Indië Weerbaar (Pertahanan Hindia)


Dengan pecahnya Perang Dunia I pada bulan Agustus 1914 gagasan mengenai pembentukan milisi paruh waktu yang terdiri dari orang-orang Indonesia dibicarakan lagi, setelah sebelumnya ditolak pemerintah. Milisi merupakan kekuatan pertahanan yang lebih murah daripada memperbesar pasukan profesional. Budi Utomo yang mempunyai cabang di kalangan orang Jawa yang berdinas pada tentara kolonial bangkit dari tidurnya dan mulai mengkampanyekan pembentukan milisi. Kecaman muncul terhadap Budi Utomo yang dianggap telah diatur oleh pemerintah. Sarekat Islam melangkah lebih jauh. Mereka berpandangan bahwa rakyat Indonesia dapat diharapkan mempertahankan rezim penjajahan hanya apabila mereka diwakili dalam pemerintahan. Budi Utomo pada tahun 1915 mendukung pandangan ini. Dengan demikian kampanye Indië Weerbaar berubah dengan cepat menjadi isu perwakilan rakyat (Ricklefs, 2005:359).
Pada tahun 1916-1918 suatu delegasi yang terdiri dari atas perwakilan Budi Utomo, SI, Regenten Bond dan organisasi serupa dari keempat kerajaan di Jawa berkunjung ke negeri Belanda. Mereka mengajukan petisi kepada Ratu Wilhelmina dan berkeliling negara itu guna memberikan ceramah-ceramah.
Parlemen Belanda bertindak menangani masalah-masalah itu. Rancangan Undang-undang (RUU) tentang Pembentukan Milisi Pribumi tidak disetujui, tetapi RUU tentang Pembentukan Volksraad disetujui pada bulan Desember 1916.
Partai-partai bersiap-siap untuk pemilihan anggota Volksraad. Budi Utomo menunjukkan kelemahannya. Organisasi ini ingin menarik massa dari luar Jawa dan Madura tetapi kekuatan anti Islam dalam ide-ide Radjiman dan kawan kawanlah yang menang. Lagipula Budi Utomo masih terbelenggu pemikirannya yang Jawa sentris dan terpecah antara kelompok moderat dan konservatif. BU bahkan dinilai lebih konservatif dari pemerintah kolonial di bawah Gubernur Jendral J.P. Graaf van Limburg Stirum yang saat itu mendukung pembaharuan politik.
Sementara itu pengaruh kiri di dalam Sarekat Islam semakin bertambah besar karena ISDV berusaha memperoleh basis rakyat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pidato Muhammad Yamin

B.M. Diah

PSII di Zaman Jepang