Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Partai Indonesia (Partindo)

175). Partai Indonesia (Partindo) dan Swadesi. Para pemimpin PNI mendapat peringatan-peri ngatan tegas dari penguasa Belanda pada bulan Januari 1930 bahwa PNI tidak akan diizinkan melanjutkan kegiatan-kegiat an politiknya selama tuntutan-tuntut an terhadap para pemimpinnya belum diputuskan (Ricklefs, 2003:388). Saat Sukarno ditangkap, Sartono menjabat sebagai ketua PNI. Sartono dan para pemimpin partai lainnya seperti Ishaq Tjokroadisoerjo  dan Soenario, merasa bahwa PNI telah menjadi organisasi terlarang. Sartono membubarkan PNI dan mendirikan Partindo sebagai partai baru di Jakarta pada tanggal 30 April 1931. Akan tetapi keputusan Sartono itu mendapat reaksi keras dari para anggota PNI seperti Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir. Mereka kemudian membentuk Golongan Merdeka yang kemudian menjadi Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru). Partindo dan PNI Baru pun bersaing untuk memperoleh simpati rakyat. Sama dengan PNI, tujuan Partindo adalah mencapai Indonesia merdeka dengan men j...

Jong Islamieten Bond (JIB)

Ketika Indonesia Muda (IM) didirikan pada tanggal 31 Desember 1930, JIB (Jong Islamieten Bond) menyatakan tidak ikut dalam federasi, karena organisasi ini ingin tetap mempertahankan asas Islam dalam organisasi. Seperti IM, JIB mensponsori suatu federasi di lingkungan organisasi-orga nisasi pemuda Islam. JIB adalah suatu organisasi kepemudaan Indonesia yang menggunakan Islam sebagai asasnya. JIB didirikan oleh beberapa tokoh organisasi yang keluar dari organisasi Jong Java (JJ). Tujuannya terutama untuk memajukan dan mengembangkan agama dan masyarakat Islam. Awalnya, sebagian pemuda dalam JJ menghendaki agar JJ tidak terlalu kejawa-jawaan, dan mengarahkan programnya untuk memajukan Islam. Mereka mendesak agar para anggota JJ yang berumur 18 tahun ke atas diperbolehkan ikut dalam kegiatan politik. Dalam kongres Jong Java bulan Desember 1924, tuntutan ini diperdebatkan dengan sengit. Ketua JJ, R. Samsurizal keluar dari JJ, dan kemudian memelopori berdirinya organisasi pemuda yang ber...

Sang Saka Merah Putih

Sebelum kemerdekaan, bendera merah putih sudah dikenal dan digunakan pada Kongres Pemuda II tahun 1928 dan dan diakui sebagai bendera persatuan. Merah putih diputuskan sebagai warna Indonesia Muda (fusi berbagai organisasi pemuda) pada kongresnya yang pertama tahun 1930. Setelah Indonesia merdeka dikenal adanya bendera pusaka. Bendera Pusaka dipakai untuk menyebut bendera yang dikibarkan pertama kali pada saat bangsa ini menyatakan kemerdekaannya,  tanggal 17 Agustus 1945. Bendera yang berukuran 178x274 cm ini dijahit oleh Fatmawati, istri presiden pertama Indonesia, pada sekitar pertengahan Oktober 1944 di gedung Jl. Pegangsaan Timur 57. Bendera ini dijahit dalam waktu dua hari. Bendera Pusaka dikibarkan terakhir kali pada tanggal 17 Agustus 1968. Pada peringatan ulang tahun kemerdekaan RI selanjutnya, agar tidak rusak, bendera pusaka tidak dikibarkan, hanya disertakan saja. Yang dikibarkan hanya duplikatnya saja, yang dibuat dari sutera alam asli Indonesia. Bagian warna merah dan...

