Mutual Security Act RI -AS
Perdana Menteri berikutnya setelah Natsir adalah Sukiman Wirjosandjojo (April 1951 – Februari 1952) , yang membentuk koalisi Masyumi-PNI. Sukarno lebih senang dengan susunan ini. Wakil Perdana Menteri nya adalah Suwirjo. Karena itu kabinet ini diberi nama Kabinet Sukiman-Suwirjo.
Kabinet Sukiman-Suwirjo mempunyai tujuh program :
(1) menjalankan tindakan-tindakan yang tegas sebagai negara hukum untuk menjamin keamanan dan ketentraman, menyempurnakan organisasi alat-alat kekuasaan negara;
(2) membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran nasional dalam jangka pendek untuk mempertinggi kehidupan sosial-ekonomi rakyat, dan memperbaharui hukum agraria sesuai kepentingan petani;
(3) mempercepat usaha penempatan bekas pejuang dalam lapangan pembangunan;
(4) menyelesaikan persiapan Pemilihan Umum untuk membentuk Konstituante dan menyelenggarakannya dalam waktu yang singkat serta mempercepat terlaksananya otonomi daerah;
(5) menyiapkan undang-undang tentang : (a) pengakuan Serikat Buruh; (b) perjanjian kerja sama (collectieve arbeidsovereenkomst); (c) penetapan upah minimum; (d) penyelesaian pertikaian perburuhan;
(6) menjalankan politik luar negeri yang bebas serta aktif dan yang menuju perdamaian; menyelenggarakan hubungan Indonesia-Belanda bukan atas dasar Unie-Statuut melainkan perjanjian internasional biasa; mempercepat peninjauan kembali lain-lain persetujuan hasil KMB dan meniadakan perjanjian-perjanjian yang nyata merugikan rakyat dan negara;
(7) memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia secepat-cepatnya.
Mutual Security Act 1951
Pada tanggal 23 Februari 1952 kabinet Sukiman-Suwirjo sebenarnya telah didemisioner karena ditandatanganinya persetujuan bantuan ekonomi dan persenjataan dari Amerika Serikat kepada Indonesia berdasarkan Mutual Security Act 1951. (Sudibjo, 2004 : 322).
Terkuaknya Kesepakatan RI - AS
Menurut McMahon, pada bulan Januari 1952, dengan dukungan Departeman Luar Negeri AS, Duta Besar Cochran hampir mencapai sebuah kesepakatan rahasia mengenai pakta keamanan bersama dengan Menteri Luar Negeri Kabinet Sukiman, Ahmad Subarjo. Namun, beberapa saat sebelum penandatanganan, kesepakatan tersebut terkuak ke publik. Timbullah gelombang kritik di masyarakat, yang melihatnya sebagai sebuah pengkhianatan terhadap nasionalisme Indonesia dan netralitasnya dalam masalah-masalah internasional. Kesepakatan itu akhirnya tidak jadi ditandatangani dan Sukiman dipaksa mengembalikan mandatnya (McMahon : ----, 321).
Pemerintahan Truman
Pemerintahan AS di bawah Presiden Truman berusaha membangun hubungan ekonomi dan militer dengan Perdana Menteri Sukiman di bawah Ketetapan Keamanan Bersama (Mutual Security Act 1951). Meskipun gagal dan Sukiman jatuh, AS tetap tetap berusaha menarik Indonesia ke kubunya. Upaya yang lebih besar dilakukan setelah pemerintahan Truman berakhir dan diganti oleh presiden yang baru, yakni Presiden Dwight D. Eisenhower (Wardaya, 2008 : 91).
Selanjutnya pandangan Baskara T. Wardaya dalam bukunya Indonesia Melawan Amerika akan saya gunakan sebagai salah satu referensi untuk melihat hubungan RI-AS secara kritis.
Komentar
Posting Komentar