Ledakan Penduduk di Jawa
Tingkat kesuburan penduduk di Hindia Belanda berbeda beda. Para sarjana sepakat bahwa masyarakat berburu dan meramu di daerah tropik lembab di Sumatra dan Kalimantan mempunyai tingkat kesuburan rendah. Angka kematian juga rendah. Para petani menetap di Sumatra Jawa Bali dan Sulawesi memiliki kesuburan tinggi. Tetapi kematian bayi juga tinggi. Kelaparan yang berdampak pada kematian tidaklah besar. Perang dan serangan menambah faktor angka kematian normal. Sekitar tahun 1800 para wanita di Pulau Jawa rata-rata mempunyai tujuh anak tapi jarang sampai tingkat dewasa karena tingginya kematian bayi dan anak.
Pada abad ke-19 pembasmian cacar berjalan dengan baik. Cacar menyebabkan 4% kematian pada tahun 1820. Penyakit cacar menyumbang 10% pada angka kematian total. Variolasi (vaksinasi dengan zat cacar manusia) telah dimulai tahun 1799. Vaksinasi dengan zat cacar sapi pada tahun 1804. Program ini ditentang di beberapa daerah. Meskipun demikian 50% penduduk Jawa tervaksinasi pada tahun 1860.
Antara tahun 1820-1850 kolera mewabah hebat di Jawa. Sementara tipus mewabah pada tahun 1840-an. Pada akhir abad ke-19 malaria menyebar ke daerah baru di Jawa. Pengobatan dengan kina nampaknya belum ditemukan.
Kelaparan berkurang di akhir tahun 1840. Kegagalan panen yang mencemaskan di awal abad ke-20 membuktikan bahwa kelaparan yang meluas belum dapat diatasi.
Karena kematian karena perang, cacar dan kelaparan berlangsung turun, akibatnya tingkat pertumbuhan penduduk tinggi.
Angka kematian yang terkait dengan perang di Sumatra Utara, Sulawesi Tengah, Kalimantan, Bali dan Lombok masih tinggi pada awal abad ke-20.
Peter Boomgard dari Koninklijk Instituut voor Taal Land en Volkenkunde (KITVL) Leiden, menyodorkan data jumlah penduduk pada tahun 1800 sebesar 15.700.000 dan tahun 1930 menjadi 59.300.000. Pertumbuhan paling tinggi terjadi di Jawa yaitu sebesar 1,3%.
Penduduk Jawa pada tahun 1800 sebesar 7.500.000. Sumatra 3.500.000. Kalimantan 700.000. Sulawesi 2.000.000. Sunda Kecil 1.600.000. Maluku dan Papua 400.000.
Penduduk Jawa tahun 1930 sebesar 40.900.000. Sumatra 7.700.000. Kalimantan 2.200.000. Sulawesi 4.200.000. Sunda Kecil 3.400.000. Maluku dan Papua 900.000.
Oleh karena penduduk Jawa meningkat jauh lebih cepat, pada tahun 1900 terjadi ketidakseimbang
Komentar
Posting Komentar