Indonesia Raya

Lagu Indonesia Raya sudah dianggap sebagai lagu kebangsaan, jauh sebelum Republik Indonesia terbentuk. Penggubahnya, Wage Rudolf Supratman, memainkan lagu itu dengan biola tunggal pada penutupan Kongres Pemuda II, 28 Oktober 1928. Para peserta kongres menerima baik. Pada Kongres PNI tahun 1929, diputuskan untuk menerima Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan. Pada saat terciptanya, lirik lagu Indonesia Raya adalah sebagai berikut : Indonesia, tanah airku Tanah tumpah darahku Di sanalah aku berdiri Menjaga pandu ibuku Indonesia kebangsaanku Bangsa dan tanah airku Marilah kita berseru 'Indonesia bersatu' Hiduplah tanahku Hiduplah negeriku Bangsaku, jiwaku semua Bangunlah rakyatnya, Bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya Indones Indones Mulia Mulia Tanahku Negeriku yang kucinta Indones Indones Mulia Mulia Hiduplah Indonesia Raya Setelah diakui sebagai lagu kebangsaan pada tahun 1929, lagu itu mengalami beberapa perubahan dalam lirik. Perubahan pertama menyangkut bagian...

Wage Rudolf Soepratman

W.R. Soepratman (1903-1938),Pen ggubah Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Dalam Kongres Pemuda II, lagu Indonesia Raya karangan W.R. Soepratman untuk pertama kali diperdengarkan.  Bendera Merah Putih disepakati menjadi bendera persatuan. Lagu Indonesia Raya diciptakan oleh komponis Wage Rudolf Soepratman. W.R. Soepratman diduga dilahirkan di Sumongari, Kaligesing, Purworejo, meski ada pula yang mengatakan ia dilahirkan di Jatinegara. Karena ibunya meninggal, ia mengikuti kakak perempuannya -yang menikah dengan seorang anggota KNIL berdarah Indo- pindah ke Ujung Pandang. Agar bisa masuk sekolah, ia menambahkan Rudolf di belakang namanya sehingga menjadi Wage Rudolf Supratman. Di Ujungpandang (Makasar), ia berhasil meraih ijazah setingkat HIS dan kemudian ijazah dari sebuah sekolah pendidikan guru. Karena sering membaca tulisan di koran-koran tentang perjuangan kemerdekaan, ia tergerak menyumbangkan tenaga. Ia pun pindah ke Bandung dan bekerja sebagai pembantu koran Kaum Muda (...

Soegondo Djojopoespito Ketua Kongres Pemuda II

Soegondo Djojopoespito (1902-1978). Soegondo Djojopoespito adalah ketua Kongres Pemuda Indonesia II di Jakarta pada tanggal 28 Oktober 1928 yang mencetuskan Sumpah Pemuda. Karirnya dalam pergerakan dimulai pada tahun 1926, ketika ia mendirikan Perhimpunan Pelajar Indonesia bersama tokoh-tokoh RHS (Sekolah Tinggi Hukum). Ia kemudian menjadi ketua organisasi tersebut. Soegando mula-mula mengajar di Taman Siswa di Yogyakarta, lalu pindah ke Jakarta menjadi Direktur Perguruan Rakyat menggantikan Arnold Mononutu. Ia kemudian menjabat Direktur Taman Siswa Bandung. Tahun 1934 ia terkena larangan mengajar oleh Pemerintah Belanda. Pada tahun1941, Soegondo menjadi Direktur Kantor Berita Antara merangkap guru di Taman Siswa dan pembantu di harian Batavia Nieuwsblad dan Indische Courant di Surabaya. Setelah proklamasi kemerdekaan, ia menjadi anggota BP KNIP. Soegondo pernah menjabat Menteri Pembangunan Masyarakat tahun 1949-1950 dalam kabinet Halim (Soebagijo I.N., 2004: 388).

