Vaderlandse Club

Sebelum berlanjut pada perjalanan sejarah Indonesia dan tokoh-tokohnya yang luar biasa, saya ingin mengajak pembaca untuk mengetahui reaksi sebagian orang Belanda atas munculnya partai partai nasional.
Pada tahun 1929, orang-orang reaksioner Belanda membentuk organisasi yang dinamakan Vaderlandse Club (VC). Organisasi politik ini berhaluan ekstrim kanan atau konservatif. Pendirinya adalah Zentgraaf, yang menganjurkan pemerintah Hindia Belanda agar memperkuat kehidupan nasional Belanda untuk menghadapi tuntutan-tuntutan "gila" dari gerakan nasionalisme Indonesia. Anggotanya terdiri atas golongan Eropa/Belanda yang membela kepentingan kaum pengusaha . Para pengusaha yang umumnya terdiri atas orang-orang Eropa/Belanda memang merasa khawatir dengan meningkatnya gerakan nasional yang ingin memisahkan diri dari negeri Belanda. Menurut mereka, jika ini terjadi, perusahaan perdagangan mereka akan hancur.
VC menolak tegas pergerakan nasional yang ingin menggulingkan pemerintah Hindia Belanda. Menurut VC, di Hindia Belanda tidak ada kesatuan sejarah, budaya dan bahasa, oleh sebab itu tidak ada dasar untuk berdiri sendiri selaku kesatuan. Kepentingan umum yang perlu dibela adalah kepentingan negeri Belanda. Hindia Belanda dan negeri Belanda merupakan Nederland Raya (Groot Nederland). Dari prinsip-prinsip tersebut terlihat bahwa VC sangat konservatif dan kepentingan anggotanya yang terdiri atas pengusaha hanya dapat didukung apabila status quo dapat dipertahankan.
VC mendesak pemerintah Hindia Belanda segera mengambil tindakan tegas terhadap PNI dan itu diikuti oleh pemerintah Hindia Belanda dengan menangkap tokoh-tokohnya termasuk Sukarno. VC juga menentang setiap usul dari kelompok nasionalis Indonesia yang memperjuangkan cita-citanya di forum Volksraad (Dewan Rakyat).
(Purwoko, 2004:116-156).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Dari Seorang Teman

UNCI (United Nations Commission on Indonesia)

Museum Sebagai Jendela Kebudayaan