Sang Saka Merah Putih
Sebelum kemerdekaan, bendera merah putih sudah dikenal dan digunakan pada Kongres Pemuda II tahun 1928 dan dan diakui sebagai bendera persatuan. Merah putih diputuskan sebagai warna Indonesia Muda (fusi berbagai organisasi pemuda) pada kongresnya yang pertama tahun 1930.
Setelah Indonesia merdeka dikenal adanya bendera pusaka.
Bendera Pusaka dipakai untuk menyebut bendera yang dikibarkan pertama kali pada saat bangsa ini menyatakan kemerdekaannya, tanggal 17 Agustus 1945. Bendera yang berukuran 178x274 cm ini dijahit oleh Fatmawati, istri presiden pertama Indonesia, pada sekitar pertengahan Oktober 1944 di gedung Jl. Pegangsaan Timur 57. Bendera ini dijahit dalam waktu dua hari. Bendera Pusaka dikibarkan terakhir kali pada tanggal 17 Agustus 1968. Pada peringatan ulang tahun kemerdekaan RI selanjutnya, agar tidak rusak, bendera pusaka tidak dikibarkan, hanya disertakan saja. Yang dikibarkan hanya duplikatnya saja, yang dibuat dari sutera alam asli Indonesia. Bagian warna merah dan putih bendera ini tidak disambung dengan jahitan, melainkan merupakan kesatuan.
Warna merah melambangkan keberanian bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatannya terhadap segala bentuk ancaman dari pihak manapun. Warna putih melambangkan kebenaran dan kesucian. Secara keseluruhan, Sang Saka Merah Putih melambangkan semangat bangsa Indonesia untuk berjuang dengan gagah berani berdasarkan kebenaran atau kesucian tekad (Priyatmoko, 2004: 276).
Setelah Indonesia merdeka dikenal adanya bendera pusaka.
Bendera Pusaka dipakai untuk menyebut bendera yang dikibarkan pertama kali pada saat bangsa ini menyatakan kemerdekaannya,
Warna merah melambangkan keberanian bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatannya terhadap segala bentuk ancaman dari pihak manapun. Warna putih melambangkan kebenaran dan kesucian. Secara keseluruhan, Sang Saka Merah Putih melambangkan semangat bangsa Indonesia untuk berjuang dengan gagah berani berdasarkan kebenaran atau kesucian tekad (Priyatmoko, 2004: 276).
Komentar
Posting Komentar