Sumpah Pemuda

Pada tanggal 28 Oktober 1928, Kongres Pemuda II berhasil menelurkan suatu ikrar yang secara lengkap berbunyi : "Putusan Kongres Pemuda-pemuda Indonesia tahun 1928 Kerapatan Pemuda-pemuda Indonesia yang berdasarkan kebangsaan, dengan nama Jong Java, Jong Sumatra (Pemuda Sumatra), Pemuda Indonesia, Sekar Rukun, Jong Islamieten, Jong Bataksbond, Jong Celebes, Pemuda Kaum Betawi, dan Perhimpunan Pelajar-pelajar  Indonesia. Membuka Rapat tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta. Sesudahnya menimbang segala isi pidato-pidato dan pembicaraan ini. Kerapatan lalu mengambil keputusan : >Pertama : Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Indonesia. >Kedua: Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. >Ketiga : Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Setelah mendengar keputusan ini, kerapatan mengeluarkan keyakinan asas ini wajib dipakai oleh segala perkumpulan kebang...

Indonesia Muda (IM)

IM adalah hasil fusi antara beberapa organisasi pemuda yang diresmikan pada tanggal 31 Desember 1930. Tujuan IM adalah memperkuat rasa persatuan di kalangan pemuda dan pelajar, membangun keinsyafan bahwa mereka bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu, yakni Indonesia. 1). Kongres Pemuda I . Pada kongres Pemuda I tahun 1926 telah diketengahkan masalah penyatuan perkumpulan pemuda atas prakarsa PPPI (Perhimpunan Pelajar-pelajar  Indonesia), akan tetapi belum mendapat sambutan baik. 2). Kongres Pemuda II. Dalam Kongres Pemuda II tahun 1928 prinsip fusi disetujui, meskipun tidak semua organisasi pemuda menerimanya. Dua organisasi pemuda yang memberikan tanggapan serius terhadap keputusan fusi adalah Jong Java dan Pemuda Indonesia. 3). Kongres Jong Java dan Pemuda Indonesia Jong Java mengadakan kongres untuk membahas pelaksanaan fusi pada tanggal 23-29 Desember 1928 sementara Pemuda Indonesia melakukan halnyang sama pada tanggal 24-28 Desember 1928. Dalam kongre...

Penangkapan Sukarno

Orang-orang Belanda merasa cemas dan sakit hati dengan adanya rapat-rapat umum yang besar, di mana Sukarno dan para pemimpin yang lain bisa mencerca penguasa kolonial. Pada tahun 1928, Gubernur Jendral Andries C.D. de Graeff mengirim Tjipto Mangunkusumo ke Banda. Pada tahun 1929 pemimpin Sarekat Buruh Indonesia ditangkap. Demikian juga dengan Sukarno dan pemimpin PNI lainnya, yang ditahan di penjara Banceuy. Sukarno diajukan ke pengadilan umum di Bandung pada akhir tahun 1930. Dia melakukan pidato pembelaan yang cemerlang yang terkenal dengan Indonesia Menggugat. Sukarno dihukum dengan tuduhan membahayakan ketertiban umum dan dijatuhi hukuman empat tahun di penjara Sukamiskin, Bandung. Dengan ditangkapnya Sukarno, lumpuhlah PNI dan berhentilah kegiatan-kegiat annya. Tanpa Sukarno PNI nyaris tak ada apa-apanya. Pemimpin-pemimp in politik bereaksi terhadap penangkapan Sukarno. Pada bulan Januari 1930, di dalam Volksraad, Muhammad Husni Thamrin, pemimpin kaum Betawi, membentuk Kelompok Na...

