Komunitas Muslim Singapura


Pada peralihan abad ke 19-20 banyak jemaah haji Indonesia menempuh perjalanan melalui Singapura dengan tidak ada larangan dari Inggris. Orang Indonesia seringkali menetap lama di Singapura berkenaan dengan perjalanan haji mereka. Lagi pula Singapura menyediakan kapal yang lebih banyak dan lebih murah.
Di Singapura terdapat komunitas orang-orang Arab yang kebanyakan berasal dari Hadramaut dan kaum Muslim India yang lahir di sana. Kedua kelompok tersebut seringkali beribukan orang Melayu. Komunitas muslim Singapura itu mempunyai hubungan dengan Timur Tengah. Mereka juga banyak terlibat dalam perdagangan di seluruh pelosok kepulauan Indonesia. Agama Islam mereka tidak begitu dipengaruhi oleh tradisi-tradisi lokal yang mempengaruhi Islam Indonesia. Mereka juga benar-benar menyadari identitas keagamaannya karena bersaing secara langsung dan bergaul setiap hari dengan orang-orang Cina.
Pada akhir abad ke-19 orang-orang muslim Singapura mendirikan percetakan-percetakan litograf yang mengakibatkan membanjirnya buku-buku keagamaan dan surat-surat kabar tersebut dicetak dalam bahasa Melayu.
Menurut Ricklefs dari Australian National University, pengaruh Singapura lebih besar di Indonesia daripada di Malaya. Lembaga-lembaga keagamaan konservatif Malaya didominasi sultan-sultan dan menolak ide-ide Islam modernis. Ide-ide semacam itu tidak banyak mendapat tanggapan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Dari Seorang Teman

UNCI (United Nations Commission on Indonesia)

Museum Sebagai Jendela Kebudayaan