Orang-orang Inggris
Orang-orang Inggris seperti juga orang Belanda berada dalam tekanan untuk melibatkan diri secara langsung dalam perdagangan rempah-rempah. Perang Belanda-Spanyol mengacaukan
arus rempah-rempah melalui Antwerp sedangkan perdagangan Inggris dengan Suriah dikacaukan oleh gangguan Spanyol dan Portugis di Selat Gibraltar.
Sir Francis Drake melakukan kontak pertama dengan Indonesia dalam pelayarannya mengelilingi dunia ke arah barat pada tahun 1577-1580. Dia singgah di Ternate dan pulang ke negaranya dengan membawa muatan cengkih.
Pada tahun 1591, Elizabeth I mendukung usaha pertama Inggris untuk terlibat secara langsung dalam perdagangan rempah rempah. Sir James Lancaster (yang mempunyai pengalaman di Lisbon) dan George Raymond siap mengadakan pelayaran pada tahun itu. Sialnya di atas kapal berjangkit wabah penyakit dan timbul banyak kematian. Raymond tenggelam di laut bersama kapalnya. Lancaster berhasil mencapai Aceh dan Penang namun saat dalam perjalanan pulang ke negrinya dia terdampar di kepulauan Hindia Barat dan baru tiba di Inggris pada tahun 1594 atas kebaikan hati seorang perampok Perancis. Peristiwa tersebut membuat orang orang Inggris menjadi galau dan ragu, tetapi berita mengenai keuntungan-keun tungan pertama yang didapat Belanda melenyapkan semua kegalauan dan keraguan mereka.
Pada tahun1600 Ratu Elizabeth I memberikan sebuah oktroi kepada EIC (The East India Company), Maskapai Hindia Timur, dan mulailah Inggris mendapat kemajuan di Asia. Si Malang, Sir James Lancaster ditunjuk untuk memimpin pelayaran pertama maskapai ini. Dia tiba di Aceh pada bulan Juni 1602 dan terus menuju Banten dan mendapat izin membangun kantor dagang. Di bandar lada yang kaya ini Inggris memusatkan kegiatan sampai tahun 1682. Lancaster kembali ke Inggris dengan muatan lada yang demikian banyak sehingga sebagiannya tidak terjual dan para investor harus menerima pembayaran kembali sebagiannya dalam bentuk lada. Dengan demikian pulihlah nama baik Lancaster.
arus rempah-rempah melalui Antwerp sedangkan perdagangan Inggris dengan Suriah dikacaukan oleh gangguan Spanyol dan Portugis di Selat Gibraltar.
Sir Francis Drake melakukan kontak pertama dengan Indonesia dalam pelayarannya mengelilingi dunia ke arah barat pada tahun 1577-1580. Dia singgah di Ternate dan pulang ke negaranya dengan membawa muatan cengkih.
Pada tahun 1591, Elizabeth I mendukung usaha pertama Inggris untuk terlibat secara langsung dalam perdagangan rempah rempah. Sir James Lancaster (yang mempunyai pengalaman di Lisbon) dan George Raymond siap mengadakan pelayaran pada tahun itu. Sialnya di atas kapal berjangkit wabah penyakit dan timbul banyak kematian. Raymond tenggelam di laut bersama kapalnya. Lancaster berhasil mencapai Aceh dan Penang namun saat dalam perjalanan pulang ke negrinya dia terdampar di kepulauan Hindia Barat dan baru tiba di Inggris pada tahun 1594 atas kebaikan hati seorang perampok Perancis. Peristiwa tersebut membuat orang orang Inggris menjadi galau dan ragu, tetapi berita mengenai keuntungan-keun
Pada tahun1600 Ratu Elizabeth I memberikan sebuah oktroi kepada EIC (The East India Company), Maskapai Hindia Timur, dan mulailah Inggris mendapat kemajuan di Asia. Si Malang, Sir James Lancaster ditunjuk untuk memimpin pelayaran pertama maskapai ini. Dia tiba di Aceh pada bulan Juni 1602 dan terus menuju Banten dan mendapat izin membangun kantor dagang. Di bandar lada yang kaya ini Inggris memusatkan kegiatan sampai tahun 1682. Lancaster kembali ke Inggris dengan muatan lada yang demikian banyak sehingga sebagiannya tidak terjual dan para investor harus menerima pembayaran kembali sebagiannya dalam bentuk lada. Dengan demikian pulihlah nama baik Lancaster.
Pelayaran kedua EIC dilakukan tahun 1604 dipimpin oleh Sir Henry Middleton. Pelayaran ini selamat tiba di Ternate, Tidore, Ambon dan Banda. Segera mereka mendapat perlawanan VOC dan persaingan sengit antara Inggris- Belanda dimulai. Belanda memaksakan monopoli kepada penguasa setempat dan sangat marah pada Inggris yang dinamakannya "komplotan penyelundup".
Selama tahun 1611-1617 orang-orang Inggris mendirikan kantor-kantor di Sukadana (Kalimantan Barat), Makasar, Jayakerta, Jepara, Aceh, Pariaman dan Jambi. Konflik Inggris-Belanda semakin memuncak ketika orang-orang Belanda merasa bahwa cita-cita monopoli mereka telah gagal (Ricklefs).
Pada bulan Desember 1618 Banten mengumumkan untuk menaklukkan Jayakerta dan VOC. Banten mendesak Laksamana Inggris Thomas Dale mengusir orang-orang Belanda di Jayakerta. Dale dapat mengusir hadangan Coen dan armadanya yang kecil di pelabuhan. Coen kemudian berlayar ke Maluku menghimpun armada. Dale dan Wijayakrama mengepung benteng Belanda. VOC pun memutuskan menyerah tapi sekonyong-konyo ng balatentara Banten menghalangi maksud mereka. Thomas Dale melarikan diri ke kapalnya. Wijayakrama dipukul mundur ke arah pegunungan. VOC tetap di dalam benteng. Tentara Banten mengepung kota. Pada 12 Maret 1619 personal VOC memberi nama Batavia pada kota Jayakerta. Pada 30 Mei 1619 Coen kembali dari Maluku dengan armada 17 buah kapal dan memukul mundur tentara Banten dan meratakan Batavia dengan tanah. Di atasnya dibangun markas besar kerajaan niaga VOC yang luas. VOC kini membangun pusat militer dan administrasi yang aman bagi pergudangan dan pertukaran barang di barat dan mudah mencapai jalur-jalur perdagangan ke Indonesia Timur, Timur Jauh dan Eropa. Batavia di bawah kekuasaan tunggal VOC tanpa ada satu kerajaan besar yang cukup dekat untuk membahayakan kedudukannya.
Orang-orang Inggris pelan pelan pelan menarik diri dari Indonesia (kecuali Banten). Awalnya sempat ada kerjasama EIC dan VOC tahun 1620 karena pertimbangan-pe rtimbangan diplomatik. Inggris boleh mendirikan kantor di Ambon. Pada tahun 1623 terjadilah "Pembantaian Amboyna" di tempat itu. Karena itu pupuslah gagasan mengenai kerjasama. Karena peristiwa itu 12 agen perdagangan Inggris ditangkap, disiksa dengan kejam dan mengakui telah berkomplot untuk melawan VOC. Sepuluh orang Inggris dan sepuluh orang Jepang dan sepuluh orang Portugis dihukum mati. Terjadilah pertikaian diplomatik di Eropa.
Komentar
Posting Komentar