Laissez-faire (Leave It Alone)

Laissez-faire means "leave it alone." Usually it describes the economic policy of a government that stresses non-interferenc e in business. The phrase laissez faire comes from the French phrase laissez faire et laissez passer, "Let be and let pass." (Laissez-faire berarti "biarkan saja." Biasanya ini menggambarkan kebijakan ekonomi pemerintah yang menekankan non-campur tangan dalam bisnis. Ungkapan laissez faire berasal dari frasa Prancis laissez faire et laissez passer, "Biarkan dan biarkan berlalu."). Setelah mengalami depresi ekonomi tahun 1930-an, kepercayaan rakyat AS pada faham laissez faire (liberalisme), yaitu ekonomi tanpa campur tangan pemerintah, terguncang. Mereka terhentak untuk menekan pemerintah agar berperan aktif dalam mengatasi kesulitan-kesul itan ekonomi yang mereka hadapi. Apa sih Laissez Faire itu ? Laissez Faire adalah doktrin yang menyatakan bahwa sistem ekonomi akan berjalan dengan baik tanpa campur tangan pemerint...

John Maynard Keynes Penganjur Intervensi Pemerintah Dalam Ekonomi

Setelah mengalami depresi ekonomi tahun 1930-an, kepercayaan rakyat AS pada faham laissez faire (liberalisme), yaitu ekonomi tanpa campur tangan pemerintah, terguncang. Mereka terhentak untuk menekan pemerintah agar berperan aktif dalam mengatasi kesulitan-kesul itan ekonomi yang mereka hadapi. Inggris mencari jalan keluar. Muncullah teori makroekonomi yang dikumandangkan oleh John Maynard Keynes yang mendesak peranan aktif pemerintah. Menurut Keyness, pemerintah dapat mengendalikan ekonomi melalui pengaturan pembelajaan untuk menjamin terciptanya kesempatan kerja (Widyohartono & Soewartoyo). Pada tanggal 25 Oktober 1929 terjadi malapetaka dunia yang disebut "Jumat Hitam" yaitu terjadinya Depresi Besar. Dunia dilanda kelesuan dan pengangguran. Keyness mencoba mencari penyebab pengangguran itu dan cara pemecahannya. Pada tahun 1936 terbitlah bukunya yang sangat terkenal The General Theory on Employment Interest and Money, yang berisi teori keseimbangan makro, kebijakan fi...

Adam Smith Bapak Liberalisme Ekonomi

Siapakah Adam Smith. Liberalisme menjadi landasan perkembangan pesat industri dan sistem kapitalisme. Adam Smith dari Inggris dianggap sebagai bapak liberalisme ekonomi. Smith (1723-1790) lahir di Kircaldy, Skotlandia, sebagai anak tunggal. Ayahnya meninggal dunia beberapa bulan sebelum dilahirkan. Sepanjang hidupnya ia tetap membujang. Meski sejak muda sering menunjukkan tingkah laku linglung, bakat intelektualnya sangat menonjol. Ia dikenal sebagai kutu buku, dan termasuk salah satu ahli filsafat besar. Di Universitas Glasgow, dan kemudian di Oxford, ia mengajar teologi alam, etika, yurisprudensi, dan ekonomi politik. Dalam bidang filsafat ia menulis buku yang merupakan satu karya besarnya, The Theory of Moral Sentiments, yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1759. Dalam buku itu ia menguraikan asal mula timbulnya pertimbangan-pe rtimbangan moral. Ia menganggap manusia sebagai makhluk yang mengutamakan kepentingan pribadi, namun mampu menggunakan pertimbangan moral atas das...

Liberalisme Politik

Saudara kembar liberalisme ekonomi adalah liberalisme politik. Liberalisme politik berdasar pada keyakinan bahwa sumber kemajuan terletak dalam perkembangan pribadi manusia yang bebas. Aliran ini memperjuangkan kedaulatan rakyat dan kebebasan individu terhadap berbagai bentuk kekuasaan mutlak. Langkah pertamanya perjuangannya telah dilakukan oleh gerakan reformasi (khususnya dalam gereja). Dalam abad ke 17 dan 18 timbul perlawanan terhadap absolutisme dan perjuangan menuju kebebasan jiwa dan negara. Tokoh-tokoh liberalisme di Inggris adalah John Locke; di Perancis Voltaire, Montesque dan Rousseau; di Jerman Immanuel Kant. Dalam lapangan politik, liberalisme memperjuangkan pelbagai kebebasan yang hendaknya dijamin oleh konstitusi. Di antaranya kebebasan beragama, kebebasan pers, kebebasan berkumpul dan menyatakan pendapat. Kebebasan yang diperjuangkan diyakini hanya terjamin dalam negara hukum yang mengindahkan Trias Politica. Bentuk negara yang diidamkan adalah Demokrasi Parlementer de...

