Depresi Ekonomi
Setelah menceritakan kiprah para mahasiswa Indonesia di negeri Belanda kini saya mengajak pembaca kembali ke tanah air tahun 1930-an.
Pada tahun 1930-an dunia dilanda depresi ekonomi. Wall Stret jatuh pada bulan Oktober 1929 . Krisis ekonomi di Eropa dan Amerika Utara mempengaruhi Indonesia. Krisis ekonomi di kedua daratan ini berakibat dilakukannya kebijakan proteksi secara menyeluruh. Harga-harga komoditas ekspor menurun. Padahal lebih dari 50% produk minyak bumi dan pertanian Indonesia diekspor ke negara-negara industri Eropa dan Amerika Utara. Indonesia terjerumus ke dalam suatu krisis ekonomi yang tak pernah sepenuhnya teratasi sampai penaklukan Jepang.
Menurut Ricklefs, sejak tahun 1929 harga rata-rata ekspor Indonesia menurun drastis. Pada tahun 1935 nilai ekspor Indonesia tinggal 32% dibanding nilai ekspor tahun 1929. Volume ekspor juga turun karena menciutnya pasar dan diberlakukannya kebijakan proteksi.
Produk karet, gula, kopi dan tembakau menghadapi bencana. Harga karet hanya tinggal 16%. Harga gula turun tajam. Lahan garapan tebu lantas dikurangi dari 200.000 ha menjadi 90.000 ha. Para pekerja diberhentikan. Gaji yang dibayarkan berkurang hingga 90%.
Pada tahun 1930-an dunia dilanda depresi ekonomi. Wall Stret jatuh pada bulan Oktober 1929 . Krisis ekonomi di Eropa dan Amerika Utara mempengaruhi Indonesia. Krisis ekonomi di kedua daratan ini berakibat dilakukannya kebijakan proteksi secara menyeluruh. Harga-harga komoditas ekspor menurun. Padahal lebih dari 50% produk minyak bumi dan pertanian Indonesia diekspor ke negara-negara industri Eropa dan Amerika Utara. Indonesia terjerumus ke dalam suatu krisis ekonomi yang tak pernah sepenuhnya teratasi sampai penaklukan Jepang.
Menurut Ricklefs, sejak tahun 1929 harga rata-rata ekspor Indonesia menurun drastis. Pada tahun 1935 nilai ekspor Indonesia tinggal 32% dibanding nilai ekspor tahun 1929. Volume ekspor juga turun karena menciutnya pasar dan diberlakukannya
Produk karet, gula, kopi dan tembakau menghadapi bencana. Harga karet hanya tinggal 16%. Harga gula turun tajam. Lahan garapan tebu lantas dikurangi dari 200.000 ha menjadi 90.000 ha. Para pekerja diberhentikan. Gaji yang dibayarkan berkurang hingga 90%.
Pekerja kebun turun dari 336.000 pekerja di tahun 1930 menjadi 160.000 pekerja di tahun 1934. Orang Jawa yang bekerja di perkebunan di Sumatra Timur mulai kembali ke daerahnya.
Karena ekspor turun, impor pun dikurangi termasuk bahan makanan. Retribusi dan pajak berkurang. Batavia menghadapi krisis pendapatan. Rekrutmen pegawai negri dihentikan. Pegawai yang tidak penting dirumahkan. Tapi ada perkecualian, perusahaan-peru sahaan memberhentikan pegawai-pegawai Eropa, Indo dan Cina yang bergaji lebih tinggi dan menggantikan mereka dengan orang-orang Indonesia yang upahnya lebih kecil.
Secara umum kesejahteraan rakyat Indonesia menurun. Muhammadiyah dan beberapa partai politik mengadakan kegiatan umum di desa desa. Beberapa serikat kerja membantu pekerja-pekerja yang kekurangan uang, khususnya serikat kerja pegadaian (2003: 385).
Komentar
Posting Komentar