Apakah Depresi Itu

Dalam ilmu ekonomi, depresi adalah gejala menurunnya kegiatan ekonomi masyarakat pada tingkat sangat buruk yang ditandai dengan menurunnya produksi secara tajam, mengecilnya investasi, terus menurunnya harga, meningginya tingkat pengangguran, disertai naiknya tingkat kegagalan bisnis yang sangat mencolok (Widyahartono & Soewartoyo).
Dunia Barat pernah mengalami dua masa depresi yang panjang, yakni tahun 1873-1879 dan 1929-1933. Depresi tahun 1929-1933 yang dikenal dengan sebutan The Great Depression, ditandai dengan menurunnya harga saham secara tajam di Bursa New York pada bulan Oktober 1929 dan berlangsung sampai tahun 1933.
Tahun 1933 adalah tahun yang paling kritis, yaitu saat perekonomian AS secara keseluruhan memperlihatkan tanda-tanda kelumpuhan total. Pendapatan nasional turun 50% dibandingkan awal tahun 1929. Investasi menurun terus hingga negatif. Tingkat pengangguran tercatat 33,3%. Jumlah bank menurun drastis dari 25.000 menjadi 14.000.
Kepercayaan rakyat AS pada faham laissez faire (liberalisme), yaitu ekonomi tanpa campur tangan pemerintah, terguncang. Mereka terhetak untuk menekan pemerintah agar berperan aktif dalam mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi yang mereka hadapi.
Inggris mencari jalan keluar. Muncullah teori makroekonomi yang dikumandangkan oleh John Maynard Keynes yang mendesak peranan aktif pemerintah. Menurut Keyness, pemerintah dapat mengendalikan ekonomi melalui pengaturan pembelajaan untuk menjamin terciptanya kesempatan kerja.
Jerman di bawah Hitler merespon depresi dengan membangun infrastruktur. Dalam dua tahun membangun jalan raya, bandar udara, pelabuhan dan jembatan. Ternyata itu merupakan bagian untuk menghadapi Perang Dunia II.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Dari Seorang Teman

UNCI (United Nations Commission on Indonesia)

Museum Sebagai Jendela Kebudayaan