Liberalisme Ekonomi

Setelah mengalami depresi ekonomi tahun 1930-an, kepercayaan rakyat AS pada faham laissez faire (liberalisme), yaitu ekonomi tanpa campur tangan pemerintah, terguncang. Mereka terhentak untuk menekan pemerintah agar berperan aktif dalam mengatasi kesulitan-kesul itan ekonomi yang mereka hadapi. Inggris mencari jalan keluar. Muncullah teori makroekonomi yang dikumandangkan oleh John Maynard Keynes yang mendesak peranan aktif pemerintah. Menurut Keyness, pemerintah dapat mengendalikan ekonomi melalui pengaturan pembelajaan untuk menjamin terciptanya kesempatan kerja. Apakah sebenarnya liberalisme ? Liberalisme adalah suatu aliran pemikiran yang mengharapkan kemajuan dalam berbagai bidang atas dasar kebebasan individu untuk dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya sebebas mungkin. Istilah ini muncul pada abad ke-19 dari kaum pemberontak Spanyol yang menamakan dirinya "liberales". Meskipun demikian pemikiran liberalisme telah berkembang jauh sebelumnya. Ada liberalisme ...

Penetrasi Jepang

Pada tahun 1923-1930, Jepang mengisi 10% dari nilai total impor Indonesia. Sementara Belanda masih terpaku pada standar emas hingga September 1936, Jepang mendevaluasi yen pada tahun 1931 dan selanjutnya dengan cepat menggantikan posisi Belanda dalam impor Indonesia. Ketersediaan barang-barang murah dari Jepang penting untuk mengurangi dampak depresi bagi bangsa Indonesia. Pada tahunn 1934, tahun puncak kesuksesan Jepang dalam hal ini, impor dari Jepang mewakili 32,5% dari nilai total impor Indonesia, hampir dua setengah kali lipat dari nilai impor dari Belanda yang masuk ke negara koloni ini. Pada tahun 1934, negosiasi dengan Jepang untuk membatasi penetrasi ekspornya gagal. Akibatnya Batavia memberlakukan sistem lisensi dan kuota yang berdampak pada pembatasan impor dari Jepang saja. Pada tahun 1936, Batavia dan Tokyo sudah mencapai kesepahaman informal tentang masalah perdagangan. Impor dari Jepang pun turun menjadi 25,4% dari total impor Indonesia pada tahun 1937 dan akhirny...

Apakah Depresi Itu

Dalam ilmu ekonomi, depresi adalah gejala menurunnya kegiatan ekonomi masyarakat pada tingkat sangat buruk yang ditandai dengan menurunnya produksi secara tajam, mengecilnya investasi, terus menurunnya harga, meningginya tingkat pengangguran, disertai naiknya tingkat kegagalan bisnis yang sangat mencolok (Widyahartono & Soewartoyo). Dunia Barat pernah mengalami dua masa depresi yang panjang, yakni tahun 1873-1879 dan 1929-1933. Depresi tahun 1929-1933 yang dikenal dengan sebutan The Great Depression, ditandai dengan menurunnya harga saham secara tajam di Bursa New York pada bulan Oktober 1929 dan berlangsung sampai tahun 1933. Tahun 1933 adalah tahun yang paling kritis, yaitu saat perekonomian AS secara keseluruhan memperlihatkan tanda-tanda kelumpuhan total. Pendapatan nasional turun 50% dibandingkan awal tahun 1929. Investasi menurun terus hingga negatif. Tingkat pengangguran tercatat 33,3%. Jumlah bank menurun drastis dari 25.000 menjadi 14.000. Kepercayaan rakyat AS pada faham...

