Abdul Rivai (1871-1933)


Abdul Rivai dilahirkan di Tanah Minang, belajar Sekolah Dokter Jawa di Jakarta dan lulus pada tahun 1894. Ia melanjutkan studi di Belanda dan memperoleh gelar Arts (dokter) pada tahun 1909. Selama belajar di Belanda ia menjadi wartawan, mengajar bahasa Melayu dan menerjemahkan beberapa novel. Ia juga menerbitkan Pewarta Wolanda dan kemudian menerbitkan Bendera Wolanda.
Perjuangan Rivai dilancarkan melalui pena. Ia memperjuangkan hak-hak orang pribumi untuk mendapatkan pendidikan yang layak melalui tulisan-tulisannya di Algemeen Handelsblad. Kritik Rivai terhadap pemerintah Belanda juga menyangkut perlakuan tidak adil Belanda terhadap anak jajahan terutama dalam bidang pendidikan dan penetapan besar gaji antara pegawai Belanda dan bumiputra.
Pada tahun 1911 Rivai kembali ke Indonesia dan bekerja di Rumah Sakit Militer di Cimahi. Setelah itu ia pindah ke Padang dan Semarang. Pada tahun 1918 ia menjadi anggota Volksraad. Bersama dr Rajiman ia pergi ke Belanda menghadiri Kongres Pengajaran Kolonial kedua.
Rivai yang lahir tahun 1871 dianggap sebagai perintis pers di Indonesia. Ia menjadi anggota Volksraad selama tiga periode (1918-1923) pada masa Gubernur Jendral van Limburg Stirum. Ia pernah dianjurkan menjadi warga negara Belanda namun ia menolaknya. Ia tutup usia di Bandung dan dimakamkan di kota ini. Ia meninggalkan beberapa karangan, antara lain Koloniale Tragedie. (Soebagijo I.N., 2004:230).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Dari Seorang Teman

UNCI (United Nations Commission on Indonesia)

Museum Sebagai Jendela Kebudayaan