Munculnya Pemimpin Muda PKI
Persaingan dalam PKI setelah tahun 1948 memunculkan kaum muda menjadi pimpinan partai. Aidit, Lukman, Njoto, dan Sudisman menjadi pimpinan PKI pada bulan Januari 1951. Mereka mengambil alih kekuasaan atas Politbiro dari tangan generasi tua yang selamat dari peristiwa Madiun (Rickleffs, 2005 : 478).
Aidit menekankan bahwa Marxisme merupakan pedoman untuk bertindak, bukan sebagai dogma yang kaku. Kepemimpinannya membawa suatu pragmatisme baru bagi PKI yang memungkinkan partai ini segera menjadi salah satu partai politik besar.
Pada mulanya basis PKI adalah kaum buruh perkotaan dan buruh perusahaan pertanian, yang diorganisasikan melalui federasi serikat SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia) yang dikendalikan oleh PKI. Kemudian PKI melebarkan sayapnya ke sektor-sektor kemasyarakatan lainnya termasuk kaum tani.
Pandangan Aidit
(1) Indonesia merupakan sebuah negara yang bersifat semi kolonial dan semi feodal dan karenanya sasaran PKI haruslah sisa-sisa kolonial. Karena itu PKI harus mencari kerja sama dengan kekuatan-kekuatan non komunis yang anti penjajahan dan PKI mengharapkan dukungan dari PNI;
(2) Strategi PKI berselubung dalam terminologi Marxis-Leninis yang menyembunyikan penyimpangan dari teori Marxis-Leninis yang konvensional;
(3) Orientasi politik menjadi penentu kelas sosial, bukan kelas sosial yang menentukan orientasi politik;
(4) Kaum komunis dapat bekerja sama dengan kaum kaum borjuis kecil-kecilan dan kaum borjuis nasional melawan borjuis komprador dan kelas feodal;
(5) Masyumi dan PSI dicap sebagai partai kaum borjuis komprador;
(6) PNI diidentifikasikan sebagai partai kaum borjuis nasional;
(7) NU yang sudah memisahkan diri dari Masyumi dianggap sebagai partai borjuis.
Strategi Aidit
Aidit mencari sekutu dengan aliran-aliran politik lainnya yang berarti PKI menyesuaikan diri dengan suatu struktur sosial yang di dalamnya kesetiaan budaya, agama dan politik lebih bersifat vertikal atau komunal. Dengan cara ini maka PKI meghalangi setiap usaha untuk membangkitkan kesadaran kelas yang lebih besar.
Strategi Aidit tersebut bersifat defensif dengan tujuan untuk melindungi PKI karena secara luas PKI tidak dipercaya oleh banyak pihak di kalangan elite politik dan militer.
Aidit berhasil mempertahankan PKI selama hampir lima belas tahun (Rickleffs, 2005 : 479).
Komentar
Posting Komentar