Depresi Ekonomi

Setelah menceritakan kiprah para mahasiswa Indonesia di negeri Belanda kini saya mengajak pembaca kembali ke tanah air tahun 1930-an. Pada tahun 1930-an dunia dilanda depresi ekonomi. Wall Stret jatuh pada bulan Oktober 1929 . Krisis ekonomi di Eropa dan Amerika Utara mempengaruhi Indonesia. Krisis ekonomi di kedua daratan ini berakibat dilakukannya kebijakan proteksi secara menyeluruh. Harga-harga komoditas ekspor menurun. Padahal lebih dari 50% produk minyak bumi dan pertanian Indonesia diekspor ke negara-negara industri Eropa dan Amerika Utara. Indonesia terjerumus ke dalam suatu krisis ekonomi yang tak pernah sepenuhnya teratasi sampai penaklukan Jepang. Menurut Ricklefs, sejak tahun 1929 harga rata-rata ekspor Indonesia menurun drastis. Pada tahun 1935 nilai ekspor Indonesia tinggal 32% dibanding nilai ekspor tahun 1929. Volume ekspor juga turun karena menciutnya pasar dan diberlakukannya  kebijakan proteksi. Produk karet, gula, kopi dan tembakau menghadapi bencana. Harga kar...

Muhammad Natzir Datuk Pamuncak

Pada bulan Juli 1927, dilancarkan penggeledahan di rumah pengurus PI. Pada bulan September 1927, Mohammad Hatta, Ali Sastroamijoyo, Abdulmajid Djojoadiningrat  dan Natzir Pamuncak ditangkap dengan tuduhan menganjurkan dilakukannya perlawanan bersenjata terhadap pemerintah Belanda di Indonesia. Setelah disekap di penjara selama lebih dari lima bulan, pada bulan Maret 1928 mereka diadili di Den Haag dan dibebaskan. Keputusan ini mempermalukan penguasa. Hatta memanfaatkan pidato pembelaannya untuk melontarkan kecaman terhadap kekuasaan Belanda dan menyampaikan pembenaran atas nasionalisme Indonesia. Biografi singkat Mohammad Hatta, Ahmad Soebardjo, Ali Sastroamidjojo sudah saya sampaikan. Adapun info biografis mengenai Mohammad Natzir tidak begitu banyak saya dapat. Adapun biografi tokoh bernama Abdulmadjid Djojoadiningrat  sama sekali tidak saya dapatkan. Ketika masih menjadi mahasiswa di Belanda dan duduk sebagai pengurus Perhimpunan Indonesia, Natzir Pamuntjak diutus menjadi a...

Ali Sastroamidjojo Ketua Konferensi Asia Afrika

Ali Sastroamidjojo (1903-1976). Seperti halnya dengan Mr. Ahmad Soebardjo dan Drs. Mohammad Hatta, Ali Sastroamidjojo aktif di Perhimpunan Indonesia (PI). Semasa menjadi mahasiswa Universitas Leiden, Belanda, ia aktif dalam pergerakan lewat keanggotaannya dalam PI pada tahun 1923-1928. Karena aktivitas politiknya itu ia ditahan polisi Belanda bersama Mohammad Hatta, Natzir Dt. Pamuntjak dan Abdul Madjid. Setelah memperoleh gelar Meester in de Rechten (Sarjana Hukum), ia menjadi pengacara di Yogyakarta (1928), kemudian di Madiun (1932-1942). Semasa di Yogyakarta ia menjadi editor mingguan Djanget dan koresponden harian Sedio Utomo selain mengajar di Perguruan Taman Siswa (1928-1929). Pada tahun 1928 ia bergabung dengan PNI pimpinan Sukarno dan menjadi editor majalah Suluh Indonesia Muda. Setelah PNI dibubarkan ia turut mendirikan Partindo (Partai Indonesia). Pada masa kemerdekaan ia ditunjuk sebagai Wakil Menteri Penerangan pada Kabinet pertama Sukarno, Menteri Pengajaran dalam Kabin...

