Asrama Indonesia Merdeka


Asrama Indonesia Merdeka (AIM), didirikan pada bulan Oktober 1944 di Jl. Kebon Sirih No. 80, Jakarta, atas prakarsa Kepala Perwakilan Kaigun di Jakarta, yakni Laksamana Muda Tadashi Maeda. Tidak lama kemudian, sebuah cabang dari asrama ini didirikan di Surabaya.

Maeda menunjuk Ahmad Subardjo sebagai ketua dibantu oleh Wikana. Asisten Maeda, Yomegoro Yushizumi  dan Shagetada Nisijima  ditunjuk sebagai pengawas. Keduanya bertugas mengamati aspirasi orang-orang nasionalis Indonesia. Maeda juga meminta para tokoh nasional terkemuka untuk mengajar di sana, antara lain Sukarno, Mohammad Hatta, Iwa Kusumasumantri, Sutan Sjahrir, R.P. Singgih, Latuharhary, Maramis dan Buntaran.

Para pemuda yang mengikuti kursus berbagai dari berbagai kalangan, misalnya teman-teman Wikana di Gerindo, teman-teman muda Ahmad Subardjo dan Iwa Kusumasumantri, dan para pemuda dari Indonesia timur.

Pada bulan April 1945, angkatan pertama sekitar 30 orang selesai diberi kursus.  Angkatan kedua sebanyak kurang lebih 80 orang mulai dikursus pada bulan Mei 1945. Akan tetapi Jepang sudah lebih dulu menyerah kepada Sekutu. Anggota asrama yang menonjol antara lain Mr. Jusuf dari Indramayu. Sebagaian  anggota asrama ini kemudian menjadi Barisan Pelopor Istimewa di bawah Sudiro. (ENI  Vol. 3, 2004 : 219).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Dari Seorang Teman

UNCI (United Nations Commission on Indonesia)

Museum Sebagai Jendela Kebudayaan