Orang-orang Belanda
Belanda berhasil mengusir Portugis tapi tidak benar benar menguasai rempah-rempah seperti Portugis. Yang tidak dilakukan Portugis tapi dilakukan Belanda adalah menguasai Jawa dan dengan demikian menancapkan kekuasaan darat secara permanen di Pulau Jawa.
Saat perang kemerdekaan Belanda-Spanyol , Belanda menjadi penyalur rempah rempah ke Eropa Utara. Tapi saat tahta kerajaan Spanyol dan Portugal bersatu Belanda kehilangan peran tersebut. Didorong kebencian antar agama zaman Reformasi, Belanda yang Calvinis di satu pihak dan Spanyol-Portugi s yang Katolik di pihak lain, Belanda ingin mencari jalur rempah sendiri ke Indonesia yang selama ini disembunyikan Portugis.
Berdasar buku " Iti-nerario naer Oost ofte Portugaels Indien" (Pedoman Perjalanan ke Timur atau Hindia Portugis) tulisan Jan Huygen van Lin-schoten (1595) yang mendeskripsikan peta dan penemuan Portugis, ekspedisi Belanda yang pertama berlayar ke Hindia Timur tahun 1595. Ekspedisi yang dipimpin Cornelis de Houtman yang terdiri 4 buah kapal dengan 292 awal pada bulan Juni 1596 tiba di Banten yang merupakan pelabuhan lada terbesar di Jawa Barat.
Houtman terlibat konflik dengan orang Portugis dan orang Banten. Demikian berlanjut di Sidayu dan Madura meski akhirnya mereka bisa kembali ke Belanda tahun 1597 dengan membawa rempah rempah dan keuntungan meski hanya sebagian kecil armada dan rombongannya yang selamat.
Pada 1598 sebanyak 22 buah kapal dari lima perusahaan yang berbeda berlayar ke sini dan 14 kapal bisa kembali. Pada Maret 1599 Jacob van Neck tiba di kepulauan rempah rempah Maluku dan kembali ke Belanda mengangkut rempah rempah dalam jumlah sangat banyak dan memperoleh keuntungan 400%. Pada tahun 1601 tak kurang dari 14 ekspedisi berlayar dari negri Belanda.
Karena persaingan di antara mereka semakin tajam pada tahun 1598 parlemen Belanda (Staten Generaal) mengajukan usulan agar perusahaan perusahaan berfusi. Empat tahun kemudian, tepatnya pada bulan Maret 1602, mereka bergabung dalam VOC (Vereenig-de Oost-Indische Compagnie), Perserikatan Maskapai Hindia Timur. Dibentuklah perwakilan dalam sistem majelis (kamer) untuk enam wilayah di negri Belanda. Majelis memiliki tujuh belas orang direktur yang disebut sebagai Heeren XVII (Tuan-tuan Tujuh Belas), delapan diantaranya berasal dari Amsterdam, lokasi markas besar VOC. Parlemen memberi kewenangan pada VOC untuk membaiat anggota, melakukan peperangan, membangun benteng-benteng dan mengadakan perjanjian di seluruh Asia (Ricklefs, 2005:72).
Saat perang kemerdekaan Belanda-Spanyol
Berdasar buku " Iti-nerario naer Oost ofte Portugaels Indien" (Pedoman Perjalanan ke Timur atau Hindia Portugis) tulisan Jan Huygen van Lin-schoten (1595) yang mendeskripsikan
Houtman terlibat konflik dengan orang Portugis dan orang Banten. Demikian berlanjut di Sidayu dan Madura meski akhirnya mereka bisa kembali ke Belanda tahun 1597 dengan membawa rempah rempah dan keuntungan meski hanya sebagian kecil armada dan rombongannya yang selamat.
Pada 1598 sebanyak 22 buah kapal dari lima perusahaan yang berbeda berlayar ke sini dan 14 kapal bisa kembali. Pada Maret 1599 Jacob van Neck tiba di kepulauan rempah rempah Maluku dan kembali ke Belanda mengangkut rempah rempah dalam jumlah sangat banyak dan memperoleh keuntungan 400%. Pada tahun 1601 tak kurang dari 14 ekspedisi berlayar dari negri Belanda.
Karena persaingan di antara mereka semakin tajam pada tahun 1598 parlemen Belanda (Staten Generaal) mengajukan usulan agar perusahaan perusahaan berfusi. Empat tahun kemudian, tepatnya pada bulan Maret 1602, mereka bergabung dalam VOC (Vereenig-de Oost-Indische Compagnie), Perserikatan Maskapai Hindia Timur. Dibentuklah perwakilan dalam sistem majelis (kamer) untuk enam wilayah di negri Belanda. Majelis memiliki tujuh belas orang direktur yang disebut sebagai Heeren XVII (Tuan-tuan Tujuh Belas), delapan diantaranya berasal dari Amsterdam, lokasi markas besar VOC. Parlemen memberi kewenangan pada VOC untuk membaiat anggota, melakukan peperangan, membangun benteng-benteng
VOC dengan personal yang kebanyakan tidak bermoral melakukan banyak kekejaman yang menjijikkan. Mereka menduduki Ambon dan mengusir Portugis tahun1605 dan mengubah kota tersebut menjadi Victoria, mengusir misionaris Katolik dan mendorong penduduk setempat untuk beralih dari Katolik ke Calvinisme. Sementara itu pada tahun 1606 suatu armada Spanyol menduduki Ternate dan Tidore. VOC menciptakan Gubernur Jendral dan Dewan Hindia (Raad van Indie) tahun 1620 dan berpusat di Ambon.
Karena Ambon terlalu jauh dari kegiatan VOC lainnya seperti di Afrika dan Jepang, serta mulai adanya ancaman dari Inggris , Gubernur Jendral Jan Pieterszoon Coen memerlukan kedudukan di Barat tepatnya di Jayakarta dan menyadari untuk menghancurkan semua yang merintanginya. VOC memonopoli rempah rempah, membantai seluruh penduduk Pulau Banda (1620) dan memperkerjakan budak. Tahun 1619 Jayakarta diganti dengan Batavia sesuai nama suku bangsa Jerman kuno di negri Belanda.
Batavia adalah sumber kemerosotan keuangan VOC, pertama karena banyaknya penduduk yang datang untuk mengejar keuntungan terutama Cina yang berarti harus menyediakan pangan dan kayu untuk papan. Kedua karena serangan baik dari Banten maupun Mataram yang banyak menimbulkan kesulitan dan pertumpahan darah.
Karena Ambon terlalu jauh dari kegiatan VOC lainnya seperti di Afrika dan Jepang, serta mulai adanya ancaman dari Inggris , Gubernur Jendral Jan Pieterszoon Coen memerlukan kedudukan di Barat tepatnya di Jayakarta dan menyadari untuk menghancurkan semua yang merintanginya. VOC memonopoli rempah rempah, membantai seluruh penduduk Pulau Banda (1620) dan memperkerjakan budak. Tahun 1619 Jayakarta diganti dengan Batavia sesuai nama suku bangsa Jerman kuno di negri Belanda.
Batavia adalah sumber kemerosotan keuangan VOC, pertama karena banyaknya penduduk yang datang untuk mengejar keuntungan terutama Cina yang berarti harus menyediakan pangan dan kayu untuk papan. Kedua karena serangan baik dari Banten maupun Mataram yang banyak menimbulkan kesulitan dan pertumpahan darah.
Karena inefisiensi dan korupsi VOC bubar 31 Desember 1799. Nasib Hindia Belanda dan rakyatnya kini diserahkan kepada Kerajaan Belanda.
Komentar
Posting Komentar