Parindra
Setelah tahun 1934 gerakan antikolonialism e radikal yang didasarkan pada asas nonkooperasi benar-benar padam. Tetapi metode-metode yang bersifat kooperasi belum sepenuhnya tertutup. Pada bulan Desember 1935 partai-partai yang moderat berfusi.
Partai Indonesia Raya (Parindra) yang didirikan pada akhir tahun 1935 ini merupakan hasil fusi dari Budi Utomo, PBI (Pesatuan Bangsa Indonesia), dan beberapa organisasi kecil lainnya, seperti Kaum Betawi, Tirtajasa, Sarekat Sumatra, Kaum Minahasa dan lain lain. Parindra semula menganut asas perjuangan kooperasi dan mengirim wakil-wakilnya dalam Dewan Volksraad.
Di bawah kepemimpinan Dr Raden Soetomo, Mohammad Hoesni Thamrin, Mr Soesanto Tirtoprojo, Soekardjo Wirjopranoto dan Woerjaningrat, Parindra menjadi partai yang berpangaruh di dalam Volksraad. Kegiatan sosial organisasi ini antara lain menumbuhkan perkumpulan kerjasama antara petani, mendirikan bank yang memberikan pinjaman dengan bunga ringan kepada petani.
Pada tahun 1937 Parindra memiliki 4.600 orang anggota, menjadi 11.250 pada tahun 1939 dan 19.500 pada tahun 1941.
Selama pendudukan Jepang dan agresi militer Belanda, Parindra lebih banyak berdiam diri. Meskipun awalnya mereka menjadikan Jepang sebagai model.
(1. Purwoko, 2003: 200; 2. Ricklefs, 2005: 394).
Komentar
Posting Komentar