Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

BO

Pada tahun 1907 Dr Wahidin Sudirohusodo berkunjung ke STOVIA dan mendapat sambutan bersemangat dari mahasiswa sekolah tersebut dan diambil keputusan untuk membentuk suatu organisasi pelajar guna memajukan kepentingan priyayi rendah. Pada bulan Mei 1908 diselenggarakan suatu pertemuan yang melahirkan Budi Oetomo yang berarti perkumpulan yang akan mencapai sesuatu berdasarkan keluhuran budi. Budi Oetomo diterjemahkan ke dalam Bahasa Belanda oleh organisasi tersebut sebagai het schoone streven (ikhtiar yang indah). Pada pertemuan pertama itu hadir perwakilan mahasiswa dari STOVIA, OSVIA, sekolah-sekolah  guru, sekolah pertanian dan kedokteran hewan. Cabang-cabang Budi Oetomo didirikan pada lembaga-lembaga  pendidikan tersebut. Diketuai Sutomo, pada bulan Juli 1908 Budi Oetomo sudah mempunyai anggota 650 orang. Bahasa Melayu -dan bukan bahasa Jawa- dipilih sebagai bahasa resmi. Mereka yang bukan mahasiswa juga menggabungkan diri sehingga pengaruh mahasiswa mulai berkurang dan orga...

Abad XX

Hindia Belanda mengalami perubahan-perub ahan besar dan yang terpenting adalah munculnya ide-ide baru mengenai organisasi dan definisi mengenai identitas. Gerakan-gerakan  anti penjajahan dan pembaharuan banyak dipelopori Jawa dan Minangkabau. Prakarsa banyak diambil oleh priyayi Jawa baru dan para pejabat yang maju dan memandang pendidikan sebagai kunci bagi kemajuan. Kelompok ini -terutama kaum abangan- oleh Ricklefs dianggap mewakili suatu aliran sosial budaya yang penting. Abangan dinisbahkan pada kaum muslim yang keislamannya formal dan nominal saja. Dengan memperoleh pendidikan barat kaum priyayi dan abangan mendapat kunci untuk melakukan peremajaan kembali kebudayaan, kelas dan masyarakat mereka. Ada dua nama yang pantas dicatat sebagai motor penggerak perubahan, Abdul Rivai dan Wahidin Soedirohoesodo. Pada tahun 1902 Abdul Rivai menerbitkan jurnal Bintang Hindia di Belanda . Rivai orang Minangkabau lulusan Sekolah Dokter Jawa di Weltevreden, bertindak sebagai pemimpinnya. ...

Sukarno

Sukarno (1901-1970). Sukarno termasuk salah satu lulusan HBS yang sedikit itu. Ia pun termasuk mahasiswa dan lulusan THS (Technische Hogere School) yang pertama. THS didirikan di Bandung dalam rangka politik etis di Hindia Belanda. Tugas akhirnya di THS mengenai konstruksi jembatan. Ia kemudian mampu menjembatani keanekaragaman pandangan politik dan keyakinan bangsa Indonesia dan menjadi bangsa yang merdeka. Sukarno lahir di Surabaya, 6 Juni 1901. Ayahnya Raden Sukemi Sosrodihardjo berprofesi sebagai guru sekolah kelas dua. Ibunya bernama Ida Nyoman Rai. Lahir dengan nama Kusno, namanya diganti menjadi Sukarno saat berumur lima tahun karena sakit-sakitan. Nama Sukarno diilhami dari nama Karna dalam pewayangan, tokoh ksatria yang pandai membalas budi. Sukarno sejak kecil menyukai wayang dan mengagumi tokoh bernama Bima yang tegas dan selalu berjuang menegakkan keadilan. Ia mempunyai seorang kakak bernama Sukarmini. Sukemi mendidik Sukarno dengan disiplin keras. Sarinah (pembantu di run...

Husein Djajadiningrat

Husein Djajadiningrat (1886-1960). Pangeran Aria Husein Djajadiningrat lahir tahun 1886 di Serang, Banten. Ia dididik dalam lingkungan orang-orang yang taat beragama Islam. Ayahnya seorang Bupati yang berpandangan maju dan menyekolahkan putra-putranya pada sekolah yang berpendidikan Barat. Setamat HBS pada tahun 1899 ia meneruskan pendidikan ke Belanda atas anjuran Snouck Hurgronye. Ia mengikuti kursus bahasa Latin dan Yunani Kuno tahun 1904-1905 dan diterima pada Universitas Kerajaan di Leiden. Ia lulus pada tahun 1910 dan menjadi Doktor pertama dari Indonesia dengan disertasinya yang berjudul Critische Beschouwing van de Sadjarah Banten. Ketika Universitas Leiden mengadakan sayembara mengarang tentang sejarah Kesultanan Aceh ia melakukan penelitian atas naskah-naskah Melayu-Indonesi a dan memenangkan sayembara itu dengan mendapat medali emas. Pada Mei 1914 sampai April 1915 ia berada di Aceh untuk mempelajari Bahasa Aceh dan membuat kamus Aceh dua jilid berjudul Atjeh-Nederland ...

Haji Agus Salim (1884-1954)

Menjelang perkawinannya di tahun 1903, Kartini menerima surat dari pemerintah Belanda bahwa permohonannya bersekolah di Belanda dikabulkan dan ia diberi bea siswa sebesar 4.800 gulden. Namun Kartini tidak mungkin lagi menggunakan peluang emas tersebut. Ia pun mengusulkan agar pemerintah Belanda mengalihkan bea siswa itu kepada seorang pemuda Minang yang sangat cerdas bernama Agus Salim. Agus Salim menolak bea siswa itu. Setelah beberapa lama bekerja sebagai penerjemah, ia merantau ke Riau, Indragiri dan ke Jedah, Arab Saudi. Agus Salim menguasai sembilan bahasa antara lain : Belanda, Inggris, Jerman, Perancis ,Arab dan Turki. Agus Salim bernama kecil Masyhudul Haq berasal dari Sumatra Barat. Ayahnya, Sutan Muhammad Salim adalah seorang jaksa. Karena itu ia berhak bersekolah di HBS di Jakarta. Setelah itu ia belajar secara mandiri. Saat berada di Arab Saudi, Agus Salim berkenalan dengan banyak tokoh dunia. Ia pun dipengaruhi oleh pandangan ulama besar seperti Muhammad Abduh dan Jamalud...

Woman and Socialism

August Bebel. Woman and Socialism. Woman in the Past CHAPTER II. Conflict between Matriarchate and Patriarchate. 1. – Rise of the Patriarchate. With the increase in population a number of sister gentes arose that again brought forth several daughter gentes. The mother gens was distinguished from these as the phratry. A number of phratries constituted the tribe. So strong was this social organization that it still constituted the unit of military organization in the states of antiquity, when the old gentile constitution had already been abandoned. The tribe was subdivided into several branches, all having a common constitution and in each of which the old gens could be recognized. But as the gentile constitution prohibited intermarriage among remote relatives even on the mother’s side, it undermined its own existence. A social and economic development made the relation of the various gentes to one another more and more complicated, the interdict of marriage between certain groups became...