Prasasti Tugu
Prasasti Tugu ditemukan di dekat Jakarta berisi tulisan pertama mengenai pengelolaan air di Indonesia. Prasasti yang ditulis atas perintah raja Purnawarman ini menggunakan bahasa Sanskerta dan aksara Palawa abad ke-5. Prasasti ini melaporkan perintah Purnawarman untuk menggali saluran sepanjang 11 km ke kediaman kakeknya. Diduga penggalian saluran ini untuk mengendalikan banjir. Saluran ini mulai digali pada bulan Caitra (sekitar April).
"Sebelumnya, Candrabhaga digali oleh raja diraja, Sang Guru yang bertangan kuat, setelah sampai di kota terkenal, masuk ke laut. Pada tahun ke-22 tahtanya yang semakin makmur, Purnawarman -- yang bersinar karena kemakmuran dan kebaikannya serta yang menjadi panji raja-raja manusia -- menggali sungai Gomati yang indah dan berisi air bersih, panjang 6.122 tombak digali dalam 21 hari, dimulai pada paruh gelap hari ke-8 bulan Palguna dan selesai pada paruh terang hari ke-13 bulan Caitra. Sungai itu melintasi tanah kediaman Sang Kakek dan Penasihat Kerajaan, kini mengalir setelah didoakan oleh para pendeta dengan persembahan seribu ekor sapi."
Purnawarman adalah raja dari Kerajaan Taruma yang merupakan kerajaan pertama di Jawa yang meliputi Jawa Barat dan beribukota di Bogor pada abad ke-5. Selain pada prasati Tugu di Jakarta namanya tercatat pada sejumlah prasasti batu. Salah satunya ditemukan di tengah sungai. Tapak kaki pada batu tersebut menunjukkan penaklukkan. Raja Purnawarman membandingkan tapak kakinya dengan telapak kaki Dewa Wisnu.
Sebuah batu yang lain ditandai dengan tapak kaki gajah kerajaan yang didatangkan dari Sumatra. Tapak kaki gajah tersebut dibandingkan dengan tapak kaki Airawata, gajah tunggangan Dewa Indra raja para dewa Hindu-Veda. Dengan demikian Purnawarman mengisyaratkan dirinya mempunyai kesamaan dengan Dewa Indra.
Dengan membuat saluran air di wilayah Bekasi hingga Jakarta menunjukkan Purnawarman adalah raja yang meletakkan dasar pertanian di Pulau Jawa.
Komentar
Posting Komentar