PPPKI
Pemimpin Partai Sarekat Islam, Sukiman Wirjosandjojo memberi Sukarno dukungan yang sangat menentukan dalam perwujudan persatuan meski ditentang Agus Salim yang mencela nasionalisme sekuler dan tidak menyukai pengaruh generasi baru kaum terpelajar yang kebarat-baratan . Partai Sarekat Islam, Budi Utomo, Study Club Surabaya, organisasi kedaerahan dan Kristen bergabung bersama PNI dalam PPPKI (Permufakatan Perhimpunan-per himpunan Politik Kebangsaan Indonesia) yang diketuai oleh dr Sutomo. Gagasan nasionalisme seluruh Indonesia kini makin menguat. Para pemimpin terpelajar kelompok-kelomp ok suku bangsa dan kedaerahan menerima konsep itu antara lain sebagai alat untuk mempertahankan diri dari dominasi suku Jawa yang potensial, sedangkan kelompok-kelomp ok Kristen memandang konsep tersebut antara lain sebagai alat untuk mempertahankan diri dari dominasi Islam. Beberapa kalangan komunitas Cina dan Arab juga mendukung nasionalisme Indonesia atas dasar multirasial. Pertumbuhan nasionalisme juga memiliki akar-akarnya yang lebih positif, karena banyak pemimpin yakin akan adanya bangsa Indonesia dan bahwa bangsa ini mempunyai hak atas kehidupannya sendiri.
Bulan madu dalam PPKI tidak lama. PSI (PSII) keluar pada tahun 1930. Mereka tidak bisa menerima kenyataan bahwa para pemimpin nasionalis sekuler mengagumi Mesir, Persia, Irak dan Turki yang memisahkan agama dan negara demi tercapainya modernitas dan mengesampingkan kelompok-kelomp ok Islam. Meski begitu kaum muslim belum lebih saling mendekat. Ide ide Islam modernis PSII tidak dapat diterima oleh para pemimpin NU pedesaan yang tradisional (Ricklefs, 2003:380).
Komentar
Posting Komentar