Raden Pandji Soeroso Gubernur Pertama Jawa Tengah
Raden Pandji Soeroso lahir di Porong, Sidoharjo, Jawa Timur pada 3 November 1893. Berpendidikan Kweeksschool atau Sekolah Guru pada tahun 1916, ia memulai kariernya sebagai pegawai kantor pengairan Probolinggo pada tahun 1913. Ia sempat menjadi pemimpin majalah Perserikatan Sekerja Pegawai Irigasi dan Waterstaat hingga tahun 1942. Pada tahun 1912-1942, ia menjadi ketua Vakcentrale Persatuan Verbond Pegawai Negeri dan Vakcentrale Persatuan Sarekat Pekerja Partikelir. Ia juga menjadi anggota Voksraad dan Badan Pekerja Volksraad Hindia Belanda (1912-1942). Selanjutnya ia menjadi anggota Dewan Provinsi Jawa Timur dan Dewan Kota Probolinggo dan Mojokerto merangkap sebagai Wakil Walikota. Aktif dalam PUTERA sebagai ketua PUTERA di area Malang pun juga pernah dilakoni Soeroso, yang selanjutnya Soeroso di tunjuk sebagai wakil ketua BPUPKI pada tahun 1945 yang di ketuai oleh K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat.
Menurut Handbook Pemerintahan Daerah (2018), Soeroso adalah Gubernur Provinsi Jawa Tengah yang pertama yang dipilih lewat sidang kedua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 19 Agustus 1945. Ia merupakan salah seorang gubernur dari delapan provinsi yang ditunjuk langsung oleh PPKI.
Selanjutnya, pada zaman kemerdekaan, ia menjadi anggota BP-KNIP (Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat) sebagai wakil dari Parindra (Partai Indonesia Raya) pada tahun 1945-1949. Dalam Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) ia menjabat Menteri Dalam Negeri. Sebagai wakil Parindra, ia menjadi anggota kabinet berikutnya, yaitu sebagai Menteri Perburuhan pada Kabinat Natsir (1950-1951), Menteri Urusan Pegawai pada Kabinet Soekiman-Soewirjo dan pada Kabinet Wilopo (1951-1953), Menteri Sosial pada Kabinet Ali Sastroamidjojo I (1953-1955), dan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga (PUT) pada Kabinet Burhanuddin Harahap (1955-1956).
Pada hari senjanya, sesuai dengan perkembangan kondisi, ia bergabung dalam Persatuan Wredhatama RI, organisasi kaum pensiunan pegawai negeri, dan menjadi ketuanya.
Selain itu Soeroso adalah salah satu Pahlawan Nasional yang pernah memperjuangkan kesejahteraan pegawai negeri dalam hal ini para pegawai negeri dapat membeli rumah dinas dengan cara mengangsur, Soeroso juga terkenal dengan sebutan Bapak Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia (ENI Vol. 15, 2004 : 168; Handbook Pemerintahan Daerah 2018; Profil R.P. Soeroso, merdeka.com, 15 Mei 2019).
Menurut sumber lain (wikipedia), R.P. Soeroso wafat 16 Mei 1981 pada usia 87 tahun dan dimakamkan di Mojokerto. Pemerintah Indonesia telah mengangkat Raden Pandji Soeroso sebagai salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia, melalui Surat Keputusan Presiden No. 81/TK/1986. Ia juga dikenal sebagai Pendiri sekaligus ketua Induk Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia, sehingga ia juga dijuluki Bapak Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia.
Selain menjabat dan menduduki berbagai posisi penting di pemerintahan Republik Indonesia, R.P. Soeroso juga menerima banyak tanda penghargaan bintang maupun lencana dari pemerintahan Republik Indonesia. Antara lain adalah:
1. Bintang Maha Putera Adhi Pradana;
2. Bintang Gerilya;
3. Bintang Perintis Kemerdekaan RI;
4. Lencana Satya Karya Kelas 1;
5. Lencana Kemerdekaan;
6. Lencana Pembangunan.
Salah seorang putranya adalah Raden Pandji Soejono (1926 - sekarang) seorang ahli purbakala atau arkeolog senior di Indonesia. Soejono adalah mahaguru arkeologi khususnya bidang prasejarah di beberapa universitas di Indonesia. Antara lain: UI, UGM dan Universitas Udayana. Sempat menjadi Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (1974 - 1989).
Menurut Handbook Pemerintahan Daerah (2018), Soeroso adalah Gubernur Provinsi Jawa Tengah yang pertama yang dipilih lewat sidang kedua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 19 Agustus 1945. Ia merupakan salah seorang gubernur dari delapan provinsi yang ditunjuk langsung oleh PPKI.
Selanjutnya, pada zaman kemerdekaan, ia menjadi anggota BP-KNIP (Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat) sebagai wakil dari Parindra (Partai Indonesia Raya) pada tahun 1945-1949. Dalam Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) ia menjabat Menteri Dalam Negeri. Sebagai wakil Parindra, ia menjadi anggota kabinet berikutnya, yaitu sebagai Menteri Perburuhan pada Kabinat Natsir (1950-1951), Menteri Urusan Pegawai pada Kabinet Soekiman-Soewirjo dan pada Kabinet Wilopo (1951-1953), Menteri Sosial pada Kabinet Ali Sastroamidjojo I (1953-1955), dan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga (PUT) pada Kabinet Burhanuddin Harahap (1955-1956).
Pada hari senjanya, sesuai dengan perkembangan kondisi, ia bergabung dalam Persatuan Wredhatama RI, organisasi kaum pensiunan pegawai negeri, dan menjadi ketuanya.
Selain itu Soeroso adalah salah satu Pahlawan Nasional yang pernah memperjuangkan kesejahteraan pegawai negeri dalam hal ini para pegawai negeri dapat membeli rumah dinas dengan cara mengangsur, Soeroso juga terkenal dengan sebutan Bapak Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia (ENI Vol. 15, 2004 : 168; Handbook Pemerintahan Daerah 2018; Profil R.P. Soeroso, merdeka.com, 15 Mei 2019).
Menurut sumber lain (wikipedia), R.P. Soeroso wafat 16 Mei 1981 pada usia 87 tahun dan dimakamkan di Mojokerto. Pemerintah Indonesia telah mengangkat Raden Pandji Soeroso sebagai salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia, melalui Surat Keputusan Presiden No. 81/TK/1986. Ia juga dikenal sebagai Pendiri sekaligus ketua Induk Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia, sehingga ia juga dijuluki Bapak Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia.
Selain menjabat dan menduduki berbagai posisi penting di pemerintahan Republik Indonesia, R.P. Soeroso juga menerima banyak tanda penghargaan bintang maupun lencana dari pemerintahan Republik Indonesia. Antara lain adalah:
1. Bintang Maha Putera Adhi Pradana;
2. Bintang Gerilya;
3. Bintang Perintis Kemerdekaan RI;
4. Lencana Satya Karya Kelas 1;
5. Lencana Kemerdekaan;
6. Lencana Pembangunan.
Salah seorang putranya adalah Raden Pandji Soejono (1926 - sekarang) seorang ahli purbakala atau arkeolog senior di Indonesia. Soejono adalah mahaguru arkeologi khususnya bidang prasejarah di beberapa universitas di Indonesia. Antara lain: UI, UGM dan Universitas Udayana. Sempat menjadi Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (1974 - 1989).
Komentar
Posting Komentar