Ahmad Subardjo (Teuku Abdul Manaf)

Ahmad Soebardjo (1896-1978). Sebelum Hatta ada beberapa nama pemimpin Perhimpunan Indonesia (PI) di Belanda, yaitu Noto Suroto dan Ahmad Soebardjo. Tentang Noto Suroto saya belum memperoleh informasi yang utuh, sedangkan mengenai Ahmad Soebardjo, berikut ini biografinya. Soebardjo menulis sendiri riwayat hidupnya dalam buku Kesadaran Nasional pada tahun 1978. Ia lahir di Kerawang. Dari ayahnya, yang berasal dari Aceh, ia memperoleh nama Teuku Abdul Manaf, sedangkan dari jalur ibunya -yang masih keturunan Sunan Kalijaga- ia diberi nama Soebardjo yang berarti berlian. Gelar Mr (Meester in de Rechten) diraihnya di Universitas Leiden, Belanda pada tahun 1933. Saat di PI, ia mengunjungi berbagai Kongres Liga Anti Imperialis di Brussels, Köln, dan Frankfurt. Sewaktu pada tahun 1927 di Moskow diadakan perayaan 10 tahun berdirinya Uni Sovyet, ia menjadi anggota delegasi pelajar Indonesia atas undangan pemerintah Uni Sovyet. Ia juga menjadi jurnalis dengan memimpin redaksi majalah Recht en Vrij...

Bung Hatta

Mohammad Hatta (1902-1980). Mohammad Hatta dilahirkan di Bukittinggi tanggal 12 Agustus 1902. Ayahnya seorang ulama dari Limapuluh Kota bernama Haji Muhammad Djamil, sedangkan ibunya berasal dari keluarga pengusaha terpandang Bukittinggi. Ia menempuh pendidikan dasar di ELS (Europese Lagere School) di Bukittinggi, pendidikan menengah pertama MULO (Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs) di Padang dan pendidikan menengah ekonomi HMS (Handels Middlebare School) di Jakarta kemudian sekolah tinggi ekonomi (Handels Hogere School) di Rotterdam. Karena pindah jurusan ke ekonomi kenegaraan setelah memperoleh gelar sarjana muda dan karena aktivitasnya di Perhimpunan Indonesia (PI), kuliahnya menjadi terhambat. Baru pada tahun 1932 Hatta menyandang gelar sarjana ekonomi. Saat bersekolah di MULO, Hatta aktif di perkumpulan sepakbola sekolahnya dan Jong Sumatranen Bond cabang Padang. Ketika bersekolah di Jakarta ia menjabat bendahara Jong Sumatranen Bond pusat sekaligus mengurus majalah Jong Sumatra. S...

Perhimpunan Indonesia

Pada tahun 1908 di negeri Belanda berdiri Indische Vereeniging (Persatuan Hindia), organisasi para mahasiswa Indonesia di Belanda. Seusai PD I tahun 1918 Indische Vereeniging terbagi dua. Kelompok moderat dipimpin oleh penyair Noto Suroto, yang kemudian mendirikan Nederlands-Indo nesische-Verbon d. Kelompok yang kedua bersifat progresif, mempunyai tujuan ke arah Indonesia Merdeka. Pada tahun 1922 Indische Vereeniging namanya berubah menjadi Indonesische Vereeniging dan pada tahun 1925 menjadi Perhimpunan Indonesia (PI) dan makin terlibat dalam masalah-masalah  politik. Asasnya adalah "mengusahakan suatu pemerintahan untuk Indonesia yang bertanggungjawa b hanya kepada rakyat Indonesia, dan hal ini hanya dapat dicapai oleh bangsa Indonesia, tidak pertolongan siapapun." Untuk mempercepat tercapainya tujuan ini, segala jenis perpecahan harus dihindarkan. Sejak tahun 1923 PI keluar dari Indonesisch Verbond van Studerenden, suatu gabungan organisasi mahasiswa Indonesia, Belanda, I...

