyata hanya cabang Surabaya, Bandung dan Ternate yang menentang perubahan nama ISDV. Dengan demikian Baars, Bergsma, Semaun dan pendukungnya mendapat kemenangan. Pada tanggal 23 Mei 1920 nama ISDV diubah menjadi ICP, Indische Communistische Partij (Partai Komunis Hindia). Pengurusnya adalah Semaun sebagai ketua, Darsono sebagai wakil ketua, Bergsma sebagai sekretaris, Dekker sebagai bendahara ditambah pengurus lain seperti Baars, Sugono dan lain lain.
Pada Kongres Istimewa tanggal 24 Desember 1920, PKH mengambil keputusan untuk berafiliasi dengan Komintern. Sesuai garis Komintern PKH harus membentuk front persatuan dengan partai-partai non-komunis dan menentang cita-cita Pan-Islamisme.
Mulai saat itu serangan kaum komunis ditujukan terhadap CSI golongan Tjokroaminoto. Jurang pertentangan antara SI golongan Semaun dan golongan Tjokroaminoto makin melebar (Sudiyono, 2004:205).
Komentar
Posting Komentar