Poedjangga Baroe.
Poedjangga Baroe (PB) adalah majalah bulanan kebudayaan umum dan kesusastraan yang terbit pertama kali bulan Juli 1933. Pimpinan majalah ini adalah Armijn Pame dan Sutan Takdir Alisjahbana dengan pembantu tetap Sanusi Pane, Dr Mandank, Amir Hamzah dan Ipih A. Hadi. Semboyan majalah inu semula "majalah kesustraan dan bahasa" lalu pada tahun 1935 menjadi "pembawa semangat baru dalam kesusastraan, seni, kebudayaan dan soal masyarakat umum" dan akhirnya pada tahun 1936 menjadi "pembimbing semangat baru yang dinamis untuk membentuk kebudayaan baru, kebudayaan dan persatuan."
Setelah terbit bulanan PB, kaum muda beramai-ramai menulis dalam wadah baru yang menampung suara-suara baru dalam kesusastraan. Mereka menulis puisi baru berbentuk soneta, kwartrin, prosa berirama, atau tonil (drama), cerita pendek, kritik sastra, roman baru, esai dan sebagainya.
Setelah terbit bulanan PB, kaum muda beramai-ramai menulis dalam wadah baru yang menampung suara-suara baru dalam kesusastraan. Mereka menulis puisi baru berbentuk soneta, kwartrin, prosa berirama, atau tonil (drama), cerita pendek, kritik sastra, roman baru, esai dan sebagainya.
Majalah ini mendapat reaksi keras dari para penulis tua yang tradisional.
Hasil menyolok majalah ini adalah berkembangnya bentuk esai yang membahas berbagai masalah. Armijn Pane berpolemik dengan Ali Budiarjo soal musik nasional. Ki Hadjar Dewantara berpolemik dengan Purbatjaraka soal seni suara daerah. J.E. Tatengkeng berpolemik dengan Sjahrir soal kritik sastra. Dr M. Amir menulis soal kehidupan intelektual. Amir Sjarifuddin menulis soal politik. L.K. Bohang, H.B.Jassin dan Armijn Pane menulis soal kesusasteraan baru.
PB tidak hanya memuat karya sastra asli tetapi juga membahas dan menejermahkan sastra atau kesenian asing, seperti karya Gorki, Tagore, Moliere, Beethoven, Michelangelo, Willem Kloos, Sastra Cina Klasik dan lain lain.
Sepanjang sejarahnya, pelanggan PB tidak lebih dari 150 orang (Sumardjo, 2004: 283).
Komentar
Posting Komentar