Wangsa Isyana.
Setelah mengalahkan wangsa Syailendra, kejayaan wangsa Sanjaya di Jawa Tengah pun berakhir. Rakryan Mapatih mereka yang bernama Mpu Sindok memindahkan kerajaan dari Medang di Jawa Tengah ke Jawa Timur tepatnya di suatu tempat antara Gunung Wilis dan Gunung Semeru bernama Watugaluh. Mpu Sindok yang kini bergelar Sri Maharaja Rake Hino Sri Isaenawikramadh armmottunggadew a mengembangkan Mataram hingga ke Bali Kalimantan dan Maluku serta menikmati kemakmuran dari perdagangan rempah meski akhirnya harus mengakui kekuatan maritim wangsa Syailendra yang memimpin Sriwijaya. Tapi setelah Sriwijaya dikalahkan Cola maka Mataram atau Medang bangkit lagi.
Mpu Sindok meninggalkan sekitar 20 prasasti yang menunjukkan negara dalam keadaan aman tentram. Selain itu meski beragama Hindu tapi Sindok menghimpun kitabsuci agama Buda Tantrayana yang esoteris.
Raja dari wangsa Isyana yang bernama Dharmawangsa mengawinkan putrinya Gunapriyadharma patni dengan Airlangga putra Udayana raja Bali dari wangsa Warmadewa. Di bawah Airlangga kerajaan kini bernama Kahuripan dan kembali berpengaruh dalam politik. Ia memiliki kualitas kepemimpinan yang baik dan mengembangkan politik "maafkan dan lupakan". Ia mengembangkan politik yang ramah terhadap Mataram yang telah surut. Ia mengakhiri perseteruan antara Hindu dan Budha dan menciptakan kehidupan penuh harmoni. Ia melakukan sekularisasi negara dengan menghilangkan peran pendeta Buda maupun Hindu. Ia menyita semua kepemilikan lahan dan properti mereka. Pada masanya negara mengalami kehidupan sosial yang mantap (Rao, 2005).
Sayang sepeninggalnya kerajaan harus dibagi dua menjadi Panjalu dan Jenggala dan diserahkan kepada kedua putranya. Keduanya bersaing sampai munculnya kerajaan Kediri. Kediri menjadi kerajaan maritim yang kuat yang bahkan bisa mengalahkan Sriwijaya dalam perdagangan. Orang orang Gujarat India lebih senang berdagang dengan Kediri daripada dengan Sriwijaya karena Kediri menerapkan pajak ekspor impor yang lebih rendah.
Kediri mengalami masa gemilang pada pemerintahan Jayabaya. Pada masanya terbut kitab Baratayuda serta berbagai cerita Panji. Di Kediri inilah Gajahmada memulai karirnya sebagai Patih.
Kediri mengalami masa gemilang pada pemerintahan Jayabaya. Pada masanya terbut kitab Baratayuda serta berbagai cerita Panji. Di Kediri inilah Gajahmada memulai karirnya sebagai Patih.
Kerajaan Kediri mengembangkan perbaikan sistem pemerintahan dengan mengembangkan model kerajaan ideal. Pertama, raja; kedua, sopana yang berarti tangga (pejabat sekitar raja) terdiri dari para ahli agama budaya dan penyair keraton; ketiga, duwan/duhan yaitu pejabat di tingkat thani (desa) dan dalem tani (desa pusat); keempat, militer yang profesional; dan kelima pengelola air; dan keenam, desa desa satelit.
Raja Kediri dianggap sebagai titisan dewa, biasanya Dewa Wisnu dan dikenal sebagai Dewa Raja, Wisnu atau istadewata.
Komentar
Posting Komentar