Gerakan DI/TII Meluas ke Jawa Tengah


Pada tanggal 7 Agustus 1949, Gerakan Darul Islam memproklamasikan Negara Islam Indonesia di sebuah desa di Tasikmalaya. Ketika Divisi Siliwangi kembali ke Jawa Barat, pertempuran antara pengikut Kartosuwirjo (DI/TII) dan pasukan  tempur Siliwangi tidak terhindarkan lagi. 

Ruang gerak DI/TII meliputi Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Majalengka dan Kuningan, tapi kemudian meluas ke beberapa daerah lain baik di Jawa maupun di luar Jawa. DI/TII pernah melancarkan serbuan terhadap upacara peringatan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1952 di Banjarsari, Pamarican, Cimaragas dan Saguling (Priangan Timur). 

Selama 13 tahun Jawa Barat menjadi ajang gerakan DI/TI. Baru setelah operasi operasi yang dilancarkan di tahun 1961, yang mempergunakan taktik pagar betis, yakni dengan melibatkan rakyat setempat dalam operasi, pasukan DI/TII dapat didesak dan dikalahkan. Pasukan demi pasukan menyerah atau menyerahkan diri. Gerakan DI/TII di Jawa Barat dapat dihancurkan. 

Gerakan Amir Fatah

DI/TII meluas ke Jawa Tengah. Amir Fatah memimpin pemberontakan di Brebes, Tegal dan Pekalongan. Pemberontakan Amir Fatah ini menambah keruh keadaan di Jawa Tengah. Sebelumnya sudah ada pembangkangan oleh Batalion 426 Kudus, gerakan MMC (Merapi-Merbabu Complex). Ada pula kerusuhan di Magelang dan Kebumen. Akhirnya DI/TII di bawah “Mayor Jendral”  Amir Fatah dapat dipatahkan dengan operasi Gerakan Benteng Negara oleh Banteng Riders (Masyhuri, 2004 : 237-238).

Pemberontakan DI/TII juga meletus di luar Jawa seperti di Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Aceh.  Di Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu Hajar, di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakar dan di Aceh dipimpin oleh Tengku Daud Beureuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

B.M. Diah

PSII di Zaman Jepang

UNCI (United Nations Commission on Indonesia)