Insulinde Partij


Pada tanggal 9 Mei 1914 atas prakarsa Sneevliet, B.J.A. Brandsteder, H.W. Dekker, P. Bergsma dan Semaun, didirikanlah ISDV (Indische Sociaal Democratischee Vereniging) atau Ikatan Sosial Demokrat Hindia di Semarang. Karena kala itu sosialisme belum populer, para pemimpin ISDV yang berbangsa Belanda mendekati serdadu dan pegawai Belanda, sedang Semaun yang pribumi merembes ke perkumpulan yang berhaluan nasional seperti Insulinde.
Insulinde Partij merupakan kelanjutan dari Indische Partij. Pada bulan Maret 1913 Indische Partij dilarang oleh pemerintah Hindia Belanda. Pemimpin Indische Partij dibuang ke Belanda. Kemudian oleh para pemimpinnya yang masih ada Indische Partij diubah menjadi Insulinde Partij dengan program utamanya "mendidik suatu nasionalisme Hindia dengan memperkuat cita-cita persatuan bangsa." Anggota Insulinde sekitar 6000 orang.
Saat para pemimpin Indische Partij kembali dari pengasingan pada bulan Juni 1949 mereka mendirikan NIP (National Indische Partij) sebagai pengganti Insulinde Partij. NIP terbuka untuk "Indiers" yaitu semua orang yang merasa dirinya bertanah air Hindia (Indonesia). Pada tahun 1923 NIP dibubarkan karena kebanyakan anggotanya yang keturunan Belanda atau Indo-Belanda lebih suka bergabung dengan perkumpulan yang anggotanya hanyalah Belanda dan Indo-Belanda yaitu Indo-EuropeeschVerbond (IEV). (Wardhani, 2004:185).
Meski Insulinde Partij baru berdiri pada tahun 1913 tapi sebagai perkumpulan Insulinde telah ada di Bandung sejak tahun 1907. Insulinde berdiri sebagai reaksi terhadap paham kolot dari Indische Bond yang didirikan pada tahun 1898 oleh keturunan peranakan dan totok. Insulinde dimaksudkan sebagai perkumpulan untuk orang pribumi, orang Eropa yang lahir di Hindia Belanda, serta orang kulit putih lainnya yang menetap di Hindia Belanda. Insulinde yang tadinya bersifat sosial pada 6 September 1912 menjadi partai politik bernama Indische Partij. Pendirinya adalah Dr. E.F.E. Douwes Dekker, dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan Suwardi Surjaningrat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

B.M. Diah

PSII di Zaman Jepang

UNCI (United Nations Commission on Indonesia)