PPPKI

Pemimpin Partai Sarekat Islam, Sukiman Wirjosandjojo memberi Sukarno dukungan yang sangat menentukan dalam perwujudan persatuan meski ditentang Agus Salim yang mencela nasionalisme sekuler dan tidak menyukai pengaruh generasi baru kaum terpelajar yang kebarat-baratan . Partai Sarekat Islam, Budi Utomo, Study Club Surabaya, organisasi kedaerahan dan Kristen bergabung bersama PNI dalam PPPKI (Permufakatan Perhimpunan-per himpunan Politik Kebangsaan Indonesia) yang diketuai oleh dr Sutomo. Gagasan nasionalisme seluruh Indonesia kini makin menguat. Para pemimpin terpelajar kelompok-kelomp ok suku bangsa dan kedaerahan menerima konsep itu antara lain sebagai alat untuk mempertahankan diri dari dominasi suku Jawa yang potensial, sedangkan kelompok-kelomp ok Kristen memandang konsep tersebut antara lain sebagai alat untuk mempertahankan diri dari dominasi Islam. Beberapa kalangan komunitas Cina dan Arab juga mendukung nasionalisme Indonesia atas dasar multirasial. Pertumbuhan nasionalisme ju...

PNI

Setamat ELS pada usia 15 tahun Sukarno diterima di HBS (Hogere Burger School) di Surabaya atas bantuan Tjokroaminoto. Ia pun mondok sambil berguru pada Ketua Sarekat Islam itu. Di tempat itu mondok pula Agus Salim, Muso, Alimin, Kartosuwiryo dan Darsono. Bahkan Tan Malaka pernah mondok di rumah ini. Mereka pun sering bertukarpikiran  satu sama lain. Di kota ini pula pada usia 16 tahun ia menjadi anggota Tri Koro Darmo (Tiga Tujuan Suci) yang kelak bernama Jong Java dan pada tahun 1918 mulai menulis untuk surat kabar Oetoesan Hindia, milik SI. Dari berbagai muridnya Tjokroaminoto paling suka dengan Soekarno hingga ia menikahkan Soekarno dengan anaknya yakni Siti Oetari, istri pertama Soekarno. Pesannya kepada Para murid-muridnya ialah "Jika kalian ingin menjadi Pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator". Perkataan ini membius murid-muridnya hingga membuat Soekarno setiap malam berteriak belajar pidato hingga membuat kawannya, Muso, Alimin, Karto...

Seni Rupa Modern Insonesia

Pada tahun 1920-1930 muncul bentuk modern lukisan Bali. Pada tahun 1920-an pelukis Jerman Walter Spies dan seniman Belanda Rudolf Bonnet tinggal di Bali dan terjadilah proses saling mempengaruhi antara kesenian Bali dan kesenian Eropa. Seniman Miguel Covartubias dari Mexico juga berperan dalam pertukaran budaya yang saling menguntungkan (Ricklefs, 2003: 382-384). Para seniman asing berdatangan karena citra Bali yang luar biasa yang disebarkan di Barat oleh publikasi saat itu. Beberapa di antara mereka tinggal di Ubud, khususnya Walter Spies dan Rudolf Bonnet. Cokorda Gede Raska Sukawati dari Istana Sukawati memanfaatkan para seniman tersebut untuk keuntungan rakyatnya dan pengimbang Belanda. Ia menyambut mereka dan meminjamkan tanahnya agar mereka bisa menetap. Spies dan Bonnet memesan lukisan, memberi peralatan lukis dan membimbing para pelukis Bali dengan teknik-teknik baru. Spies dan Bonney juga bertindak sebagai pedagang seni, yang segera diikuti oleh Covarrubias, Gregory Ba...