Hirohito (1901-1989)
Kemarin sudah saya sampaikan kepada sahabat bahwa para perwira Jepang di bawah Laksamana Tojo, Menteri Peperangan, menyiapkan perang terhadap AS, jika embargo tidak dicabut paling lambat bulan Oktober 1941. Kaisar Jepang, Hirohito, menyetujui proposal rencana rahasia meluncurkan perang melawan AS, yang akan memuluskan ambisi mereka menguasai seluruh Asia. Siapakah Hirohito ?
Hirohito , yang bernama lengkap Michi-no-miya Hirohito, adalah kaisar ke-124 Jepang sejak 25 Desember 1926 hingga 7 Januari 1989. Dengan demikian ia menjadi kaisar Jepang dengan masa pemerintahan terlama. Masyarakat Jepang percaya bahwa Hirohito manusia setengah dewa, karena ia adalah keturunan langsung Dewa Matahari, Ameterasu Omikami. Masa pemerintahannya disebut Showa, yang berarti "kecemerlangan perdamaian."
Hirohito lahir di Istana Aoyama. Pada usia 70 hari ia sudah dipisahkan dari orang tuanya, Kaisar Taisho dan Maharani Sadako, untuk dibesarkan dan dididik secara ketat oleh bangsawan Sumiyoshi Kawamura. Ibunya mengunjunginya hanya sekali seminggu, sedangkan ayahnya hampir tidak pernah. Hirohito menjalani pendidikan di sekolah khusus para bangsawan, dan menjalani latihan fisik di Bushido. Sebagai calon tertinggi bala tentara Jepang (Daigensui), ia dilatih oleh Jendral Nogi Meresuke yang cemerlang dalam Perang Jepang-Rusia tahun 1905.
Sejak masih muda Hirohito sudah tertarik pada biologi laut, bidang yang ditekuninya hingga akhir hayat. Ia menulis beberapa buku ilmiah dalam bidang itu. Hirohito sangat menghargai kehidupan hewan terutama ikan dan burung. Ia bahkan pernah mengeluarkan larangan menghidangkan ikan dalam pesta-pesta. Ia juga berpantang makan ikan belut kesukaannya.
Sebagai kaisar, Hirohito dikenal bersahaja dan sabar dan selalu berusaha mendekatkan keluarga kekaisaran dengan rakyat. Pada tahun 1971 Hirohito melangkahi tradisi kekaisaran dengan berkunjung ke beberapa negara Eropa; dengan demikian ia menjadi kaisar Jepang pertama yang mengadakan kunjungan ke luar negeri.
Peranan Hirohito dalam PD II (1939-1945) mengundang pujian dan cercaan. Ia dipuji karena memihak para jendralnya yang ingin menarik Jepang dari kancah peperangan. Ia dicerca karena ketidakmampuannya mengendalikan ambisi para tentaranya yang bertindak keji.
Setelah bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, Hirohito, tanpa mempedulikan para jendralnya, mengumumkan penyerahan kepada Sekutu. Oleh Sekutu ia dianggap penjahat perang. Jendral McArthur yang terkesan oleh kepribadiannya membatalkan hukuman yang akan ditimpakan kepada Hirohito sebagai penjahat perang.
Ketika Kaisar Hirohito meninggal, berjuta-juta penduduk Jepang memberi penghormatan padanya dan sendi kehidupan Jepang terhenti. Hal itu menunjukkan karisma Hirohito sebagai kaisar yang diagungkan (Priyatmoko, 2004: 445-446).
Komentar
Posting Komentar