Van Mook

Pada tanggal 1 September 1945, NICA ( Netherlands Indies Civil Administration), nama pemerintahan pelarian Belanda di Australia mendarat di Jakarta. Kepala pemerintahan NICA adalah Menteri H.J. van Mook yang berpangkat Letnan Gubernur Jenderal dan berkedudukan di Brisbane. Pemerintahan ini dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan Jepang di Indonesia. Siapakah van Mook ?

Hubertus  Johannes  Van Mook dilahirkan di Semarang pada  tanggal 30 Mei 1894. Ia menghabiskan waktu remajanya di Hindia Belanda dan menerima pendidikan dasar di Malang dan sekolah menengah di Surabaya. Kedua orangtuanya datang dari Belanda ke Hindia sebagai pengajar. Van Mook kemudian ke Leiden untuk belajar indologi antara 1916 hingga 1918. Sejak kuliah itulah gagasan tentang negara federal sudah muncul di kepalanya. Di kuliah itu ia mendapat pengaruh Snouck Hurgronje, orientalis terkenal sekaligus penasihat penting pemerintah kolonial Hindia dalam urusan-urusan yang terkait dengan warga bumiputera.

Van Mook dikenal dekat dengan sejumlah pemuda bumiputera yang belajar di Belanda. Ia tercatat pernah menghadiri Kongres Mahasiswa dari Hindia pada November 1917. Dalam kongres itu van Mook membayangkan Hindia yang berdiri sendiri, tetapi saat itu waktunya belum tepat. Alasan van Mook, jumlah kaum elite di Hindia masih terlalu kecil, sedangkan daerah-daerah di Hindia berbeda satu sama lain. Lantaran itulah, yang masuk akal baginya mengembangkan secara perlahan pembentukan organ-organ demokrasi di tingkat lokal dan kemudian regional .

Lulus dari Leiden, van Mook kembali ke tanah Hindia. Ia bekerja sebagai inspektur distribusi pangan di kota kelahirannya, Semarang. Kemudian menjadi penasihat pertanian untuk Sri Sultan Hamengkubuwono VIII, raja Keraton Yogyakarta. “Tugas inilah barangkali yang kemudian mendorongnya kembali lagi ke Leiden pada 1925 untuk berguru pada ahli hukum adat Prof C. Van Vollenhoven,” tulis P. Swantoro dalam Dari Buku ke Buku, Sambung Menyambung Menjadi Satu (2002). Tapi van Mook gagal menyelesaikan disertasinya karena aktivitasnya padat. Ia pulang ke Batavia, bekerja sebagai pegawai negeri di Bureau van Bestuurhervorming ( Agung DH dan Fahri Salam, tirto.id, 10 Mei 2019).

Ia menjadi anggota Dewan Rakyat pada tahun 1931, kemudian Direktur Departemen Perekonomian pada tahun 1937, lalu menjadi Menteri Daerah Jajahan Belanda pada tahun 1941. Oleh Gubernur Jenderal Tjandra van Starkenborgh Stachouwer, ia diperintahkan menetap di Hindia Belanda untuk mendampinginya sebagai Letnan Gubernur Jenderal.

Sewaktu Jepang mendarat di Hindia Belanda pada tahun 1942, van Mook melarikan diri ke London dengan membawa harta negara. Di negara itu ia dijadikan Menteri Jajahan dalam Kabinet Belanda. Pada tahun 1944 ia mendapatkan kembali jabatannya sebagai Letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan bermarkas di Brisbane, Australia. Ketika Sekutu datang ke Indonesia pada tahun 1945, ia pindah ke Batavia.

Van Mook mengadakan perundingan dana pendekatan dengan kaum republik, tetapi tidak berhasil. Pada tahun 1947 ia memerintahkan aksi militer ke daerah republik. Ia cenderung mengucilkan daerah kekuasaan Republik Indonesia dan membentuk negara federasi di luar daerah ini. Pada tahun 1948 ia mengajukan pengunduran dirinya dari jabatannya, setelah ia terpaksa membentuk pemerintahan federal termasuk daerah republik.  Ia kemudian pergi ke Amerika Serikat, mula-mula sebagai  guru besar di Universitas California, kemudian sebagai tenaga ahli PBB (Ekayanti, Ensiklopedia Nasional Indonesia Volume 10, 2004 : 370). Ada juga yang mengatakan ia mengajar di Universitas Cornell.

Ia meninggal tanggal 10 Mei 1965, L'Isle-sur-la-Sorgue, Perancis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Dari Seorang Teman

UNCI (United Nations Commission on Indonesia)

Museum Sebagai Jendela Kebudayaan